Dalam sebuah kesempatan, stadion yang pernah digunakan sebagai arena bertanding timnas Inggris melawan timnas Skotlandia ini menerima kehadiran penonton yang tak diduga. Meski tidak melebihi kapasitas, orang-orang yang datang ketika itu terbilang lebih banyak dari biasanya.
Hingga pada akhirnya, sebuah insiden pun tercipta. Salah satu bagian tribun yang berada di belakang gawang ambruk. Leitch yang ketika itu hadir langsung ke stadion menjadi saksi dari peristiwa kelam tersebut. Dia menjadi saksi dari tewasnya 25 orang dan harus dirawatnya sebanyak 500 orang akibat kelalaiannya dalam mendirikan stadion.
Ketika itu, setelah diperiksa, Leitch ketahuan hanya menggunakan kayu pinus kuning sebagai bahan. Padahal, manajemen memintanya untuk menggunakan kayu pinus merah yang sejatinya memiliki kualitas jauh lebih baik. Tribun yang hanya dibuat menggunakan susunan kayu dan ditopang oleh kerangka besi itu pun menjadi penyesalan Leitch sebagai seorang arsitek stadion.
Selepas kejadian tersebut, dia sempat diperiksa polisi untuk kemudian bebas.
"Ada bukti yang menyebut jika Leitch mengizinkan penggunaan kayu pinus kuning untuk tribun itu. Namun, pada akhirnya MacDougall (penjual kayu) yang salah," ujar Simon Inglis dalam bukunya yang berjudul Engineering Archie: Archibald Leitch - Football Ground Designer.
Ingin menebus kesalahan fatalnya, Leitch lalu memohon kepada Rangers agar dirinya bisa mengganti rugi dengan membangun ulang tribun yang rusak tersebut. Sempat ditolak oleh pihak Rangers, Leitch yang dikenal sebagai sosok kharismatik dan penuh dengan tutur kata indah pun kemudian mendapat kesempatan untuk membersihkan namanya.
Dia ketika itu merevisi bangunan Ibrox Stadium dengan cara yang lebih detail. Ketahanan menjadi fokusnya saat itu. Leitch memilih untuk membuang tribun kayu dan menggantinya dengan membuat terasering menggunakan tanah padat. Cara inipun dianggapnya sebagai yang paling efektif agar tribun lebih kokoh.
Pasalnya selain menggunakan cara tersebut, tribun yang dibangun ulang juga memanfaatkan tiang yang terbuat dari baja sebagai penopang.
Bermula dari situ, fokus Leitch kemudian tak hanya menyasar pada ketahanan stadion saja, namun juga segi keselamatan lainnya, seperti mulai membangun pintu masuk dan keluar dengan perhitungan tertentu, hingga membangun pintu darurat sebagai antisipasi bila terjadi bencana.
Melebarkan Sayap ke Inggris
Setelah berhasil membangun stadion dengan kelayakan luar biasa pada masanya, Leitch memutuskan untuk memasarkan namanya ke tanah Inggris. Stadion Ibrox yang telah menjadi bukti dari kerja cerdas nya pun membuat tim Inggris, Fulham, tertarik untuk menggunakan jasanya.
Stadion Craven Cottage yang ketika itu menjadi markas klub, memilih untuk menggunakan jasa Archibald Leitch sebagai arsitek.