Real Madrid baru saja kehilangan salah satu legenda terbaiknya. Sergio Ramos, yang dalam 16 tahun membela klub ibukota, kini telah resmi sampaikan salam pamitnya. Sejak didatangkan dari Sevilla sebagai satu-satu nya pemain asal Spanyol yang diboyong Florentino Perez di periode pertama kepemimpinannya, Ramos langsung mengucap banyak terima kasih kepada sang presiden.
Tidak mudah bagi pemain muda sepertinya untuk dihargai senilai 27 juta euro. Namun dengan kualitas dan fleksibilitas bermainnya, Ramos berhasil masuk ke dalam rapatnya persaingan skuad bertabur bintang.
Beberapa kali tampil sebagai bek kanan untuk kemudian menjelma menjadi salah satu pemain bertahan terkuat di dunia, Ramos mampu sumbangkan dua gelar La Liga dalam lima tahun pertamanya. Berikutnya, penampilan yang semakin garang membuatnya banyak ditakuti lawan. Beragam tekel keras nan mematikan berhasil meredam serangan yang datang dari arah mana saja.
Ramos mungkin dikenal sebagai pemain kasar. Namun itu merupakan cara baginya untuk menjaga kehormatan tim yang dibelanya. Tidak semua takel yang dilancarkan membahayakan lawan. Justru karakter luar biasa yang dimilikinya itu membuat banyak pemain lawan keburu kehilangan nyali ketika harus berhadapan dengannya.
Perlahan tapi pasti, Ramos tidak hanya menjadi penguasa lini pertahanan di kancah domestik, namun juga Eropa. Tepat pada tahun 2014, dia menjadi bagian dari gelar Liga Champions Eropa kesepuluh yang berhasil diraih oleh Real Madrid.
Setelah Iker Casillas yang putuskan hengkang resmi menanggalkan ban kaptennya, Ramos yang ditunjuk sebagai pemimpin selanjutnya semakin membuat era kejayaan Real Madrid terlihat tajam. Tiga gelar Liga Champions Eropa berhasil dipersembahkannya secara beruntun.
Barangkali itu menjadi puncak prestasinya bersama el Real. Pasalnya sampai saat ini belum ada tim yang mampu menyamai dominasi el Real semacam itu di kompetisi Eropa.
Setelah semua piala berhasil dipersembahkannya untuk tim ibukota, sampailah Ramos pada terjangan terakhir yang pernah dilakukannya. Tepat pada musim 2020/21, dia resmi memainkan kompetisi terakhirnya bersama Real Madrid. Tidak ada gelar yang didapat, setelah terakhir kali trofi La Liga dipersembahkannya pada musim 2019/20.
Di musim 2020/21, Ramos lebih banyak duduk di ruang perawatan setelah cedera kerap menyingkirkan semangatnya untuk terus berjuang. Ramos kehilangan banyak menit bermain dan membuat manajemen yakin untuk mengakhiri segalanya.
Sejatinya, Ramos sempat ditawari perpanjangan kontrak selama setahun oleh Real Madrid. Akan tetapi, dia menolak dengan alasan tertentu, sebelum akhirnya hatinya luluh dan membuatnya mau menerima tawaran yang sebelumnya diajukan. Tak dinyana, kontrak yang sebelumnya ditawarkan memiliki batas kadaluarsa. Dirinya pun tak bisa berbuat apa-apa. Dia tidak mengetahui tentang hal itu, karena memang menurutnya kontrak yang memiliki batas kadaluarsa tidak pernah dibahas sebelumnya.
Sempat berniat untuk tidak meninggalkan Real Madrid, Ramos akhirnya menyadari bahwa ceritanya di klub ibukota memang telah temui lembar terakhirnya.
Belum diketahui pasti kemana kakinya akan melangkah. Yang pasti, dalam acara perpisahannya dengan Real Madrid, dia tidak berniat untuk kembali ke Sevilla yang merupakan klub masa kecilnya. Selain itu, dia juga memastikan bahwa orang-orang tidak akan pernah menemukan namanya dalam daftar pemain FC Barcelona.
Menarik untuk dinantikan, kemana pemain yang sudah berusia 35 tahun ini kan tentukan pilihan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H