Sedangkan untuk mengembangkan program P2L kami memulainya dengan mencabuti rumput liar di sekitar tanaman terlebih dahulu agar lebih rapi dan bersih.Â
Selanjutnya kami mulai menanami green house yang kosong dengan berbagai macam tanaman sayur-sayuran, mulai dari terong, cabai, andewi, seledri, brokoli, dan tomat.Â
Sekitar 550 bibit tanaman kami tanam dalam polybag di green house P2L untuk memenuhi rak-rak yang masih belum terisi sama sekali. Kemudian kami juga melakukan beberapa inovasi untuk menyiram tanaman yang sulit terjangkau tempatnya dengan membuat botol aqua yang dilubangi untuk lebih mudah menjangkau daripada harus disiram dengan gayung.Â
Kami juga membeli gembor untuk menyirami tanaman yang ada di luar green house, karena memang pekarangan di luar green house tidak ada akses air untuk menyiram sehingga perlu adanya gembor daripada harus bolak balek mengambil air dengan gayung dari tong air. Karena banyaknya bibit yang kami tanam, kami baru bisa menyelesaikan menanam sekitar semingguan lebih.Â
Kami berharap dari semua yang kami usahakan untuk mengembangkan kedua program ini bisa bermanfaat untuk masyarakat sekitar. Seperti pengembangan program Asman Toga saya berharap bisa menjadi obat alternative untuk meningkatkan imunitas tubuh dari segala virusdan bisa dijadikan sebagai bahan dapur.Â
Sedangkan untuk pengembangan program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) yang telah kami jalankan kami berharap bisa bermanfaat dalam meningkatkan ketahanan pangan masyarakat apalagi di tengah pandemi yang dimana ekonomi juga merosot sehingga kebutuhan makanan bergizi terkadang sulit terpenuhi.Â
Kami juga berharap jika setelah kami pergi dari desa ini para warga sekitar bisa terus melanjutkan program yang telah kami lakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H