Mohon tunggu...
Garin Nanda
Garin Nanda Mohon Tunggu... Freelancer - @garinnanda_

Mengemas sebuah cerita jadi lebih bermakna.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Cobaan Andre Onana di Tengah Pujian Besar

11 Maret 2022   17:56 Diperbarui: 11 Juni 2023   02:33 1158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Twitter/Fabrizio Romano

Baru berusia 25 tahun, Andre Onana tentu ingin mendapatkan banyak sekali gelar di dunia sepakbola. Apalagi, posisinya sebagai seorang kiper mulai diperhitungkan oleh banyak kalangan.

Onana muda memulai karir di Akademi Sepakbola Samuel Eto'o, lalu ketika usianya nyaris menginjak 15 tahun, dia mendaftarkan diri ke akademi FC Barcelona, La Masia, dan berhasil diterima disana. 

Onana yang memang sudah memulai karir sebagai seorang kiper berniat untuk bisa masuk ke tim utama Barca. Sayangnya, kesempatan itu tak kunjung datang. Onana tak dibiarkan masuk ke tim utama hingga berujung pada keputusannya untuk tinggalkan klub.

Bermain di Ajax dan Jadi Andalan

Lima tahun bermain di akademi La Masia, Onana tak butuh waktu lama untuk temukan klub baru. Ajax Amsterdam yang memang dikenal sebagai tim dengan penuh talenta muda, melihat sosok Onana sebagai seorang kiper bernyali besar. 

Dia memiliki kemampuan sempurna untuk diandalkan. Apalagi usianya ketika itu masih sangat muda. Tercatat, ketika pertama kali menginjakkan kaki di Amsterdam, Onana baru masuk ke usia 19 tahun.

Hanya setahun tampil di tim muda Ajax, Onana langsung mendapat perhatian dari tim utama. Pada musim 2016/17, Onana tampil dalam 49 laga di lintas kompetisi. 

Sebuah pencapaian yang tentu sangat mengesankan dari seorang penjaga gawang muda. Terlebih, dia berhasil catatkan sebanyak 21 clean sheet dengan rata-rata kebobolan 0,5 gol per laga.

Tidak hanya itu, dia juga berhasil membawa Ajax menduduki posisi runner up kompetisi Liga Europa.

Berlanjut ke musim 2017/18, menit bermain Onana mencapai 3.587 menit. Catatan clean sheet nya masih cukup untuk mendapat pujian, yaitu menyentuh angka 12 dari total 41 pertandingan yang dilakoni. Gerak reflek serta keberaniannya dalam mengambil resiko membuat Onana jadi kiper yang sering diwaspadai lawan.

Selain itu, kehebatannya dalam melakukan duel-duel udara juga tak jarang membuat gawang Ajax aman dari kebobolan. Lebih dari itu, sering memenangkan duel satu lawan satu plus lihai dalam mengamankan tendangan terukur dari jarak jauh, membuat kiper asal Kamerun ini terus diperbincangkan ketika sepakbola memasuki bursa transfer.

Kegemilangan Onana membuat pelatih Ajax lagi-lagi tak ragu untuk terus memainkannya di bawah mistar. Tepat ketika musim memasuki 2018/19, sebuah gelar Eredivisie Belanda berhasil masuk ke dalam genggaman. 

Dari total 60 pertandingan yang dijalani, Onana tampil dalam 5233 menit dengan catatan 46 kebobolan dan 27 clean sheet.

Di kompetisi Liga Champions Eropa sendiri, dia yang tampil dalam 18 laga dan mencatatkan 7 clean sheet berhasil membawa Die Amsterdammers melesat hingga fase semifinal.

Selain prestasi tersebut, trofi Piala KNVB dan Johan Cruyff Shield juga berhasil masuk ke kantong piala.

Sempat absen mendapat piala pada musim 2019/20, Onana kembali memasukkan namanya ke dalam daftar pemain Ajax yang memenangkan trofi Eredivisie Belanda dan juga Piala KNVB pada musim 2020/21. 

Namun di tengah perjalanan karirnya yang terus memuncak, Onana dihantam dengan sebuah kabar yang membuatnya harus berhenti sejenak dari dunia sepakbola.

Pakai Doping dan Mendapat Sanksi

Pada Februari 2021 lalu, Onana harus menerima hukuman skorsing selama setahun. Hukuman ini datang karena Onana terbukti menggunakan doping. 

Sebagaimana diwartakan Goal Internasional, Onana gagal dalam tes doping teranyar yang dijalaninya pada 20 Oktober 2020. Hasil tes menunjukkan dia mengonsumsi zat terlarang furosemide.

Zat itu muncul setelah sang penjaga gawang mengklaim bila dirinya tidak sengaja mengonsumsinya. Obat tersebut diketahui muncul dari resep sang istri. 

Akibat ketidaktahuan itu, Onana dijatuhi hukuman yang akhirnya berlangsung selama sembilan bulan setelah dia melakukan banding.

"Pada 30 Oktober 2020 pagi, Onana merasa tidak enak badan. Dia ingin minum pil untuk meredakan ketidaknyamanannya. Namun, tanpa disadari, dia mengkonsumsi Lasimac, obat yang telah diresepkan istrinya sebelumnya," bunyi pernyataan soal kasus Onana.

"Kebingungan Onana mengakibatkan dia keliru meminum obat istrinya, yang pada akhirnya menyebabkan tindakan ini diambil oleh UEFA terhadap sang kiper," lanjutnya

"Selanjutnya, badan disiplin asosiasi sepakbola telah menyatakan bahwa Onana tidak berniat melakukannya," jelas pernyataan tersebut.

"Namun, Asosiasi Sepak Bola Eropa percaya, berdasarkan peraturan anti-doping yang berlaku, bahwa seorang atlet memiliki kewajiban setiap saat untuk memastikan tidak ada zat terlarang yang masuk ke tubuh," tutup pernyataan tersebut.

Dengan itu, Onana merasa sangat terpukul. Dia merasa dikucilkan dan sempat mengatakan bahwa dia sengaja dijauhkan dari klub yang dicintainya. 

Akibat kasus itu pula, aktivitasnya sangat dibatasi. Dia terus diawasi dan dimintai keterangan setiap akan melakukan hal di luar sepakbola.

Berhasil Bangkit dan Kembali Bermain

Namun dengan tekad untuk terus berjuang dan menolak meratapi kesengsaraannya, Onana melakukan latihan sendiri setiap harinya. Dia terus mengikuti program latihan di dekat markas mantan klubnya, Barcelona.

Selain terus menjaga fisiknya agar tetap bugar, Onana juga beberapa kali mendatangi psikolog agar mentalnya tetap terjaga. Selain itu, dia juga berlatih secara khusus untuk menjaga kemampuannya sebagai seorang penjaga gawang.

Walhasil, dia berhasil kembali setelah mengaku dibantu oleh sebanyak tujuh orang. Onana merasa sembilan bulan seperti lima bulan, dan secara mengejutkan masih dipercaya untuk mengisi posisi kiper di laga Liga Champions Eropa. Onana tampil di laga melawan Besiktas ketika Ajax menang dengan skor tipis 2-1.

"Itu adalah suasana yang menyenangkan di Besiktas. Aku seperti, 'Sial, aku kembali lagi!' Tapi aku bersyukur semuanya berjalan lancar."

"Aku kembali. Aku kembali dengan pola pikir yang sama untuk menjadi penjaga gawang terbaik di dunia."

Gabung Inter Milan

Saat ini, kemampuan Onana yang masih terus terjaga berhasil menarik minat klub-klub besar Eropa. Satu nama yang dipercaya sukses datangkan Onana adalah klub asal Italia, Inter Milan. Onana dikabarkan bakal segera menggantikan nama Handanovic yang sudah memasuki masa senja. 

Namun bergabung dengan Inter Milan tidak memberi jaminan bagi Onana untuk bisa langsung unjuk kemampuan. Pasalnya, sumber asal Italia mengatakan bila Handanovic telah bersiap untuk memperpanjang kontraknya setahun lagi di Giuseppe Meazza. 

Bertahannya kiper yang kini telah berusia 37 tahun itu tentu bakal menjadi tantangan tersendiri bagi Onana untuk bisa buktikan diri, agar tempat utama tidak menjadi sebuah hal yang mustahil untuk diraih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun