CILACAP, 09/02/2017, Seniman seniwati tradisional Kabupaten Cilacap mengadakan sarasehan dI sebuah Forum Komunikasi Lintas Seni dan Budaya dalam rangka berupaya mengembangkan serta menarik minat kawula muda untuk ikut berperan aktif melestarikan serta mengembangakn seni tRadisional yang ada di Kab. Cilacap.
Bukti meningkatnya minat anak muda ikut mengembangkan kesenian ebeg adalah saat gelar seni ebeg di beberapa tempat, diantaranya di Ayam Alas Kroya, di Jetis Nusawungu, di Cilacap Kota, di Pesanggrahan Kesugihan, di pantai Sodong Adipala dan di desa Mulyadadi Cipari banyak anak muda melibatkan diri menjadi penari ebeg/ kuda kepang.
Sarasehan dilaksanakan di empat wilayah, yang pertama di wilayah eks kotip, selanjutnya di wilayah Kroya dan diteruskan di wilayah Kota serta terahir di wilayah Sidareja dan Majenang (8-2-2017), tepatnya di rumah Bp. Amam Sutrisno  Korwil Sidareja di Desa  Mulyadadi RT 3/3, Kecamatan Cipari.
Menurut Bambang Trijono, ketua GANASETRA (Lembaga Pembina Seni Taradisional Cilacap) saat ini para pekerja seni tradisional di Cilacap (di luar seni pedalangan) Â dengan kesadaranya sendiri berupaya mengembangkan seni tradisional tanpa mendapatkan dukungan yang memadai dari pemerintah,
Dari sarasehan yang telah di laksanakan menghasilkan beberapa kesepakatan, diantaranya ingin membuat legalitas badan hukum atas organisasi yang mewadahi kesenian tradisional, ada pembinaan agar berkembang, memiliki tempat lengkap dengan sarananya yaitu gedung kesenian yang layak sebagai ajang apresiasi dan promosi bagi grup – grup kesenian tradisional yang ada di Kabupaten Cilacap.
Masih menurut Bambang Trijono bila melihat jumlah grup Ebeg (kuda kepang) pada 2012 ada 98 grup dan saat ini berkembang menjadi 234 grup ebeg yang telah resmi terdaftar tersebar di seluruh wilayah kota Kabupaten Cilacap.
Sementara untuk grup Lengger Calung ada 29 grup, Sintren 9 grup, Cowong 12 grup dan masih banyak lagi diantaranya Ketoprak, Menoreh, Thek – thek,  Janeng dan lainya yang jumlahnya mencapai 424 grup resmi terdaftar. Sementara yang belum terdaftar masih ratusan jumlahnya, imbuh Bambang Trijono.
Sarasehan di Cipari dihadiri oleh calon petahana Bupati Cilacap H. Tatto Suwarto Pamuji.
Dalam janji politiknya kepada ketua grup seni dan para pekerja seni tradisional yang hadir saat itu, H. Tatto Suwarto Pamuji yang akrab dipanggil Tatto berjanji akan memperhatikan serta mewujudkan keinginan para seniman seniwati tradisional tersebut, diantaranya membantu membuatkan legalitas / badan hukum sampai di Kemenkumham agar para grup seni bisa mendapatkan bantuan dana pembinaan dari pemerintah.
Tatto juga berjanji akan membuatkan gedung kesenian yang layak dan tempat parkirnya cukup luas. Menurutnya dana dari pemerintah pusat sudah tersedia dan meminta kepada ketua GANASETRA untuk mencari lokasi tanah yang sesuai untuk dibeli oleh pemerintah Kab. Cilacap dan selanjutnya meminta pemerintah pusat menurunkan dananya untuk membangun gedung kesenian tersebut sehingga pembinaan dan pertunjukan kesenian tradisional dapat terlaksana dengan baik.
Untuk kesenian ebeg / kuda kepang, kepada peserta sarasehan Tatto minta segera buat rencana adakan festifal ebeg untuk merayakan hari jadi Kabupaten Cilacap ke 161 pada bulan Maret 2017,
H. Tatto Suwarto Pamuji kembali mencalonkan untuk menjadi bupati Cilacap periode 2017-2022 berpasangan dengan Syamsul Aulia Rachman sebagai calon wakilnya meminta doa restu kepada seluruh pekerja seni tradisional agar dapat memenangkan pilkada Cilacap yang akan dilaksanakan pada tanggal 15 Pebruari 2017. Para peserta sarasehan pun meng Amininya.
Peliput & Editor
Gatot Pramono
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H