Mohon tunggu...
Gareth Darien Bong
Gareth Darien Bong Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Seorang Murid

Kehidupan adalah untuk dijalani

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Terjebak dalam Layar, Perjuangan Budi Melawan Kesehatan Mental di Era Media Sosial

14 November 2024   08:24 Diperbarui: 14 November 2024   08:32 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh karena itu, ia mulai menetapkan waktu tertentu untuk menggunakan media sosial dan lebih banyak melibatkan diri dalam aktivitas offline yang memberikan kebahagiaan sejati---seperti berkumpul dengan teman-teman secara langsung atau mengeksplorasi hobi baru.

Budi juga menggambarkan kesehatan mentalnya seperti sebuah taman. Taman yang indah membutuhkan perawatan rutin; jika dibiarkan tanpa perhatian, tanaman akan layu dan mati. Begitu pula dengan kesehatan mental; jika tidak dirawat dengan baik melalui interaksi positif dan pengelolaan stres yang efektif, ia akan mengalami penurunan kualitas hidup. Dengan analogi ini, Budi menyadari bahwa penting untuk memberi ruang bagi diri sendiri agar bisa tumbuh dan berkembang tanpa tekanan dari dunia luar.

Suasana hati Budi saat ini sangat berbeda dibandingkan beberapa bulan lalu. Kini, ketika ia bangun di pagi hari, ia berusaha untuk tidak langsung memeriksa ponselnya. Ia menikmati secangkir kopi sambil membaca buku atau berjalan-jalan di taman dekat rumahnya. 

Deskripsi hari-harinya kini dipenuhi dengan momen-momen kecil yang membawa kebahagiaan---senyuman dari orang-orang yang ditemui di jalan, suara burung berkicau di pagi hari, atau bahkan aroma segar dari tanaman di kebunnya. Semua ini menjadi pengingat bahwa kebahagiaan sejati tidak selalu datang dari dunia maya; terkadang, hal-hal sederhana di sekitar kita dapat memberikan kepuasan yang lebih mendalam.

Dengan semua pengalaman ini, Budi menyadari bahwa menjaga kesehatan mental di era digital bukanlah hal yang mudah tetapi sangat mungkin dilakukan. Ia bertekad untuk terus memperbaiki hubungannya dengan teknologi sambil tetap fokus pada apa yang benar-benar penting---kesejahteraan dirinya sendiri dan hubungan nyata dengan orang-orang di sekitarnya. 

Kisahnya adalah pelajaran bagi banyak orang lainnya: bahwa meskipun dunia digital menawarkan banyak kemudahan, kita tetap harus bijak dalam mengelola dampaknya terhadap kesehatan mental kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun