Mohon tunggu...
Garin Nanda
Garin Nanda Mohon Tunggu... Freelancer - @garinnanda_

Mengemas sebuah cerita jadi lebih bermakna.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Jejak Kejeniusan Silvio Berlusconi di Era Kejayaan AC Milan

10 April 2023   09:28 Diperbarui: 11 April 2023   12:25 952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Silvio Berlusconi dengan prestasi besarnya di AC Milan

Silvio Berlusconi saat ini tengah berusaha mebangun kekuatan baru di persepakbolaan Italia. Dibantu oleh rekan duetnya, Adriano Galliani, Berlusconi yang memimpin klub AC Monza tengah melakukan pergerakan yang cukup menarik perhatian di bursa transfer musim panas ini. Monza yang telah dipastikan tampil di kompetisi Serie A musim depan, berhasil mendapatkan sejumlah nama populer, seperti Andrea Ranocchia dan Stefano Sensi yang sama-sama diboyong dari Inter Milan.

Pergerakan Silvio Berlusconi dalam memimpin sebuah klub sepakbola memang bukan perkara baru. Maka, dia tampak luwes ketika sukses mengantar Monza, dari kompetisi kelas bawah menuju panggung tertinggi di Italia.

Sebelum kembali menarik atensi bersama Monza, kita semua tahu bila Silvio Berlusconi pernah begitu berjaya bersama klub AC Milan. Raksasa Italia yang telah berhasil menggamit tujuh gelar Liga Champions Eropa itu, menempatkan nama Berlusconi sebagai penyumbang lima gelar diantaranya.

Pebisnis Handal Sejak Usia Muda

Silvio Berlusconi memang bukan sosok sembarangan. Dibesarkan oleh ayah yang merupakan pegawai bank dan seorang ibu rumah tangga, Berlusconi punya jalan suksesnya sendiri. Sejak kecil, dia sudah terbiasa melakoni bisnis, seperti pada tingkat sekolah dasar, pria yang kini berusia 85 tahun itu terbiasa mengerjakan tugas teman sekelasnya dengan diberi imbalan berupa sarapan gratis. Beranjak dewasa, dia mulai menjual mesin penyedot debu dan sesekali membangun reputasi sebagai seorang penyanyi di klub malam hingga kapal pesiar.

Naluri bisnis Silvio Berlusconi kian berkembang usai dia menolak untuk bekerja di tempat ayahnya mencari nafkah, dengan lebih memilih untuk menjadi pengusaha di bidang konstruksi. Ketika itu dia membangun Edilnord, sebuah perusahaan konstruksi yang berbasis Milan, dimana kemudian itu menjadi pondasi dari dinasti bisnisnya.

Bisnis Silvio Berlusconi yang menggurita pada akhirnya sampai ke ranah media. Dia mulai membangun stasiun tv lokal di Milan, hingga meluncurkan tv kabel miliknya sendiri yang dinamai Telemilano.

Mengakuisisi sejumlah jaringan tv berskala nasional, Berlusconi kemudian mendirikan Mediaset yang menyediakan berbagai hiburan. Dari media, pria jenius itu terus melebarkan sayap untuk mempromosikan bisnis barunya, yakni sepakbola.

Menciptakan Tren Baru dalam Sepakbola

Tepat pada 8 Juli 1986, Silvio Berlusconi menghiasi langit Milan dengan sebuah helikopter miliknya. Pesawat udara dengan baling-baling besar di atasnya itu mendarat tepat di tengah lapangan. Dari sana turun sejumlah pemain Milan yang dipimpin sang kapten Franco Baresi, dan diikuti oleh staf, pelatih, serta Silvio Berlusconi itu sendiri yang keluar paling belakang.

Sebelum mengakuisisi Milan, Berlusconi tak hanya jago mengatur bisnis. Dia juga merupakan seorang politikus yang pernah menduduki jabatan perdana menteri, yang konon memiliki masa kerja terpanjang di Italia usai Perang Dunia.

Oleh kebanyakan pengamat, Berlusconi dipandang sebagai sosok pintar. Semua masalah memang tidak selalu bisa dipecahkan olehnya. Akan tetapi, Berlusconi mahir dalam mengubah situasi yang merugikan menjadi menguntungkan. Maka dari itu, bukan sebuah kebetulan ketika Berlusconi berhasil membawa Milan menuju era kejayaan, meski saat dirinya datang, klub berada dalam kondisi yang memprihatinkan.

Seperti diketahui, sebelum Berlusconi datang, Milan yang dipimpin oleh sosok Giuseppe Farina tercatat dua kali turun kasta dan tak pernah menguasai liga selama tujuh tahun lamanya.

Kehadiran Berlusconi di klub sekelas Milan tampak seperti oase yang muncul di tengah gurun pasir. Berlusconi berhasil membangun sebuah kerajaan sepakbola, yang tak hanya moncer di atas lapangan, namun juga menjelma menjadi sebuah gaya hidup bagi para penggemar.

Mengakuisisi Milan dengan dana 40 juta lira, Berlusconi datang dengan berbekal hati dan tujuan bisnis. Jauh sebelum konglomerat Arab menginvasi sepakbola Eropa dengan gelontoran dana besar, Berlusconi sudah lebih dulu melakukannya. 

"Milan bukan hanya sebuah klub, tapi juga merupakan sebuah produk untuk dijual; sesuatu untuk ditawarkan ke pasar," tegas Berlusconi.

Dengan bisnis media yang dimiliki, Berlusconi langsung membuatkan iklan pada setiap pertandingan yang dijalani Milan. Dari situ klub kemudian bisa menggaet sebanyak 60 ribu pemilik tiket musiman di tahun pertama Berlusconi berkuasa.

Hak siar liga Italia yang semula bernilai 1,25 juta pounds di tahun 1982, melonjak pesat menjadi 605 juta pounds pada 1988. Saluran tv yang dimiliki Berlusconi lalu mulai menyediakan berbagai tayangan menarik selain pertandingan itu sendiri, seperti highlight, diskusi sepakbola, dan program lainnya.

Strategi tersebut kemudian diadopsi oleh kompetisi Liga Inggris dan Liga Champions Eropa. Maka jangan heran bila di era kejayaan Liga Italia, kompetisi itu masih dipandang sebagai yang lebih baik ketimbang Liga Champions Eropa.

Ketika Milan sudah dipasarkan sebagai brand, langkah selanjutnya adalah membangun kekuatan besar di atas lapangan. Dalam hal ini, Berlusconi menggaet sejumlah nama untuk dijadikan sebagai aktor kemenangan. Sebut saja trio Belanda Ruud Gullit, Marco van Basten, dan Frank Rijkaard. Belum lagi pembelian Gianluigi Lentini dari Torino dengan dana 13 juta pounds.

Salah satu kejelian Silvio Berlusconi kala menjadi pemimpin juga terlihat ketika dia menunjuk nama Arrigo Sacchi sebagai pelatih. Bersama ahli taktik asal Italia itu, Milan berjaya di musim pertama Liga Italia era Berlusconi. Mereka meraih gelar scudetto pertama dalam setidaknya sembilan tahun terakhir, untuk kemudian melanjutkan catatan emas di panggung Eropa.

Sacchi membuat Milan jadi tim yang terus mendapat perhatian usai dia mengirim sebanyak dua trofi Liga Champions Eropa secara beruntun ke lemari piala. Ketika itu, pemain yang jadi pujaan adalah trio Belanda, beserta dengan sejumlah bintang seperti kuartet lini belakang yang diisi Franco Baresi, Alessandro Costacurta, Mauro Tassotti, dan Paolo Maldini.

Dalam dua laga final, Milan menghajar Steaua Bucuresti dengan skor 4-0 pada tahun 1989, dan melumat Benfica dengan skor tipis 1-0 di tahun berikutnya.

Era keemasan Milan bersama Silvio Berlusconi kembali terulang ketika Fabio Capello berhasil meneruskan kejayaan klub di era Sacchi. Memanfaatkan warisan Sacchi, Don Fabio mampu meraih tiga scudetto secara beruntun. Hebatnya lagi, scudetto pertama dari Capello diraih AC Milan dengan status tak terkalahkan sepanjang musim.

Masih bersama nama Baresi dan Paolo Maldini, Milan jadi kian kokoh ketika nama Roberto Donadoni dan Dejan Savicevic masuk ke dalam skuad. Hasilnya, Milan menciptakan sebuah kemenangan bersejarah ketika FC Barcelona asuhan Johan Cruyff di partai final Liga Champions Eropa tahun 1994 berhasil ditumpas. Tak tanggung-tanggung, klub favorit juara pria Belanda dihajar dengan skor telak 4-0.

Berlusconi yang rutin menonton pertandingan Milan dari tribun kerap terlihat lemparkan senyum merekah ke hadapan para penggemar. Dia terus menikmati hasil dari kehebatannya dalam mengelola sebuah tim sepakbola. Tak sampai pada pembelian bakat-bakat berkualitas, bisnis sepakbola Berlusconi berlanjut ke investasi besar lainnya seperti pembangunan pusat latihan terbaik dan modern, Milanello, sampai pada pendirian Milan Lab yang sangat canggih. 

Perlu diketahui bahwa Milan Lab berhasil menjadikan pemain yang sudah berumur di Milan terus berikan performa maksimal di atas lapangan. Itu bisa dilihat dari prestasi gemilang yang kembali di dapat, seperti dua trofi Liga Champions Eropa yang diangkat pada tahun 2003 dan 2007.

Di tahun 2007, mereka menempatkan nama Paolo Maldini yang usianya telah menginjak 39 tahun, Cafu yang berusia 37 tahun, Nelson Dida 33 tahun, Serginho 36 tahun, Inzaghi 33 tahun, sampai Seedorf, Ambrosini, hingga Oddo yang telah menginjak kepala tiga.

Apa yang diterapkan Berlusconi di Milan kemudian menjadi standar bagi klub-klub Eropa lainnya.

Di tahun 2004 tepat setelah berjaya di Eropa, Milan menempati urutan pertama sebagai klub dengan nilai tertinggi di dunia menurut Majalah Forbes. Mereka mengalahkan raksasa seperti Real Madrid sampai Manchester United. 

Namun layaknya roda kehidupan yang terus berputar, Milan yang masih digawangi Silvio Berlusconi harus rela mengurangi kemeriahan sebagai sang juara.

Era Kejatuhan Berlusconi Usai Dapatkan Scudetto Terakhir

Sejatinya, AC Milan masih sempat meraih gelar juara Italia di tahun 2011, meski memang, gelar Liga Champions yang didapat pada tahun 2007 merupakan perolehan terakhir hingga sekarang.

Akan tetapi setelah mengalami masalah finansial dan ditinggal banyak bintang, Milan masuk ke era kelam. Di tahun 2015, nilai klub yang terus menurun membuat Forbes hanya menempatkan Milan di tangga ke 12.

Keringnya prestasi dan munculnya aturan baru seperti Financial Fair Play membuat Milan alami banyak kerugian. Malah, hutang yang tercatat juga tak kalah besar. 

Meski sempat menolak pergi usai kapal yang ditumpangi dihantam ombak tiada henti, Silvio Berlusconi akhirnya berbesar hati untuk melepas klub yang dicintai. Tepat di tahun 2017 silam, dia resmi merelakan Milan, klub yang telah menemaninya berjuang, ke tangan konsorsium China, Yonghong Li. 

Selepas merasakan era kejayaan yang luar biasa hebat bersama Silvio Berlusconi, Milan sempat hancur di tangan Yonghong Li. Beruntung, manajemen Elliot yang datang ambil kendali, sukses merubah situasi jadi lebih pasti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun