Saya tidak pernah membayangkan apa jadinya Persib tanpa Bobotoh. Jika anda melihat lini masa sosial media jelang final, banyak Bobotoh yang rela menjual barang pribadinya demi bisa pergi ke Palembang, Akun fan base Persib pun tak ubahnya lapak jual beli. Bagi mereka tak ada yang lebih penting dari Persib. Bagi mereka Persib adalah jiwa raga. Harta, waktu, dan (sayangnya) nyawa siap mereka korbankan asal bisa mendukung Persib.
Wafatnya paglima suporter Ayi Beutik tidaklah memadamkan semangat dari Bobotoh, namun justur jadi penyulut semangat mereka dalam mendukung kesebelasan tercintanya. Tujuan mereka sederhana : dengan mendukung maka pemain akan termotivasi, dan Persib akan meraih kemenangan hingga menjadi juara, sekaligus mewujudkan cita-cita Mang Ayi.
Meski akhirnya Mang Ayi tidak bisa melihat langsung klub pujaannya juara. Namun pasti di sana, disebuah tempat disisi-Nya, Mang Ayi sedang tersenyum sebab tim yang telah jadi darah dagingnya, berhasil menjadi jawara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H