absurd dan yang sering disebut sebagai penulis, novelis dan pemikir eksistensialis anarko-sindikal. Namun Camus dengan tegas menolak label penulis eksistensialis atau filsuf absurd. Ia merasa bahwa label-label tersebut tidak sepenuhnya mencerminkan pandangannya. Camus lebih suka disebut sebagai "Pemberontak," mencerminkan pandangannya tentang perjuangan melawan absurditas hidup dan pencarian makna.
Albert Camus adalah seorang jurnalis berkebangsaan Prancis, lahir 7 November 1913. Camus adalah salah satu filsuf di abad ke-20 yang sangat populer. Ia memiliki pandangan filsafatPada essai Mitos sisifus karyanya yang diterbitkan pada 1942 menjelaskan tentang pandangannya terkait makna hidup dengan konsep absurditas yang dianalogikan dengan kisah Sisifus. Saya mencoba memberikan ulasan terkait buku "Mitos Sisifus" yang saya miliki terbitan Circa (2021). Buku yang memiliki tebal berkisar 160 halaman ini perlu dibaca dengan saksama, terlebih dalam memahami isinya. Pada halaman pengantar Camus berkata “... lebih dari buku-buku saya yang lain, buku ini membutuhkan kesabaran dan pemahaman para pembacanya.” (Albert Camus, 1955).
Judul : Mitos Sisifus
Pengarang : Albert Camus
Penerjemah : David Setiawan
Penerbit : Circa
Tahun Terbit : 2021 (Cetakan Kedua)
Jumlah Halaman : viii + 166
Sinopsis
"Mitos Sisifus" adalah sebuah esai filosofis tentang eksistensialisme yang ditulis oleh seorang filsuf dan penulis bernama Albert Camus keturunan Aljazair-Prancis. Dalam karya ini, Camus mengeksplorasi tema absurditas kehidupan dan pencarian makna di dalamnya dengan menggunakan kisah Sisifus, tokoh mitologis Yunani yang dihukum untuk mendorong batu besar ke puncak gunung, yang kemudian batunya kembali menggelinding kebawah setelah ia mencapai puncak dan ia harus mengulanginya seperti itu, selamanya. Camus menggunakan mitos ini sebagai metafora untuk menggambarkan perjuangan manusia dalam mencari makna di tengah absurditas hidup.
Tema dan Gaya Penulisan
Esai ini camus mencoba menjelaskan tentang bagaimana konsep absurditas dan cara manusia dapat menemukan makna dalam hidup meskipun menghadapi perasaan kesia-siaan. Gaya penulisan Camus sangat filosofis dan reflektif, dengan bahasa yang lugas, jelas, dan puitis di beberapa bagian. Camus membuat pembaca terasa terlibat dengan menyeimbangkan argumen filosofis dengan struktur yang logis dalam narasi yang mengalir
Analisis
Camus menekankan bahwa meskipun kehidupan sering kali terasa absurd, kita memiliki kesempatan untuk bebas dalam menciptakan makna diri kita sendiri. Ia mengajak pembaca untuk menghadapi absurditas dengan keberanian dan menemukan kebahagiaan dalam perjuangan itu sendiri, bukan pada hasil akhir. Dengan mengubah cerita tragis Sisifus menjadi pelajaran tentang ketabahan dan keberanian, Camus menyimpulkan bahwa kita harus membayangkan Sisifus bahagia, Karena dengan penerimaan nasibnya, ia dapat menemukan kebebasan dan makna. Hal ini selaras dengan konsep Revolusi absurd menekankan pentingnya menolak ketidakadilan dan kebodohan dunia, dengan tidak menyerah dalam keputusasaan, serta menerima segala kondisi dan melawan absurditas dengan cara yang positif.
Hal-hal yang Harus Diperhatikan
Kalimatnya bersifat filosofis dan terkadang pesimis dapat membuat sebagian pembaca sulit mencernanya. Selain itu, beberapa argumen Camus mungkin terasa kontroversial pada masa saat ini. Pada beberapa pernyataanya cenderung provokatif dan dapat membuat sebagian pembaca merasa suram serta pesimis terkait dengan pandangan absurditas.
Beberapa Pelajaran Penting
1. Penerimaan Absurditas : Pada buku ini kita diajarkan untuk menerima absurditas hidup yang menyisakan ruang tanpa makna.
2. Ketahanan dan Keberanian : Kita dapat menjadikan kisah Sisifus menjadi inspirasi dalam menghadapi tantangan hidup dengan ketahanan dan keberanian, walaupun hasilnya tidak memuaskan.
3. Pencarian Makna Pribadi : Camus mendorong kita untuk memberikan makna dalam kehidupan yang absurd dengan perjuangan dan cara yang positif.
Rekomendasi
Buku ini direkomendasikan bagi mereka yang tengah mencari pemaknaan hidup, atau seseorang yang tertarik pada filsafat, terlebih filsafat eksistensialisme. Membaca “Mitos Sisifus” dapat memberikan wawasan dan mengubah cara kita dalam memandang kehidupan. Buku ini memberikan tantangan terhadap intelektual dan emosional mendalam.
Karya ini merupakan karya yang dapat menggugah jiwa dan pemikiran, mengajak kita untuk berani dan menemukan makna dalam diri kita sendiri dalam menghadapi absurditas hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H