Mohon tunggu...
Garda Maharsi
Garda Maharsi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pemerhati Sosial-Budaya

Seorang peneliti sosial-humaniora yang sekaligus praktisi dunia Public Relations.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bashar Al-Assad

25 Desember 2024   02:12 Diperbarui: 25 Desember 2024   03:09 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai akhirnya Bashar menghadapi turbulensi hidup yang nyata saat ia mengetahui bahwa kakaknya Basil Assad, meninggal dunia akibat kecelakaan mobil didekat bandar udara pada Januri 1994. Bashar kemudian kembali ke Suriah dan mulai menekuni politik, dan menggantikan almarhum Presiden Hafez Al-Assad pada tahun 2000 setelah melalui referendum yang mencengangkan...

Berbakal pendidikan Barat yang pepak, Presiden Bashar Al-Assad dianggap sebagai wajah reformis bagi Suriah. Namun desakan dunia yang terengah-engah oleh krisis ekonomi 2008, sisa-sisa Perang Dingin yang tetap panas, menjalari kesadarannya. Ketika tahun 2010 gerakan Arab Spring menjangkiti jazirah Arab, dimana mahasiswa dan intelektual mulai naik panggung dan menguasai jalanan serta laman-laman muka koran, Bashar mulai hilang kendali. Dia perintahkan militer menggebuk siapa saja yang berkonotasi melawan kepemimpinannya.

Hasilnya adalah otoritarian masgul. Dinasti Assad memang berhasil berjalan, tapi lemah dan membusuk dari dalam. Presiden Bashar disibukkan oleh perlawanan dan upaya kudeta sepanjang waktu. Nyaris tiap tahun kekuasaannya mulai hilang di tiap-tiap provinsi. Suriah dilarang beraktifitas di Liga Arab. Ekonomi mereka makin seret, dan seakan hanya bergantung pada dukungan ekonomi dari dunia internasional. Wajah sosial Suriah sebagai mosaik terindah dari keberagaman etnis dan agama selama nyaris dua abad, luluh lantak...

Hari ini, 25 Desember 2024, Natal dirayakan di berbagai sudut Damaskus. Tapi mendung menggelayut: apa lagi setelah ini?

Adakah Suriah akan bersalin menjadi negara Islam? Kalaupun iya, apakah syariat Islam akan benar ditegakkan? Kalau ditegakkan, pendekatan politik Islam seperti apakah yang akan diadopsi?

Karena Suriah sendiri terbentuk dari 70% Islam Sunni, 10% Alawiyah, dan sekitar 3% Islam Syiah. Beberapa agama lain seperti Kristen Ortodoks, Katolik Roma, Ortodoks Syiria, hingga penganut Maronite hidup berdampingan. Di sebelah utara, bahkan ada daerah otonomi khusus Rojava yang didominasi etnis Kurdi. Belum lagi etnis lain seperti Yazidis, Palestina, Druze, Mandean, dan lain-lain.

Sebab itu, dunia menanti kabar. Apakah wajah yang akan ditampilkan dari Suriah setelah ini? Bagaimana akomodasi Suriah terhadap kaum minoritas mereka?

Jawabannya masih menggantung.

Bashar Al-Assad mungkin berhasil jatuh. Dinasti politik ambruk. Tapi bukan dinasti politik dan Presiden baru yang akan membuat Suriah mengemban kembali kedamaian.

Karena meski Bashar Al-Assad tugur, dunia tidak bisa dimenangkan oleh kehendak-kehendak. Suriah harus bisa menerangkan diri, betapa kemanusiaan yang dilukai tidak boleh berbalas api. Dunia mengharapkan kemenangan kerjasama dan kolaborasi. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun