Bola yang tak jarang dikirim ke depan dari peran para gelandang tengah, biasanya akan lebih dulu mampir ke kaki gelandang terbaik nan kreatif mereka, Deco de Souza. Ketika bola sudah berada di kaki Deco, maka serangan FC Porto akan lebih kaya. Dia bisa menggiring bola sendirian atau melepas tembakan dari luar kotak penalti lawan bila memang dibutuhkan.
Lalu ketika situasi mengharuskannya untuk memberi umpan, maka dua penyerang yang biasanya dihuni secara bergantian oleh Derlei, Carlos Alberto, atau Benni McCarthy, tak akan ragu untuk segera menjebol gawang lawan.
Melihat fakta bahwa FC Porto jadi kejutan terakhir di kompetisi Liga Champions Eropa sampai saat ini, membuat nama Jose Mourinho memang layak disebut sebagai "the special one". Pelatih yang kini tangani AS Roma itu tak hanya pandai dalam meramu taktik, namun juga menemukan bakat terbaik.
Ketika sudah berhasil mendapatkan pemain yang diinginkan, maka dirinya akan jadi sosok yang paling disorot ketika pemain tersebut alami perkembangan pesat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H