Mohon tunggu...
Gariza A Robbani
Gariza A Robbani Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Jadilah mata air yang jernih yang memberikan kehidupan kepada sekitarmu

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Bahaya 'Si Boros' dan Penyangkalnya

25 Juli 2021   17:13 Diperbarui: 25 Juli 2021   17:21 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalaulah kita sudah paham bagaimana asal muasal "si Boros" itu menyerang kita, marilah beralih menuju bahaya dan akibat dari serangannya.

Bahaya & Akibat 'Si Boros'

Pada umumnya, sikap boros dan berlebihan memunculkan ketamakan. Menurut Ustadz Said Nursi, ketamakan itu memiliki tiga anak:

  • Tidak Pernah Merasa Cukup

Kondisi ini menyebabkan seseorang malas berusaha, membuatnya selalu mengeluh, serta terjatuh ke jurang kemalasan. Akibatnya, ia lebih mengutamakan uang haram yang bisa didapat tanpa usaha dan lelah. Sikap konsumtif semakin tinggi tetapi sedikit yang mau produksi. Demi hal itu pula dia menggadaikan kehormatannya. Sering kita lihat, banyak orang yang lebih mengutamakan nikmat yang instan dan besar dibanding mesti memulai start dari titik terbawah.

  • Malang dan Merugi

Orang yang tamak tidak akan pernah mencapai tujuannya dan ia akan merasa selalu sulit. Ketidakmampuan binatang cerdik seperti rubah yang kurus dalam memperoleh makanan akan berbanding terbalik dengan gemuknya ikan yang makanannya datang sendiri, dan dia merasa cukup dengannya. Qana'ah yang dimiliki ikan tersebut membuak rezekinya datang sendiri kepadanya secara sempurna. Di sisi lain, kita selalu melihat rubah yang tidak pernah puas mencari mangsa sehingga dapat dibodohi oleh kancil. Semua itu menegaskan bahwa ketamakan hanya mendatangkan kepenatan dan kesulitan.

  • Ketamakan menodai keikhlasan dan merusak amal ukhrawi

Kalaulah seorang mukmin yang bertakwa memiliki sebiji dzarrah ketamakan dalam dirinya, biji itu akan tumbuh menjadi riya'. Orang yang senantiasa mengharap apresiasi, dia tidak akan mencapai hakikat keikhlasan. Hatinya yang tidak tenteram akan selamanya diperbudak oleh manusia. Pondasi dari tembok amal ukhrawi akan dirongrong oleh sifat riya sampai runtuh.

Penyangkal 'Si Boros'

Kita telah memahami bahwa sikap boros dan berlebihan itu tidak memberikan nikmat terutama nikmat maknawi. Bahkan sikap boros ini dapat menjerumuskan kita ke dalam 'nafsu ammarah' yang dapat menghancurkan kebahagiaan abadi. Maka Allah SWT sang Dokter dari segala penyakit telah memberikan kita penyangkal dari penyakit 'Si Boros' ini melalui kekasih-Nya, Rasulullah SAW

"Qana'ah merupakan kekayaan yang tak pernah musnah"

Qana'ah merupakan sumber ketenangan, keberkahan, dan kecukupan. Qana'ah menjadikan seorang hamba lebih bersyukur karena ia layaknya orang miskin. Dengan rahmat-Nya, Allah izinkan orang miskin dapat merasakan kelezatan nikmat-Nya seperti orang kaya. Orang miskin merasakan kelezatan ketika memakan roti keras dan bersyukur karenanya. Tetapi orang kaya senantiasa tidak tenteram meskipun ia memakan steak setiap hari ketika ia lebih mngkhawatirkan hartanya dibanding orang disekitarnya.

Ketika sikap boros menjadikan seseorang malas berusaha, sikap Qana'ah menjadikan seseorang memiliki etos kerja yang tinggi.Sebab, ketika dia bekerja dan sore harinya mendapat upah, maka dengan penuh keyakinan ia akan bekerja kembali esok harinya berkat prinsip qanaa'ah yang ia miliki.

Lihatlah, betapa qana'ah-nya burung. Dia pergi mencari makan di pagi hari sembari bertasbih kepada Sang Pencipta. Karena dia tidak pernah mengeluh atas pemberian-Nya, maka Sang Pencipta mengganjarnya makanan yang cukup untuk satu keluarganya. Dan esok harinya pun demikian. Sehingga tak perlu dia untuk boros,rakus, apalagi sampai mengambil hak binatang lain karena dia yakin Allah akan senantiasa mencukupinya.

Dirujuk dari Cahaya Kesembilan Belas Al Lama'aat karya Badii'uzzamaan Said Nursi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun