Selama hakikat kita yang lemah dieksploitasi oleh kesuraman masa depan, saat kita dijatuhkan sejatuh-jatuhnya, tiada jalan yang sesuai kecuali bersimpuh menanggalkan semua ego, lalu menengadahkan tangan selebar-lebarnya pada-Nya dengan bermunajat
      Kita meminta uluran cahaya rahmat dalam menghadapi gelapnya masa depan dengan ungkapan:
Laa ilaaha illaa Anta.
      Kita meminta kasih sayang-Nya saat musibah menghantam kita terus menerus layaknya ombak di lautan dengan ungkapan
Subhaanaka
      Kita bersimpuh meminta perlindungan-Nya agar nafsu kita tidak menguasai jiwa yang suci dengan ungkapan
Innii kuntu minazhzhaalimiin.
      Kita berharap pertolongan-Nya turun setelah datangnya tamparan kasih sayang yang mengingatkan akan kelemahan kita mengarungi berbagai cobaan di masa depan. Karena itu, marilah kita memandang pemandangan ini dengan cahaya al Quran. Kita akan dapati pemandangan indah yang selalu diperbaharui. Dengan cahaya itu, bahtera kehidupan kita semakin kokoh, terlebih kita sudah bisa mengalahkan nafsu ammarah pada diri kita. Maka, kita telah mendapatkan kemenangan abadi.
      Sudahi galaumu dan gabutmu, mari kita bangkit bersama-sama!
Dirujuk dari Cahaya Pertama al-Lama'aat karya Badii'uzzamaan Said Nursi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI