Mohon tunggu...
Gareth Darien Bong
Gareth Darien Bong Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Seorang Murid

Kehidupan adalah untuk dijalani

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membentuk Toleransi dalam Keanekaragaman

21 November 2024   09:05 Diperbarui: 23 November 2024   18:14 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bersama Murid Pondok Pesantren Amanah Muhammadiyah

Toleransi adalah sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan yang ada di antara kita, baik itu dalam hal agama, ras, budaya, maupun pandangan hidup. Dalam konteks Indonesia yang kaya akan keberagaman, toleransi menjadi salah satu nilai yang sangat penting untuk menjaga keharmonisan dalam masyarakat. Toleransi tidak hanya sekadar pengertian, tetapi juga merupakan tindakan nyata yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam ajaran Islam, toleransi dijelaskan sebagai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan orang lain tanpa memaksakan keyakinan atau pandangan pribadi kepada mereka.

Pengalaman Toleransi di Pondok Pesantren Amanah Muhammadiyah Tasikmalaya
Perjalanan ekskursi ke Pondok Pesantren Amanah Muhammadiyah Tasikmalaya adalah pengalaman yang sangat mendalam dan berkesan bagi saya. Saat pertama kali tiba, saya disambut dengan suasana yang hangat dan ramah, membuat saya merasa seolah-olah telah menemukan rumah kedua. Rasa senang dan antusiasme menyelimuti hati saya, terutama karena ini adalah pengalaman pertama saya mengunjungi pondok pesantren. Saya terpesona melihat kerukunan dan toleransi yang terjadi di antara para santri, yang berasal dari berbagai latar belakang. Melihat mereka saling menghormati meskipun berbeda keyakinan membuat saya merasa nyaman dan aman, serta membuka pikiran saya tentang pentingnya hidup dalam harmoni di tengah perbedaan.

Selama di sana, saya juga menemukan banyak teman baru yang menyenangkan. Kami berbagi cerita, tawa, dan harapan, menciptakan kenangan indah yang akan selalu saya ingat. Saya sangat terkejut ketika mengetahui bahwa para santri tidak hanya belajar agama, tetapi juga mempelajari 32 mata pelajaran, termasuk bahasa Inggris dan bahasa Arab. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya mereka dalam mengembangkan diri dan mempersiapkan masa depan. Saya merasa terinspirasi oleh semangat belajar mereka, yang membuat saya sadar bahwa pendidikan adalah kunci untuk membuka berbagai peluang dalam hidup.

Salah satu momen yang paling mengesankan bagi saya adalah saat mengikuti ekstrakurikuler pencak silat. Saya terkesima melihat dedikasi dan disiplin yang ditunjukkan oleh para santri dalam berlatih. Setiap jurus yang diajarkan bukan hanya sekadar teknik bela diri, tetapi juga sarat dengan nilai-nilai seperti ketekunan, kerja keras, dan rasa saling menghormati. Melalui latihan ini, saya belajar bahwa untuk mencapai sesuatu yang berarti, diperlukan usaha dan komitmen yang tinggi.

Perjalanan menuju Gunung Galunggung juga menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Menaiki sekitar 600 anak tangga membuat kaki saya pegal, tetapi rasa lelah itu seakan sirna ketika kami menikmati indomie hangat di tengah suhu dingin pegunungan. Momen tersebut menjadi simbol kebersamaan kami; meskipun lelah, kami tetap saling mendukung satu sama lain. Setelah itu, berendam di kolam pemandian air hangat sambil menikmati ikan bakar bersama adalah penutup hari yang sempurna. Semua pengalaman ini mengajarkan saya tentang arti kebersamaan dan pentingnya menikmati setiap momen dalam hidup.Penutupan ekskursi melalui pentas seni oleh para guru menjadi momen puncak yang sangat menyentuh hati. Suara merdu mereka membuat saya merinding dan membawa emosi mendalam; setiap lagu bagaikan ungkapan rasa syukur atas pengalaman yang kami lalui bersama. Ini mengingatkan saya bahwa seni adalah cara yang kuat untuk mengekspresikan perasaan dan berbagi kebahagiaan dengan orang lain.

Perjalanan Menuju Gunung Galunggung/dokpri
Perjalanan Menuju Gunung Galunggung/dokpri

Akhirnya, kunjungan ini mengubah pandangan saya tentang pondok pesantren. Saya menyadari bahwa tempat ini tidak se-tradisional seperti yang saya bayangkan; fasilitasnya rapi dan nyaman, mencerminkan kemajuan dalam dunia pendidikan Islam modern. Semua pelajaran berharga ini---tentang toleransi, persahabatan, semangat belajar, kebersamaan, dan ekspresi seni---akan selalu saya bawa dalam hidup saya ke depannya. Saya pulang dengan hati penuh rasa syukur dan harapan untuk kembali ke Pondok Pesantren Amanah Tasikmalaya suatu saat nanti, membawa kenangan indah serta pelajaran berharga dari perjalanan ini.

Amanat dari Indahnya Toleransi

Melalui pengalaman di Pondok Pesantren Amanah Tasikmalaya, saya belajar bahwa toleransi bukan hanya sebuah konsep abstrak tetapi merupakan bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Saya menyaksikan bagaimana para santri hidup rukun meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda. Hal ini memberikan saya pemahaman mendalam tentang pentingnya menghormati perbedaan dan menciptakan lingkungan yang inklusif.Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa toleransi dapat dimulai dari hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dengan bergaul tanpa memandang suku atau agama, tidak mengganggu individu dalam menjalankan ibadahnya, serta menghargai setiap pendapat yang disampaikan oleh orang lain. Dengan menerapkan nilai-nilai ini, kita dapat membangun masyarakat yang lebih harmonis dan damai.

Toleransi juga mengajak kita untuk memahami bahwa setiap orang memiliki hak untuk meyakini kebenaran agamanya masing-masing tanpa merasa tertekan untuk menerima pandangan orang lain. Ini adalah pelajaran berharga yang harus kita bawa ke dalam kehidupan kita sehari-hari agar bisa menciptakan dunia yang lebih baik bagi generasi mendatang. Dengan demikian, keindahan toleransi akan selalu bersinar di tengah keberagaman yang ada. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun