Mohon tunggu...
Garda Muhammad
Garda Muhammad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Hukum UIN Raden Mas Said

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Review Jurnal Dampak Pernikahan Dini dan Problematika Hukumnya

24 Oktober 2023   13:06 Diperbarui: 24 Oktober 2023   13:11 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Identitas Reviewer

Nama                                     : Garda Muhammad Faqih Abdillah Sutikno

NIM                                        : 212111066

Jurusan/Kelas                    : Hukum Ekonomi Syariah/5B

Identitas Jurnal

Judul                                       : Dampak Pernikahan Dini dan Problematika Hukumnya

Jurnal                                     : Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial

Volume dan Halaman     : Vol, 25, No. 01 dan hal (62-72)

Tahun                                    : 2015

Penulis                                  : Muhammad Julijanto

Tanggal                                : 23 Oktober 2023

Isi Jurnal

Penikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan di luar ketentuan peraturan-perundangundangan, atau penrikahan di bawah usia yang direkomendasikan oleh peraturan perundang-undangan. Pernikahan dini atau dibawah umur menyebabkan adanya beberapa masalah kontroversi dari perspektif Fikih Islam, Hak-Hak Asasi Manusia Internasional dan Undang-undang nasional.

Beberapa dampak dari pernikahan dini antara lain: pernikahan dini sangat rentan perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), pertambahan Jumlah pernikahan yang masif dan tidak terkontrol, terancamnya kerawanan masalah sosial ekonomi, dan masa depan keluarga (anak dan istri suram karena putus sekolah.

Apabila pernikahan dini ditinjau dari segi undang-undang, Batasan usia pernikahan bagi perempuan di dalam hukum di Indonesia masih simpang siur. UU Perkawinan menyebutkan batasan minimal 16 tahun. Sedangkan UU Perlindungan Anak menetapkan 18 tahun dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyarankan usia menikah pertama bagi perempuan 21 tahun.

Selanjutnya, secara medis pernikahan anak di bawah umur memang sangat berisiko. Beberapa kasus kesehatan yang terjadi pada pernikahan terlalu muda adalah kejadian perdarahan saat persalinan, anemia, dan komplikasi saat melahirkan. Selain itu, perempuan yang hamil pada usia muda berpotensi besar untuk melahiran anak dengan berat lahir rendah, kurang gizi dan anemia. 

Kesimpulan

Terjadinya pernikahan dini ialah karena akibat kesalahan dalam pergaulan dan munculnya pergaulan bebas generasi muda, pelaku rata-rata dari teman dan pacarnya.Pernikahan dini memiliki beberapa dampak, baik dari psikologis anak, hak asasi manusia, masalah ekonomi keluarga maupun kesehatan. Hal ini menyebabkan rentannya terjadi kekerasan dalam rumah tangga dan perceraian serta suramnya masa depan keluarga dikarenakan terlantarnya pendidikan anak. Secara fisik, perempuan yang masih dibawah umur belum siap untuk proses mengandung maupun melahirkan, akibatnya berpotensi besar untuk melahiran anak dengan berat lahir rendah, kurang gizi dan anemia. Selain itu, emosi dan mental yang belum stabil dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam rumah tangga, akibatnya tidak berpikir panjang dan kurang maksimal.

Problematika hukum pernikahan dini ialah batasan usia pernikahan bagi perempuan masih simpang siur karena aturan yang tertulis di Indonesia memuat perbedaan batasan usia antara  UU Perkawinan, UU Perlindungan Anak, dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Sehingga adanya Upaya merevisi UU Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan tentang batas usia perkawinan. Sehingga terdapat kesamaan dalam undang-undang yang mengatur batas usia perkawinan. 

Tanggapan

Masalah pernikahan, terlebih pernikahan dini atau pernikahan yang masih dibawah umur merupakan suatu hal yang harus benar-benar dipikirkan secara matang, karena pernikahan dengan umur yang masih dianggap belum dewasa tersebut akan sangat sulit menghadapi masalah-masalah rumah tangga kedepannya. Karenanya, perlu disiapkan emosi dan mental yang kuat, ekonomi yang siap, perencanaan yang matang, dan lainnya agar terhindar dari dampak-dampak buruk dari pernikahan dini serta bisa mewujudkan rumah tangga atau keluarga yang ideal, bahagia, sakinah, dan menjalankan fungsi dan tujuan pernikahan dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun