Kolese Kanisius didirikan pada tahun 1927 terletak di Menteng Raya, Jakarta Pusat. Nama "Kanisius" diambil dari St. Petrus Kanisius, seorang santo Jesuit yang terkenal dengan dedikasinya terhadap pendidikan dan pengajaran. Sekolah Kolese Kanisius, sekolah yang didirikan oleh ordo Serikat Jesuit, dikenal dengan pendidikan yang berkualitas tinggi. Namun, bukan hanya sebuah sekolah dengan kualitas pendidikan yang tinggi, tetapi juga menjadi sekolah dengan pengembangan karakter siswa yang baik.
Kolese Kanisius memiliki nilai yang selalu ditanamkan yaitu 4C 1L, yaitu Compassion (kepedulian), Competence (kompetensi), Conscience (hati nurani), Commitment (komitmen), dan Leadership (kepemimpinan). Kelima nilai itulah yang menjadi pilar dan pendoman hidup bagi para "Kanisian" sebutan bagi para siswa Kolese Kanisius. Nilai-nilai tersebut tidak hanya menjadi dasar di dalam setiap kegiatan belajar mengajar di sekolah, tetapi diharapkan untuk selalu diaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari.Â
Kolese Kanisius menjadi mungkin tempat yang sangat cocok bagi mereka yang "gila" dalam hal akademik. Seluruh pembelajaran yang diajarkan bukanlah pelajaran yang biasa. Segala macam pelajaran dan materi yang diberikan merupakan materi-materi yang terbilang sulit. Tidak hanya terlihat dari segi pembelajaran dan materi yang menyulitkan, tetapi segala bentuk latihan dan tugas yang diberikan juga tidak kalah menantang. Banyak sekali latihan atau tugas yang harus Kanisian kerjakan hanya dalam kurun waktu yang terbilang singkat. Kanisian harus mampu mengatur waktu dengan baik. Jika tidak, apalah daya, mereka bisa sangat mudah untuk masuk ke jurang yang tidak mereka inginkan.
Salah satu nilai yang diajarkan di Kolese Kanisius juga yaitu Persevera atau sikap pantang menyerah pun tampaknya tidak hanya semata mereka dengar, tetapi harus mereka laksanakan dan terapkan di dalam keseharian. Dalam kurun waktu yang sangat singkat, berbagai proyek dan tugas bisa sangat menumpuk. Diperlukan adaptasi yang begitu tinggi. Kerasnya proses akademik yang dilakukan oleh para Kanisian juga dibuktikan dengan segudang prestasi akademik yang diraih. Banyak sekali perlombaan-perlombaan akademik yang diraih oleh para Kanisian. Belum lama ini, Kolese Kanisius mendapatkan raihan peringkat pertama dalam nilai capaian prestasi sekolah tingkat nasional dengan nilai poin prestasi sebesar 39,5.
Dibalik kerasnya akademik yang ada di Kolese Kanisius, proses non akademik yang ada di Kolese Kanisius juga tidak kalah keras. Kolese kanisius memiliki visi sebagai sekolah Yesuit menjadi pusat pelayanan pendidikan bagi para calon pemimpin yang unggul dan beriman. Lewat visi ini, Kolese Kanisius ingin mengambangkan para siswanya untuk menjadi pemimpin yang unggul dan beriman. Banyak cara yang diajarkan oleh Kolese Kanisius untuk meraih dan mewujudkan visi ini. Banyak kegiatan-kegiatan non akademik yang dijalankan. Tidak sedikit, sangat banyak kegiatan-kegiatan yang dilakukan.Â
Salah satu cara Kolese Kanisius mengembangkan karakter para siswanya dengan melalui banyaknya kegiatan yang ada. Bukanlah suatu kegiatan-kegiatan yang kecil dan tidak ada artinya. Lewat kegiatan-kegiatan itu, Kanisian harus bisa menerapkan nilai-nilai yang telah diajarkan, yaitu 4C 1L. Aku merupakan seorang yang bisa langsung merasakan segala bentuk formasi yang ditawarkan oleh Kolese Kanisius. Bukanlah suatu proses yang mudah. Jatuh bangun pasti ada momennya. Aku telah merasakan langsung kerasnya bersekolah di Kolese Kanisius. 6 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk merasakan semua ini. Banyak sekali pengalaman-pengalaman menarik yang bisa ku rasakan.Â
Kerasnya pendidikan di Kolese Kanisius mengajarkanku begitu banyak arti. Sungguh bersyukur rasanya bisa bersekolah di sekolah sebaik ini. Nilai-nilai yang diterapkan bukanlah nilai yang biasa, tetapi benar-benar mudah untuk kita aplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari. Banyak sekali kesempatan dan akan selalu ada momen untuk ku bisa menerapkan seluruh nilai yang telah diajarkan. 3 tahun awal bukanlah suatu proses yang mudah bagiku untuk bisa beradaptasi di sekolah ini. Aku bukanlah siswa yang aktif waktu itu. Masa pandemi merupakan proses yang menghambatku. Banyak sekali momen yang saya lewatkan.
Tidak mau mengulang hal yang sama lagi, proses 3 tahun terakhir ini, di masa SMA, saya selalu ingin menjadi lebih baik atau Magis. Banyak sekali kesempatan yang ku ambil di momen ini. Nilai akademik saya terus mengalami peningkatan. Semakin banyak teman yang ku kenal lewat kegiatan-kegiatan yang ada. Aku juga merupakan salah satu bagian dari OSIS di sekolah ini. Menjadi siswa yang lebih aktif dan bisa selalu ikut berkontribusi di dalam setiap proses. Senang rasanya bisa menjadi diriku yang sekarang karena nilai-nilai yang selalu diterapkan. Aku bersyukur bisa merasakan segala proses yang ada selama aku bersekolah di Kolese Kanisius. Bukan proses yang mudah, tetapi proses inilah yang mengubah hidupku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H