Sumber : Anthony Shaw ~ Medium.com
"Menjadi diri sendiri di dunia yang terus-menerus berusaha menjadikan Anda sesuatu yang lain adalah pencapaian terbesar.” ~ Ralph Waldo Emerson
Introvert adalah seseorang yang cenderung lebih suka menghabiskan waktu sendirian atau dengan kelompok kecil orang yang dekat dengannya. Mereka umumnya lebih tenang dan hati-hati dalam interaksi sosial, dan seringkali merasa terbebani atau lelah setelah berinteraksi dengan banyak orang dalam waktu yang lama.
Introvert seringkali disamakan dengan pemalu, tetapi sebenarnya kedua hal tersebut tidak dapat dikatakan sama. Beberapa introvert dapat sangat percaya diri dalam lingkungan tertentu atau dalam situasi tertentu, sementara beberapa orang yang pemalu sebenarnya dapat menjadi ekstrovert yang terbuka dengan orang yang mereka kenal.
Hal yang penting untuk dicatat adalah bahwa introvert bukanlah hal yang negatif. Ini hanya cara seseorang memproses dan memandang dunia yang berbeda dari orang yang lebih ekstrovert.
Introvert dan ekstrovert dianggap sebagai dua kepribadian yang bertolak belakang. Ya, orang ekstrovert memang terkenal lebih mudah bergaul dan senang keramaian. Namun, bukan berarti introvert selalu tertutup, tidak suka keramaian, dan tidak suka bergaul. Apakah introvert tidak bisa bergaul? Faktanya, ada juga orang introvert yang terasa mudah saja bergaul. Bagi si introvert yang memang kesulitan bersosialisasi, khususnya terhadap orang baru, hal ini dapat mengganggu dan menghambat kehidupan sosialnya. Saya sendiri merasakan bagaimana sulitnya untuk seseorang yang sudah lama tertutup menjadi terbuka.
Tentunya ada banyak sekali cara untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan baru tersebut, namun semua itu kembali kepada diri kita masing-masing apakah mau merubah kebiasaan tersebut atau tidak. Berikut tips dan cara bagaimana menjadi diri sendiri di lingkungan sosial seperti sekarang :
1. Yakin terhadap diri sendiri dan jangan takut untuk berpendapat
Seringkali yang menjadi masalah utama seseorang dalam bergaul dan menyesuaikan diri seseorang adalah ketakutan yang menguasai pikirannya. Ketakutan tersebut nanti akan berujung membuat seseorang tidak jadi melakukan hal yang sebenarnya ingin dilakukan. Biasanya hal tersebut dapat muncul karena faktor lingkungan, entah karena seseorang tersebut dibiasakan untuk tidak melakukan kesalahan, ataupun ketakutan diketawai oleh teman-temannya. Tentunya pikiran tersebut akan mengganggu seseorang dan menggganggu keleluasaan dalam bersosialisasi.
Saya pun pernah berada diposisi ini, dan tentunya overthinking akan hal seperti ini itu melelahkan dan dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. Apakah ada hal yang bisa dilakukan untuk mencegah hal ini? Tentunya ada.
Satu hal yang saya tanamkan dalam pikiran saya adalah "Lakuin aja, ga bakal sehoror yang dipikirin kok" setiap kali saya ingin menyampaikan pendapat atau melakukan hal baru. Tidak mudah memang dan teori tidak akan semudah praktek, namun ketika anda melakukannya, anda pasti akan merasa bahwa ternyata berpendapat tidak sesulit dan serumit itu dan bahkan ingin mencoba lagi.
2. Stop menjadi "People-Pleaser" dan dampak "People-Pleasing" dalam kehidupan
People pleasing atau keinginan untuk menyenangkan orang lain merupakan perilaku di mana seseorang berusaha untuk memenuhi keinginan, kebutuhan, atau harapan orang lain dengan tujuan untuk mendapatkan persetujuan, pujian, atau pengakuan dari mereka. Orang yang terlalu fokus pada memuaskan orang lain cenderung menjadi lalai terhadap kebutuhan, nilai, dan tujuan mereka sendiri dan bisa merasa tidak nyaman atau cemas jika mereka tidak bisa memenuhi harapan orang lain. Meskipun perilaku ini bisa membantu membangun hubungan yang baik dengan orang lain, namun jika dilakukan secara berlebihan bisa memiliki dampak negatif pada kehidupan seseorang.
Mulai biasakan untuk menanamkan pikiran bahwa, kita tidak akan pernah bisa membahagiakan semua orang dan itu merupakan sebuah hal yang gapapa. Dan kita sebagai manusia harus bisa belajar untuk mengenal diri sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H