Mohon tunggu...
Garin Nanda
Garin Nanda Mohon Tunggu... Freelancer - @garinnanda_

Mengemas sebuah cerita jadi lebih bermakna.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mengenal Oscar Ortega Sebagai Profesor Handal di Balik Kesuksesan Atletico Madrid

8 Maret 2022   08:29 Diperbarui: 8 Maret 2022   08:35 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Getty Images

Atletico Madrid, sejak ditangani pelatih Diego Simeone, sukses menjadi salah satu penantang gelar, tidak hanya di kompetisi domestik namun juga Eropa. Permainan Atletico jauh berkembang saat pelatih Argentina itu datang. Bahkan, sudah ada beberapa piala, sekaligus sempat menempatkan diri ke partai puncak turnamen paling disegani sebanyak dua kali.Musim ini sendiri, klub asal kota Madrid tersebut diambang gelar juara. Memang benar bila masih ada Real Madrid dan FC Barcelona yang terus mengejar. Namun, konsistensi klub yang bermarkas di Wanda Metropolitano tak bisa diremehkan. Level mereka sudah meningkat. Bahkan, bukan lagi jadi sesuatu yang mengejutkan ketika Los Rojiblancos berhasil meraih kemenangan ketika harus melawan klub-klub besar.

Sebuah anggapan yang wajar bila menyebut nama Diego Simeone sebagai aktor utama dibalik kesuksesan Atletico dalam beberapa tahun ini. Namun dibalik kejeniusan Simeone, masih ada pria hebat yang terus menemaninya. Dia adalah Oscar Ortega.

Oscar Ortega kini sudah berusia 63 tahun. Namun sebagai pria yang sudah bergelut di dunia sepakbola sejak lama, dia masih terlihat bugar dan tak jarang berteriak keras ketika tengah memberi arahan. Ya, Oscar Ortega berposisi sebagai pelatih kebugaran Atletico selama Simeone menjabat.

Namun sejatinya, Ortega sudah mengenal Simeone sejak pria Argentina itu masih menjadi pemain Atletico. Mereka pertama kali bertemu pada musim 2003/04, ketika Ortega masih bekerja bersama pelatih kepala Gregorio Manzano.

Karena begitu terkesan dengan sosok Ortega, Simeone yang setelah memutuskan pensiun memilih untuk jadi pelatih, langsung membawa serta Ortega kemanapun dia pergi. Pada tahun 2006, Simeone mengajak Ortega ke dalam tim pertamanya, yaitu Racing Club di Argentina. Kemudian, keduanya juga pernah bekerja untuk Estudiantes, River Plate, sampai Catania, untuk kemudian pulang kembali ke Spanyol pada tahun 2011.

Ortega sendiri merupakan pria sederhana yang lahir di Montevideo, Uruguay. Selama berkarir di dunia sepakbola, dia sudah menjelajah berbagai negara termasuk Meksiko, Kolombia, Chile, Jepang, Argentina dan Spanyol.

Sebagai pelatih kebugaran klub, Ortega punya pribadi yang sangat disiplin dan tegas. Dia tak akan segan untuk meminta pemain terus bergerak ketika kedapatan memiliki perut buncit. Salah satu mantan pemain Atletico yang mengaku sempat hampir mati karena latihan Ortega adalah David Villa. Eks penggawa FC Barcelona mengaku sulit mengikuti sistem latihan Ortega. Dia kaget dan sempat meneriaki Ortega dengan nada,

"Coach, kau akan membunuhku!"

Beruntung, hal tersebut tidak bertahan lama. Meski memiliki sikap keras, Ortega yang memiliki julukan el Profesor itu mudah memiliki hubungan yang baik dengan para pemain. Hal itu terjadi karena dia punya kemampuan komunikasi yang sangat baik. Dia memiliki wibawa sebagai seorang pelatih dan tak jarang mendapat pujian dari pemain yang dilatihnya. Selain itu, salah satu kunci mengapa Ortega begitu disukai adalah karena dia punya sistem latihan yang sangat menarik.

Dia punya banyak metode latihan guna membuat para pemain tidak cepat bosan.

"Sang Profesor adalah seseorang yang menghabiskan harinya untuk mengawasi berat badan, sekaligus suasana hati pemain. Dia mengamati dengan rinci dan tahu banyak tentang para pemain" kata Guilherme Siqueira.

Apa yang dikatakan pemain yang memutuskan pensiun pada 2018 itu memang benar adanya. Ortega benar-benar mengawasi bentuk tubuh sekaligus kondisi para pemain. Salah satu sistem latihannya adalah, dia akan meminta seluruh pemain untuk berlari. Tidak hanya di lapangan mendatar, namun juga di lapangan golf, melewati semak, sampai jalan terjal lainnya. Lebih gilanya lagi, latihan dilakukan di bawah teriknya matahari.

Ortega sama sekali tidak akan membiarkan seorang pemalas datang ke tempat latihannya. Sekali lagi, perut buncit juga tak akan pernah lolos dari tatapannya.

Di dalam lapangan sendiri, atau saat pertandingan akan dilangsungkan, Ortega akan lebih dulu memimpin para pemain untuk melakukan pemanasan. Itu memang sudah menjadi tugasnya. Dia akan memimpin sesi pemanasan para pemain Atletico dan memberikan porsi latihan dengan dan tanpa bola.

Selanjutnya, ketika pertandingan tengah berjalan, Ortega turut andil dalam penentuan mana saja pemain yang akan ditarik keluar dan mana yang akan dimainkan. Dia akan memberi masukan kepada Simeone yang tak jarang diikuti oleh sang pelatih. Saat salah seorang pemain dipilih untuk memasuki lapangan, Ortega akan memastikan bahwa pemain tersebut akan siap dalam menghadapi pertarungan.

Meski memiliki sistem latihan yang terbilang berat, Simeone sama sekali tidak pernah meragukan Ortega. Dia tidak pernah mengganggu rekan kerja nya itu. Malah, dia mengaku sepenuhnya percaya pada Ortega yang memang sudah teruji kemampuannya. Simeone juga semakin terbantu dengan keberadaan Ortega, mengingat dia juga tidak hanya pandai dalam memberi latihan fisik, namun juga motivasi kepada para pemain.

Ortega dikatakan sering mengambil sesi pertama kepada para pemain Atletico, ketika tengah melakukan team meeting di ruang ganti. Disana, dia akan sedikit memberikan semangat sekaligus kata-kata penyemangat kepada para penggawa Atletico.

Ketika ditanya tentang bagaimana dia bisa menjadi sosok pelatih fisik hebat, Ortega mengatakan bila hal tersebut didapatkannya tidak dari sepakbola. Seperti diketahui, sebelum melatih fisik para pemain sepakbola, Ortega pernah melatih atlet cabang olahraga atletik, tinju, dan juga tim rugby sekolah Inggris di kota Montevideo.

Dari pengalamannya itu, banyak sekali hal yang bisa didapatkan. Ortega belajar tentang bagaimana mengembangkan sistem evaluasi kondisi fisik pemain dengan menggunakan berbagai metode pengukuran manusia. Selain itu, dia juga bisa mengetahui pentingnya meningkatkan kapasitas maksimum VO2Max dan menjaga kestabilan faktor tersebut. Yang tak kalah penting, Ortega bisa memahami sistem pembagian ruang, dan bagaimana para pemain harus berkonfrontasi secara langsung pada zona-zona tertentu. Hal tersebut dia ambil dari olahraga rugby.

Kontribusi Ortega di Atletico Madrid benar-benar terlihat nyata. Berkatnya, kita sering melihat pada pemain Atletico dalam melakukan pressing ketat sepanjang pertandingan, tanpa terlihat begitu kelelahan.

Ortega adalah sosok dibalik keberhasilan Atletico dalam menghancurkan FC Barcelona di pertandingan krusial La Liga 2013/14. Dia juga menjadi alasan mengapa Atletico mampu bersaing dalam sebanyak 57 pertandingan di musim 2015/16. Kemudian, Ortega adalah orang dibalik kehebatan Atletico dalam meredam perlawanan Arsenal di leg pertama semifinal Liga Europa 2017/18, meski sudah bermain selama lebih dari 80 menit dengan sepuluh orang.

Bisa dibilang, dia adalah paru-paru ketiga yang dimiliki Atletico Madrid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun