Mohon tunggu...
Garaduz Grace
Garaduz Grace Mohon Tunggu... pegawai negeri -

..Garaduz untuk Grace..(✿◠‿◠)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terima Kasih Telah Membantuku Aborsi

25 Juni 2012   15:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:33 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Oh..bagus..saat senang, kau lupa padaku. Sekarang sudah terjepit masalah, baru kau lari kepadaku. Memangnya aku juruselamatmu?”
“Marah saja! Marahi aku sepuasmu. Tapi tolong aku. Cuma kau yang bisa menolongku saat ini.”
“Tunggu aku di depan Ambon Plaza 30 menit lagi.”

***

Mata itu sembab. Bukan karena terjembab biasa, tapi luar biasa. Air mata itu kulihat belum kering. Bukan karena hentinya hujan mematikan mata air. Tapi bendungan duka itu sudah terlanjur pecah. Bukannya kucoba ‘tuk hapuskan lara, tapi hanya mampu ‘tuk keringkannya sesaat.

“Habiskan baksomu..” ucapku berbalas senyum yang dipaksakan untuk mengembang. Tapi mungkin hanya itu yang mampu dilakukannya saat ini..tak ada pilihan lain. Dan dentingan sendok aluminium dengan mangkok bakso bergambar ayam jago itu pun berganti dengan setangkup tangan membentangi mata yang terlalu malu memandang fananya dunia.

“Apa kita sudah bisa mulai?”
“Aku..aku hamil..”
“Lalu? Pilihan apa yang akan kau ambil?”
“Entahlah..aku bingung makanya aku mau minta pendapatmu.”
“Siap menikah?”
“Gila!”

“Yang gila itu kamu, bukan aku!”

***

“Aku tidak mau periksa kandunganku!”
“Lalu kamu mau apa?”
“Apa kata orang nanti?”
“Lalu apa kau sudah memikirkan apa kata orang nanti saat nafsu sudah menutup otakmu?”

Kupasrahkan saja hidupku hari itu ke tangannya setelah tangan Tuhan menjadi yang pertama. Detak jantungku mungkin seumpama loadspeaker super bass yang berdentum kala tangannya menggandengku memasuki ruang tunggu klinik dokter kandungan.

“Usir pucat wajahmu. Duduk saja di sini.”
“Tapi..”
“Diam!”

Aliana maju ke meja perawat jaga. Sepertinya dia sudah akrab dengan gadis muda itu. Beberapa simpul senyum kulihat menjadi akhir pembicaraan mereka.

“Sudah?”
“Sip! Kau bisa mengandalkanku..”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun