Mohon tunggu...
Garin Prilaksmana
Garin Prilaksmana Mohon Tunggu... -

Penggemar sepak bola yang masih ingin banyak belajar karena ilmunya masih cetek

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Faktor Juara Persib

10 November 2014   20:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:09 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Skuad yang Dalam

Jika sebuah tim berhasil menyumbang hungga 8 pemain ke tim nasional, tentu sumber daya tim tersebut tak main-main. Imbas dari transfer jitu adalah kedalaman skuad yang bagus. Hampir semua pos memiliki pelapis yang sepadan. I Made Wirawan misalnya, eks penjaga gawang Persiba ini memiliki deputi sekaliber Sahar Ginanjar, kiper muda yang sempat masuk skuat timnas U-23 di Asean Games.

Lini lain pun demikian. Abdulrahman adalah pengganti ideal jika duet salah satu dari duet utama Vujovic-Jufriyanto absen. Jajang Sukmara pun tak kalah kualitas di posisi fullback. Untuk gelandang, Hariono dan Taufiq tak perlu gusar sebab ada M. Agung Pribadi yang penampilannya semakin matang. Penampilannya saat melawat ke kandang Persebaya, bisa dibilang memuaskan.

Posisi winger dan striker bahkan lebih ketat persaingannya. Atep dan Tantan bersaing untuk posisi winger. Nama terakhir bahkan lebih fleksibel sebab bisa juga mengisi sektor kanan yang kerap diisi M.Ridwan. Konate dan Firman adalah playmaker utama tim. Sedangkan Coulibaly dan Rudiana menjadi opsi ketika Ferdinand Sinaga absen.

3. Coach Djanur

Bergemilangnya pemain bintang, akan mubazir jika tidak dikelola oleh pelatih jempolan. Bersyukur Persib memiki Djajang Nurjaman, pelatih asli Jawa Barat yang bisa dibilang berhasil membuktikan kelasnya musim ini.

Pelatih berusia 50 tahuun ini sempat memang sempat belum meneumukan racikan ppas pada awal musim. Kala Coulibaly dalam performa puncak pola 4-2-3-1 dikedeapankan, namun formasi tersebut berubah menjadi 4-4-2 saat penyerang asal Mali tersebut mulai mandul. Konate yang sebelumnya bermain sebagai pivot ganda, digeser menjadi sayap kiri, sedangkan poros ini tengah diisi oleh duet Taufiq dan Hariono. Duet striker diserahkan kepada Ferdinand Sinaga dan Tantan, sebagai tipikal pemain yang cepat, keduanya diharapkan bisa lebih cair.

Dari sana lah akhirnya 4-2-3-1 dimantapkan kembali, dengan berbagai modiifikasi. Jika sebelumnya poros ganda diisi oleh Konate dan Hariono, kali ini diisi Firman dengan Taufiq atau Hariono, tergantung lawan yang dihadapi. Konate digeser kedean untuk 'posisi nomor 10' sedagkan Tantan dan M. Ridwan disisi kiri. Ferdinand pun diplot sebagai striker tunggal.

Pola ini terbukti manjur. Meski Djanur bisa diibilang pelatih yang bergaya cukup stylish namun dirinya tidak terpatok pada satu taktik, semua tergantug lawan yang dihadapi. Adakalanya Persib memainkan bola pendek dengan memanfaatkan penguasaan bola, serta pertahanan yang tinggi. Terkadang pemain diinstruksikan bermain direct dengan memanfaatkan kecepatan lini serang mereka serta umpan panjang akurat dari Firman Utina. Ferdinand pun meski bertindak sebagi ujung tembok, ditugaskan tak hanya menunggu bola namun juga menjemput dan membuka bagi rekan-rekannya yang lain. Inilah yang membuat serangan kiat Persib jadi berbahaya.

Djanur berhasil memanfaatkan potensi setiap pemain dengan taktik tersebut, Taktik ini lah membuat Konate tampil memukau, Ferdinand jadi pemain terbaik ISL, Supardi menjelma jadi fullback terbaik di Indonesia, dan menjadikan Firman tetap vital perannya meski telah uzur.

4. Bobotoh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun