Mohon tunggu...
Engel Manehat
Engel Manehat Mohon Tunggu... Guru - Pecinta Puisi dan Cerita Nonfiksi

Sajak Yang Terlupakan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Utuh

19 Januari 2023   13:50 Diperbarui: 19 Januari 2023   13:55 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku telah bersamamu berbulan-bulan lamanya. Setiap percakapan kita selalu saja aku buang dalam puisi, sampai kata-kata bosan menjadi kalimat yang bernostalgiakan seribu baikmu yang tak sanggup aku membalasnya.

Sisa dua bulan ke depan, kita akan menulis dua tahun lamanya menjaga sebuah hubungan yang mungkin bagi banyak orang adalah kemustahilan. Aku dan kamu menjaganya dalam diam yang orang-orang mengira semuanya telah usai.

Memang sering ada gelas yang pecah di kala kopi tak lagi berasa manis. Tetapi jangan jadikan itu untuk pisah dan tan lagi betah, sebab bagiku itulah ketulusan cinta dan kesetiaan. Jadi, biarkan kita terus mengartikan kata cinta tanpa harus saling melupakan.

EngelManehat, 19 Januari 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun