Mohon tunggu...
Garin Sadewa
Garin Sadewa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Harus Jadi Yang Lebih Baik

anak laki laki sendiri dari 3 bersaudara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengembangan dan Pemberdayaan Tanaman Obat Keluarga dan Pekarangan Pangan Lestari di Desa Bendosari, Pujon, Malang

28 Januari 2022   15:34 Diperbarui: 28 Januari 2022   15:54 872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dusun Cukal merupakan salah satu dusun di Desa Ekowisata Bendosari, Kec. Pujon, Kab. Malang. Dusun ini memiliki berbagai potensi alam yang masih perawan dan sangat menawan. 

Jika dilihat berdasarkan letak geografis daerah ini mempunyai potensi dibidang pertanian yang sangat luas, serta mayoritas mata pencaharian masyarakatnya adalah bertani. 

Hal ini juga didukung dengan adanya kesuburan tanah di daerah Dusun Cukal, dengan adanya kesuburan tanah tersebut maka sangat cocok untuk dijadikan sebagai wahana bertani dan bercocok tanam.

Karena daerah ini memiliki kesuburan tanah yang sangat bagus untuk bercocok tanam membuat daerah ini memiliki beberapa program desa seperti Asman Toga dan Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Namun sayangnya program desa ini masih belum berjalan sepenuhnya karena kurangnya parsipatif masyarakat.

Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok masyarakat yang secara bersama-sama mengusahakan lahan pekarangan atau lahan kosong yang tidak produktif untuk dimanfaatkan sebagai tempat  bertanam sehingga program ini dapat secara berkelanjutan menyediakan sumber pangan bagi masyarakat sekaligus menjadikan ketersediaan, aksesibilitas, dan pemanfaatan, serta pendapatan anggota kelompok masyarakat.

Salah satu program yang mendukung Ketahanan Pangan sebagai sumber pangan keluarga adalah program Pengembangan Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan dengan kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L). 

Kegiatan ini dilakukan melalui pemanfaatan lahan pekarangan, lahan tidur dan lahan kosong yang tidak produktif, sebagai penghasil pangan dalam memenuhi pangan dan gizi rumah tangga, serta berorientasi pasar untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga.

Upaya penganekaragaman pangan sebagaimana disebutkan dalam pasal 26 pada Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi, salah satunya dapat melalui optimalisasi pemanfaatan lahan. 

Badan Ketahanan Pangan (BKP) melalui Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2019 telah melaksanakan Kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Dalam upaya memperluas penerima manfaaat dan pemanfaatan lahan, pada tahun 2020 kegiatan KRPL berubah menjadi Pekarangan Pangan Lestari atau di singkat P2L.

Pekarangan Pangan Lestari (P2L) adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok masyarakat yang secara bersama-sama mengusahakan  lahan pekarangan sebagai sumber pangan secara berkelanjutan untuk meningkatan ketersediaan, aksesibilitas dan pemanfaatan, serta pendapatan. 

Kegiatan P2L dilaksanakan  dalam rangka mendukung program pemerintah untuk penanganan rawan pangan prioritas intervensi stunting dan/atau penanganan prioritas daerah rentan rawan pangan dan pemantapan daerah tahan pangan.

Adapun tujuan kegiatan P2L adalah untuk meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas dan pemanfaatan pangan untuk rumah tangga sesuai dengan kebutuhan pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman, serta meningkatkan pendapatan rumah tangga melalui penyediaan pangan yang berorientasi pasar.

Memang green house untuk Asman Toga dan pekarangan untuk P2L sudah disediakan. Tapi untuk pengembangan programnya masih belum terealisasikan sama sekali. Terlihat ketika awal observasi green house Asman Toga dari 9 petak yang ada hanya 2 petak yang terisi sedangkan lainnya masih belum terisi tanaman sama sekali.

Kemudian untuk Pekarangan Pangan Lestari (P2L) memang di pekarangannya sudah terisi tanaman seperti sawi daging, terong dan daun bawang. Namun untuk green house yang ada di dalam P2L masih tidak ada tanamannya sama sekali padahal rak tanaman dan tong air untuk menyuport penyiaraman sudah tersediakan namun untuk pengembangan dan perawatan tanaman nya masih sangat kurang sekali.

Alasannya karena warga setempat sibuk bertani dan memeras susu sapi untuk disetorkan ke koperasi susu sae. Sehingga membuat program ini tidak berlanjut dan berkembang seperti yang dikatakan Bu Lurah. Bu Lurah dari awal kami datang mengharapkan kami bisa mengolah dan mengembangkan program Asman Toga dan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) yang saat ini tidak bisa berjalan.

"Kami ada program Asman Toga (Asuhan Tanaman Obat Keluarga) dan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) yang sedang stuck tidak terawatt dan berkembang. Maka dari itu kami berharap mas dan mbak dapat mengolah dan mengembangkan program ini. Saya serahkan sepenuhnya pengembangan program ini ke kalian semua, tidak ada jika mau di otak atik da dirubahlebih baik kami sangat beryukur."

Oleh karena itu, kelompok KKM-DR kami berencana mengembangkan program ini melakukan perubahan agar program ini berjalan dan berkembang dengan baik. Karena menurut saya besar sekali manfaat yang dapat diberikan kepada masyarakat jika program ini berkembang. 

Seperti pengembangan dan pembudidayaan program ini memiliki manfaat bagi masyarakat yang dapat dijadikan sebagai bahan obat untuk menjaga imunitas tubuh mereka dari ancaman virus covid-19 dan dari virus yang lainnya. Disamping itu selain sebagi obat bisa dijadikan bumbu dapur.

Sedangkan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) juga memiiliki banyak manfaat juga seperti untuk meningkatkan ketahanan pangan masyarakat apalagi di tengah pandemi yang dimana ekonomi juga merosot sehingga kebutuhan makanan bergizi terkadang sulit terpenuhi dan disisi lain juga masih hal-hal yang perlu diperbaharui dan dikembangkan.

Dalam rangka mengembangkan kedua program ini pertama-tama kami memulainya dengan menanami tanaman-tanaman obat keluarga untuk memenuhi 7 petak yang masih kosong. Untuk memenuhi 7 petak itu kami menanaminya dengan sekitar 300 bibit tanaman obat keluarga diantaranya seperti tanaman lempuyang, jahe, pecut kuda, lidah buaya, sirih merah, ekor kuda, sambang getih, shiso, sambaing darah, kumis kucing dan purwaceng. Sedangkan untuk yang di petak bawah kami menanami tanaman lengkuas, jahe, temulawak, pandan, kelor, serai merah, dan kunyit.

dokpri
dokpri

Sedangkan untuk mengembangkan program P2L kami memulainya dengan mencabuti rumput liar di sekitar tanaman terlebih dahulu agar lebih rapi dan bersih. 

Selanjutnya kami mulai menanami green house yang kosong dengan berbagai macam tanaman sayur-sayuran, mulai dari terong, cabai, andewi, seledri, brokoli, dan tomat. 

Sekitar 550 bibit tanaman kami tanam dalam polybag di green house P2L untuk memenuhi rak-rak yang masih belum terisi sama sekali. Kemudian kami juga melakukan beberapa inovasi untuk menyiram tanaman yang sulit terjangkau tempatnya dengan membuat botol aqua yang dilubangi untuk lebih mudah menjangkau daripada harus disiram dengan gayung. 

Kami juga membeli gembor untuk menyirami tanaman yang ada di luar green house, karena memang pekarangan di luar green house tidak ada akses air untuk menyiram sehingga perlu adanya gembor daripada harus bolak balek mengambil air dengan gayung dari tong air. Karena banyaknya bibit yang kami tanam, kami baru bisa menyelesaikan menanam sekitar semingguan lebih. 

Kami berharap dari semua yang kami usahakan untuk mengembangkan kedua program ini bisa bermanfaat untuk masyarakat sekitar. Seperti pengembangan program Asman Toga saya berharap bisa menjadi obat alternative untuk meningkatkan imunitas tubuh dari segala virusdan bisa dijadikan sebagai bahan dapur. 

Sedangkan untuk pengembangan program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) yang telah kami jalankan kami berharap bisa bermanfaat dalam meningkatkan ketahanan pangan masyarakat apalagi di tengah pandemi yang dimana ekonomi juga merosot sehingga kebutuhan makanan bergizi terkadang sulit terpenuhi. 

Kami juga berharap jika setelah kami pergi dari desa ini para warga sekitar bisa terus melanjutkan program yang telah kami lakukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun