Memang sulit menjaga kepercayaan seseorang di era yang penuh dengan kebohongan ini. Sebagai contoh, saat ini orang tua banyak yang mudah tertipu oleh muslihat anaknya, seorang suami sering bersilat lidah kepada istrinya, dan bawahan berbohong kepada atasannya.
Sebagai manusia biasa, memang tidak bisa menjamin seseorang bebas dari perkataan bohong, dalam agama pun dikatakan bahwa bohong itu dosa dan lisan itu lebih tajam dari pedang yang di asah. Menjadi pribadi yang menyenangkan juga harus jauh dari perkataan bohong, dan bohong juga merupakan senjata yang bisa menyerang kita sendiri. Dengan kebohongan kecil akan membentuk kebohongan yang besar.
Tapi benarkah jika kita berbohong atas dasar kebaikan ?
Itu juga tidak dibenarkan, saya seorang muslim dan saya berusaha mengikuti perkembangan zaman. Nabi Muhammad S.A.W tidak pernah berbohong dalam kesehariannya, baik ketika bercanda gurau ataupun ketika serius.
Saya ingat ketika itu ada kultum, disana diceritakan bahwa Nabi Muhammad sedang melindungi seseorang yang hendak dibunuh, ketika si pembunuh datang Nabi Muhammad mengatakan bahwa beliau datang dari AIR ( pembunuh itu menyangka Nabi Muhammad datang dari sungai atau mata air, namun Nabi Muhammad sebenarnya bermaksud mengatakan beliau terbuat atau datang dari AIR MANI).
Itulah yang Nabi kita contohkan, menjadi seseorang yang bisa menolong tanpa berbohong.
Agama juga akan membalas perkataan bohong kita dengan dosa. Berkata jujur akan membuat hati kita tenang dan menjadi yakin akan kebenaran.
Jujur, saya juga masih sering berkata dusta. Namun, semoga dengan ini saya dan pembaca yang masih sering berbohong tergerak hatinya dan bisa merubah kebiasaannya itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H