Pukul empat tepat dirinya terbangun di setiap pagi
Suara kehidupan terdengar dari arah dapur, mengusir udara dingin dan basahnya embun
Suara ketel berteriak nyaring, tanda waktunya melarutkan daun teh yang mengeluarkan aroma melati
Terdengar nada lembutnya membangunkanku
Dengan langkah terseret dan mata setengah terbuka, ku hampiri meja makan bertaplak rajutan bunga merah dan hijau
Sudah menunggu di depanku teh hangat yang terlalu manis, lengkap dengan setangkup roti dengan butiran coklat yang terlalu sedikit
Dering telepon genggam membuatku tersentak
Membuyarkan kenangan akan sarapan pagi di kala kanak-kanak
Bersama ibu dari ibuku, pahlawan masa kecilku
Depok, 10 November 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H