Mohon tunggu...
Alexis Garan Abimanyu
Alexis Garan Abimanyu Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa SMA Kolese Kanisius

Saya tertarik untuk selalu mengikuti hal-hal yang berbau olahraga dan tentunya juga suka untuk membahas konten dengan pembahasan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Artikel dan Teks Anekdot

21 Mei 2023   12:38 Diperbarui: 21 Mei 2023   12:38 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam artikel yang telah di tuliskan oleh Pak Ari, saya menemukan suatu poin yaitu kita sebagai masyarakat Indonesia menginginkan seorang pemimpin yang mempunyai sifat yang humoris. Menurut saya hal yang menarik adalah bahwa kita sebagai masyarakat Indonesia menginginkan sosok pemimpin yang bisa membawa Indonesia dengan baik dan dengan pendekatan-pendekatan antara pemimpin dan rakyat terjalin dengan baik pula. Hal ini menarik karena jika kita melihat kita sebagai bangsa Indonesia. 

Tandanya kita sebagai masyarakat yang mempunyai sifat humoris atau dengan humor yang tinggi. Mengenal lagi bahwa Gus Dur merupakan seorang pemimpin yang suka untuk menyampaikan pesannya melalui teks anekdot sebagai bentuk penyampaian pesan dan kritik.

Untuk lebih mengenal teks anekdot, teks anekdot merupakan teks yang berisi mengenai suatu pesan lucu yang menghadirkan gelak tawa dari para pembaca, selain itu juga berisi mengenai sebuah kritikan tentang sesuatu hal. Sebenarnya, teks anekdot merupakan teks yang jika kita lihat merupakan teks yang mirip dengan cerpen. Hanya saja jika kita melihatnya lebih seksama lagi, perbedaannya terdapat pada bentuk kelucuan dan fungsinya yang berbeda. Cerpen dan teks anekdot sendiri mempunyai kemiripan atau kesamaan yaitu sama-sama berisikan sebuah cerita.

Contoh dari teks anekdot ini mempunyai pesan yang mendalam. Jika kita mengambil tema dari Pak Gus Dur contoh teks anekdotnya adalah "Polisi yang baik itu cuma tiga. Pak Hugeng almarhum bekas Kapolri, patung polisi, dan polisi tidur", Ujar pak GusDur. Jika kita analisis, teks anekdot merupakan teks yang mempunyai tujuan yaitu untuk membuat pembaca tertawa, tetapi terkadan teks anekdot mempunyai pesan kritik terhadap seseorang bahkan instansi besarpun.
Teks anekdot mempunyai fungsi dominan yaitu untuk menghibur para pembaca. 

Dengan kita membaca teks anekdot, terkadang teks anekdot ini menghadirkan gelak tawa kepada para pembacanya. Hal itu bukan tanpa alasan karena teks anekdot sendiri berisikan mengenai hal-hal lucu. Tetapi teks anekdot tidak hanya memberikan atau menghadirkan gelak tawa dan menghibur, terkadang teks anekdot merupakan teks yang berisikan mengenai sindiran. Yang berarti teks anekdot ini mempunyai fungsi lain yaitu untuk menyindir seseorang, institusi, ataupun instansi.

Anekdot yang dilontarkan oleh pak Gus Dur pada zamannya dianggap hal yang biasa saja atau hanya atau sebagai  candaan. Tetapi di zaman sekarang ini, apa yang telah dikatakan pak GusDur terlihat semakin jelas dari banyaknya pengalaman yang terjadi. Polisi yang seharusnya bisa menjadi contoh dan melayani para masyarakat, tetapi bisa kita lihat pada zaman sekarang tidak sedikit polisi yang malah melawan hukum. Kita dapat melihat akhir-akhir ini, banyak polisi yang melakukan kesalahan dan malah terjerat kasus bahkan sampai ada yang menerima kasus yang sangat berat. 

Mulai dari membunuh sesama polisi sampai melakukan korupsi serta pengedaran narkoba yang terjadi. Jadi menurut saya, apa yang dikatakan Gus Dur yaitu Polisi yang baik itu cuma tiga. Pak Hugeng almarhum bekas Kapolri, patung polisi, dan polisi tidur ada benarnya juga.

Jadi bisa kita simpulkan bahwa teks anekdot ini merupakan teks yang mempunyai banyak pesan di dalamnya. Dengan adanya fungsi dan arti dari teks anekdot sendiri, teks anekdot merupakan teks yang bisa dibilang unik. Teks anekdot ini merupakan salah satu bentuk penyampaian pesan kepada seseorang. Teks anekdot bisa menghadirkan tawa kepada para pembacanya, tetapi teks anekdot juga bisa menjadi sarana kritik bagi seseorang dan bentuk penyindiran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun