Mohon tunggu...
Garaduz Grace
Garaduz Grace Mohon Tunggu... pegawai negeri -

..Garaduz untuk Grace..(✿◠‿◠)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gigiku Gatal Melihat Korupsi!

9 Mei 2011   03:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:55 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lanjut.... Selanjutnya bagaimana tentang jalanan? Jalan utama lintas gunung pun masih ada sebagian besar yang jebol akibat pembangunan infrastruktur asal-asalan (tak pernah rampung sejak 4 tahun silam). Melewatinya serasa sedang mengarungi lautan garang bergelombang yang mengaduk-aduk isi kepala dan perut. Angkutan umum dalam kota pun hanya ojek dan becak (mobil? Kecuali punya mobil pribadi) melewati beberapa areal pemukiman diantara rawa-rawa dan pepohonan sagu, saksi kebobrokan ini. :(

Apalagi kalau bukan korupsi penyebabnya. Korupsi juga menjadi suatu realita biasa yang sudah dianggap biasa. Heran ya, bagaimana oknum-oknum tak bertanggungjawab ini bisa tidur nyenyak setiap hari setelah menguras uang masyarakat yang nilainya bermiliar-miliar. Pengangkatan CPNS yang berlarut-larut dengan alasan "kas kosong". He he he.. Mengapa kas daerah kosong? Dibobol maling-kah? Maling dalam negeri sendiri? :D

Apa yang mau dipelajari dari para petinggi di negeri berjulukan Saka Mese Nusa ini? Bisa-bisanya membawa-bawa nama Tuhan, para leluhur dan masyarakat guna menebalkan kantong sendiri dan menebalkan realita jeritan pihak grassroot yang mendambakan kehidupan yang lebih baik. Dan apakah kita harus terjebak dan ikut bermain dalam sistem sesat seperti ini? Free will setiap insan untuk menentukan keputusannya. Apalagi Pemilukada (bupati) tersisa 7 hari lagi. Apakah euforia setiap kampanye ini sudah menutup mata masyarakat? Jangan salah piliih! Cukup sudah penguasa lama menancapkan kuku arogansinya selama lima tahun ini. Yah, syukur-syukur kalau yang bersangkutan sudah tobat. Dan apa salahnya kalau kita memberi ruang untuk calon kandidat yang lebih baik? Kalau ada yang lebih baik, kenapa tidak? :)

Selamat merenung dan memilih dalam kancah pesta demokrasi yang sehat.

Piru, 9 Mei 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun