Mohon tunggu...
Garin Nanda
Garin Nanda Mohon Tunggu... Freelancer - @garinnanda_

Mengemas sebuah cerita jadi lebih bermakna.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pengabdian Tak Terbatas Oscar Tabarez

27 Maret 2022   10:35 Diperbarui: 27 Maret 2022   10:36 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Foxdeportes

Periode Kedua Tabarez Bersama Uruguay

Seolah masih percaya dengan tangan dingin sang pelatih, Uruguay kembali mengirim permintaan kepada Tabarez. Mereka menginginkan pria kelahiran Montevideo itu kembali ke kursi kepelatihan tim. Jadilah pada tahun 2006, Uruguay kembali menunjuk Oscar Tabarez sebagai pelatih.

Pemanggilan kembali Oscar Tabarez juga tak lepas dari kegagalan Uruguay lolos ke ajang Piala Dunia 2006, setelah dalam babak play off mereka tumbang atas Australia.

Di periode kedua, tugas Oscar Tabarez kian berat. Pasalnya, mereka tengah berada dalam masa krisis. Regenerasi Uruguay tergolong mandek. Tak ada pemain yang dianggap bisa menaikkan mental tim hingga kegagalan di sejumlah turnamen besar terus terulang.

Praktis, ketika menginjakkan kaki untuk kedua kali di kursi kepelatihan Uruguay, Oscar Tabarez langsung mempresentasikan filosofi sepak bolanya yang baru, yang diberi judul "Proceso de Institucionalizacin de Selecciones y la Formacin de sus Futbolistas", atau Proses Pelembagaan Tim Nasional dan Pertumbuhan Pemain.

Dalam sistem ini, Tabarez menyatukan timnas U-15, U-17, U-19, U-20, hingga senior dalam satu kendali agar proses pembinaan tidak terputus. Dia menerapkan skema 4-3-3 di semua kelompok umur.

Melalui cara tersebut, Tabarez berhasil memadukan pemain seperti Diego Forlan dan Diego Lugano dengan nama-nama muda seperti Diego Godin, Fernando Muslera, Edinson Cavani, hingga Luis Suarez.

Di bawah asuhannya, Uruguay berhasil berkembang sesuai rencana. Mereka mampu tampil di ajang Piala Dunia 2010, 2014, sampai yang terbaru 2018. Di ajang Piala Dunia 2010, Uruguay bahkan mampu tampil menggelegar dengan menempatkan nama Diego Forlan sebagai salah satu pemain tersubur turnamen, dengan koleksi 5 gol.

Dalam turnamen yang digelar di Afrika Selatan itu juga, Uruguay berhasil finish di posisi empat besar, usai pada babak semifinal mereka disingkirkan oleh timnas Belanda dengan skor tipis 3-2. Dalam perebutan tempat ketiga sendiri, mereka tumbang atas Jerman dengan skor yang sama.

Sebagai salah satu pelatih yang memang punya kejeniusan sempurna, Tabarez juga pernah membawa timnas Uruguay menjadi raja di Selatan Amerika. Tepat di tahun 2011, timnas Uruguay dibawanya menjadi raja setelah di partai final, anak asuhnya berhasil menumbangkan perlawanan timnas Paraguay dengan skor telak 3-0.

Lebih hebatnya lagi, Luis Suarez berhasil keluar sebagai pemain terbaik turnamen, dan nama Sebastian Coates muncul sebagai pemain muda terbaik.

Copa America 2011 lantas menjadi trofi terbaik yang pernah dipersembahkan untuk timnas Uruguay selama masa kepelatihannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun