Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Saran untuk Gibran Sebelum Debat Cawapres

22 Desember 2023   00:10 Diperbarui: 22 Desember 2023   14:26 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka saat tiba di acara Deklarasi Pergerakan Perempuan Muda Nahdliyin (Perdana) Mendukung Prabowo-Gibran untuk Indonesia Maju di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (6/12/2023). (Foto: KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO)

Tiga calon wakil presiden, Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka dan Mahfud MD menyatakan siap tampil dalam Debat Cawapres, Jumat 22 Desember 2023. Tema besar debat ini adalah ekonomi (ekonomi kerakyatan dan ekonomi digital), keuangan, investasi, pajak, perdagangan, pengelolaan APBN-APBD, serta infrastruktur dan perkotaan.

Sejauh ini, saya "kepo banget", penasaran sekali, ingin melihat bagaimana cawapres nomor urut 2, Gibran tampil dalam perdebatan. Jujur saja, rasa penasaran itu karena ada beberapa alasan.

Pertama, karena ingin tahu apa-apa saja program kerja yang akan dilaksanakan Gibran  bila kelak terpilih pada Pemilu Presiden-Wakil Presiden 2024 nanti.

Saya percaya, program kerja Gibran tentu saja banyak. Tapi sesuai tema Debat Cawapres yang sudah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI bersama tim dari tiga pasangan calon, saya betul-betul ingin menyaksikan Gibran memaparkan tema besar program perekonomiannya. Begitu pula dengan sub tema debatnya yaitu Ekonomi (ekonomi kerakyatan dan ekonomi digital); Keuangan; Investasi; Pajak; Perdagangan; Pengelolaan APBN/APBD; serta Infrastruktur dan Perkotaan.

Kedua, saya penasaran dan berhasrat sekali diberikan pemahaman oleh Gibran tentang korelasi antara program perekonomiannya dengan pembangunan yang sudah dilaksanakan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Korelasi yang saya maksud, keterkaitan antara program perekonomian Gibran untuk "melanjutkan dan menyempurnakan" capaian pembangunan sebelumnya.

Bukankah itu pula yang pernah disampaikan Gibran saat tampil perdana sebagai cawapres yang berpasangan dengan Prabowo Subianto. Acaranya dihadiri ribuan relawan pendukung "Prabowo-Gibran" di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta (25 Oktober 2023). Ketika itu, dengan berapi-api Gibran menegaskan, "Tugas kita sekarang adalah melanjutkan dan menyempurnakan."

Ketiga, saya terdorong ingin melihat penampilan anak muda seperti Gibran. Dalam arti, bagaimana Gibran menjadi salah satu peserta debat, menyampaikan visi dan misinya sebagai cawapres, juga saling bersanggah-sanggahan dalam suasana aperdebatan. 

Di sini, saya penasaran ingin sekali melihat bagaimana gaya komunikasi Gibran.

Tidak, sama sekali tidak. Saya tidak meng-"under estimate" sosok Gibran dalam ajang perdebatan. Pengalamannya sebagai Wali Kota Solo, Jawa Tengah, tentu sedikit banyak sudah teruji dalam berhadapan dengan banyak orang. Meskipun, bila kemudian harus berhadapan dengan dua kompetitor debatnya, Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD, tentu hal ini akan menjadi suatu tantangan tersendiri bagi putra sulung Presiden Jokowi itu.

Gibran Rakabuming Raka di Indonesia Arena, Jakarta pada 25 Oktober 2023. (Foto: Screenshot Youtube Kompas.com) 
Gibran Rakabuming Raka di Indonesia Arena, Jakarta pada 25 Oktober 2023. (Foto: Screenshot Youtube Kompas.com) 

Diakui, Gibran punya masalah dalam berkomunikasi publik. Bukan untuk hal prinsipil, tapi hanya karena faktor kebiasaan dan kurang "jam terbang" saja yang membuatnya acapkali dikesankan pelit berbicara atau irit berkomentar. Kesan yang selama ini terbangun terhadap pembawaan sosok Gibran, tentu tidak boleh dilakukan saat pelaksanaan Debat Cawapres.

Catatan saja, saya pernah mengulas gaya Gibran ketika menjadi tamu talkshow Mata Najwa episode "Cerita Anak Jokowi", Rabu (24 Februari 2016). Tulisan di Kompasiana yang sempat jadi Artikel Utama dan Featured itu sudah dibaca 14.067 kali per 21 Desember 2023. Judulnya: Najwa Shihab Kurang Greget Wawancarai Gibran "Biasa Aja".

Kembali ke topik. Beberapa hari sebelum debat, kepada awak media, Gibran juga mengaku sudah melakukan latihan simulasi debat. Nah, artinya klop sudah, saya juga ingin melihat bagaimana Gibran yang "lulus" dalam latihan simulasi debat itu, dengan benar-benar lugas dan ciamik menghadapi "Cak Imin" serta "Prof Mahfud".

Perbanyak Penyampaian Program

Saya sendiri, jujur, belum menentukan pilihan apakah akan memilih pasangan calon Anies-Muhaimin, Prabowo-Gibran ataupun Ganjar-Mahfud. Belum. Saya mungkin termasuk satu dari 28,7 persen pemilih bimbang atau "undecided voters". Yup, saya belum menentukan pilihan!

Kalaupun saya menulis tentang Gibran, ya lebih pada hal-hal yang terkait gaya komunikasinya, sekaligus prediksi terkait penampilannya dalam debat.

Dengan segala kelebihan dan kekurangan yang melekat pada diri Gibran, termasuk gaya komunikasinya, momentum Debat Cawapres harus dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pria asli Solo yang lahir 1 Oktober 1987 itu.

Gibran harus tampil "chic" (Perancis: Chique), artinya terampil dan anggun. Problem Gibran dalam cara berkomunikasi, tidak boleh dijadikan alasan baginya untuk kehilangan rasa percaya diri selama perdebatan.

Jangan pula Gibran tampil agak terbelenggu akibat blunder pernyataannya belum lama ini. Yaitu, soal "asam sulfat" pada ibu hamil yang harus terpenuhi. Bebaskan dari rasa bersalah akibat bilang "asam sulfat". Seharusnya, "asam folat". Bukankah Gibran sudah meminta maaf dan mengoreksi pernyataan salahnya itu. Jalan saja terus.  

Lalu, bagaimana caranya tampil "chic"? Gibran harus tampil apa adanya, berani dan jujur dengan kondisinya yang dipandang sepele oleh sebagian masyarakat terkait pergelaran debat.

Gibran harus percaya, jujur dan tampil jujur. Semua itu akan memperbaiki "step by step" penampilan dalam perdebatan.

Tak usah banyak polesan dan pesanan "ini-itu". Kalaupun harus tampil dengan membawa secarik kertas berisi point-point yang akan disampaikan dalam debat, tak masalah. Bukankah, sosok Gibran yang masih belia dan ingin "melanjutkan serta menyempurnakan" pembangunan saat ini, itu saja sudah cukup menjadi modal penampilannya.

Lagipula ingat, pelatih sepak bola penuh bintang prestasi, Jose Mourinho saja, setiap kali pertandingan selalu membawa pulpen dan kertas. Ia menulis juga mencatat, lalu mengambil banyak keputusan terbaik dari hasil goresan tangannya itu.

Gibran harus mengambil inspirasi dari Jose Mourinho yaitu tampil pede, percaya diri. Bila perlu, Gibran juga bisa mengucapkan kalimat seperti yang pernah diungkapkan Jose "the special one" Mouinho itu. Kalimat penggalannya adalah "Please do not call me arrogant because what I say is true. I think I'm a special one!" Ya, Gibran harus berani bilang, dirinya adalah juga "seseorang yang sangat istimewa".

Selain itu, pengalaman Gibran selama berurusan dengan APBN dari Pusat dan APBD Kota Solo, keuangan, investasi wilayah, perpajakan, infrastruktur dan perkotaan selama menjabat Wali Kota Solo, bisa jadi pengetahuan dasar untuk beradu sanggah tentang perekonomian.

Memang, tidak bisa "apple to apple" membandingkan antara mengurus pelayanan publik Kota Solo dengan melayani publik di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tapi modal dasar, Gibran sudah punya pengalaman sebagai eksekutif wilayah. Sebagai pengusaha catering, Gibran juga pasti punya pengalaman dan menyelami denyut wirausaha plus urusan perpajakan. Ini modal dasar berikutnya.

"Amunisi debat" lainnya, Gibran sempat berkunjung ke Pasar Pandansari, Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (16 Desember 2023). Ia berbelanja sejumlah kebutuhan bahan pokok. Nah, ini bisa "dimainkan" Gibran dalam Debat Cawapres. Kebersamaan singkatnya bersama kalangan pedagang di pasar itu bisa disampaikan terkait sub tema debat yakni ekonomi kerakyatan.

Apa yang Harus Gibran Lakukan?

Dalam perdebatan, problem komunikasi bawaan yang melekat pada Gibran, kurang menguntungkan apabila suami Selvi Ananda itu harus memaparkan lugas visi dan misinya. Gibran bukan tipe orang yang bisa mengomunikasikan program kerjanya secara runut, lugas dan sanggup mempengaruhi khalayak. Paling tidak problem komunikasi itu  untuk sementara ini, masih menjadi musuh utama bagi Gibran pribadi. Tapi yakinlah, lambat laun seperti ayahnya juga, gaya komunikasi Gibran pasti akan semakin baik.

Apa yang Gibran alami mirip seperti yang terjadi pada Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Dari semula yang tampil kaku dan "kekanak-kanakan" karena digelayuti nama besar sang ayah, mantan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, AHY kini setahap demi setahap sudah menjadi "macan panggung". Ia perlahan tapi pasti berubah menjadi orator nan (mulai) cakap. Penilaian terkait perubahan gaya komunikasi AHY ini sudah saya tuliskan di sini: Surprise, AHY Bisa Kayak Gitu!

Alhasil, Gibran dengan segala problema gaya komunikasinya bolehlah dianggap akan menjadi "bulan-bulanan" lawan dalam perdebatan.

Tapi yakinlah, Cak Imin maupun Prof Mahfud bukanlah lawan debat yang akan begitu saja menjadikan Gibran sebagai "bulan-bulanan" keduanya. Tidak. Keduanya pasti tawadhu dan akan memegang teguh petuah dari Syaikh Ibn 'Atha'illah as-Sakandari dalam Kitab Al-Hikam. Yaitu: "Adakalanya cahaya wawasan (ilmu) hakikat itu memudar tatkala engkau belum diberi izin (oleh Allah) untuk mengungkapkannya."

Khusus untuk Gibran sendiri, saya menyarankan sebaiknya tidak perlu banyak memaparkan program-program perekonomian yang terlalu teknis. Khawatir, bila semakin mendalam dan terus mengupas hal-hal teknis, justru akan menjadi bumerang bagi Gibran. Tapi, bukan berarti Gibran tidak punya gagasan mendalam. Hanya saja, gaya komunikasinya masih belum mendukung untuk mengeksplanasi secara ilmiah "daging dan jeroan" dari program perekonomiannya.

Gibran Rakabuming Raka di Indonesia Arena, Jakarta pada 25 Oktober 2023. (Foto: Screenshot Youtube Kompas.com) 
Gibran Rakabuming Raka di Indonesia Arena, Jakarta pada 25 Oktober 2023. (Foto: Screenshot Youtube Kompas.com) 

Lantas, Gibran musti bagaimana? 

Sekali lagi, manfaatkan momentum tampil dalam Debat Cawapres itu. Hampir semua orang, termasuk saya, menanti-nanti penampilan Gibran. Manfaatkan itu penantian itu. Gibran harus tampil dengan semakin banyak membocorkan program-program kerja perekonomian terutama terkait sub-sub tema ekonominya. Tak usah mendetil penyampaiannya. Meskipun juga jangan hanya dipaparkan "setipis kulit ari".

Tapi ingat, program-program kerja perekonomian yang sejatinya adalah janji-janji kampanye itu, harus yang realistis dan bisa diwujudkan. Ya, realistis adalah "koentji". 

Ingat kasus target penjualan telepon seluler Nokia pada musim dingin 1999? Tim marketing hanya berani menargetkan penjualan 400.000 unit. Tapi karena realistis dan dilakukan bersama-sama dengan penuh semangat, yang terjadi justru penjualan bisa mencapai 2 juta unit. Gibran, ingat janji-janji kampanye, program-program perekonomian berikut sub-temanya harus "mantap", berisi namun realistis dan bisa diwujudkan.

Janji politikus tidak selamanya negatif. Gibran tak usah takut untuk berjanji. Konsultan SDM terkemuka, Eileen Rachman dalam bukunya "Sukses Jadi Pemimpin" (Gramedia, 2017) menulis perihal "janji surga".

"Saking banyaknya "janji surga" yang kita dengar, kita bisa rasakan bahwa banyak dari kita meremehkan, mengolok-olok, dan tidak menganggap penting saat mengucapkan atau mendengar janji. Lihatlah betapa kita sering "menganggap angin" dan apatis terhadap janji-janji yang diucapkan seorang tokoh partai saat berkampanye. Padahal, janji sangatlah penting. Janji adalah "kontrak", meski tanpa landasan hukum. Kalau kita sama-sama membuang konsep dan kata "janji" dari khazanah penbendaharaan kata kita, kita akan kehilangan cara untuk membina kepercayaan satu sama lain di luar kontrak yang tertulis berdasarkan hukum. (halaman 250)

Jadi, Gibran bisa mulai dengan menyampaikan kembali beberapa janji-janji kampanye sebelumnya. Ini momentum, manfaatkan. Di saat banyak orang atau pemirsa ingin menyaksikan penampilan Gibran, maka tebarkanlah janji atau "kontrak" itu.

Seperti misalnya yang pernah disampaikan saat Gibran berbicara dalam gelar Konsolidasi Pemenangan Nasional "Waktunya Indonesia Maju" di Sentul, Jawa Barat, Ahad, 10 Desember 2023.

Ketika itu, Gibran menghadirkan sebuah gagasan yang diklaimnya konkret, bukan teori apalagi  retorika. Yaitu program makan siang gratis dan susu gratis untuk anak-anak.

"Program seperti ini sudah ada di 76 negara, dan sudah dirasakan manfaatnya oleh 400 juta anak. Menuju Indonesia Emas 2045 harus disiapkan generasi emasnya. Anak-anak yang sehat. Itu kuncinya. Tidak akan ada lagi anak-anak Indonesia yang kelaparan. Semua mendapatkan hak yang sama, gizi yang sama," tuturnya kala itu.

Janji atau "kontrak" lainnya adalah hilirisasi digital untuk menjawab tantangan zaman. "Kita siapkan anak-anak SMK yang ahli AI, kita siapkan jago-jago Data Analytic, Cyber Scurity, ahli Cryptocurrency, Bio-Teknologi, santri-santri yang pintar perbankan syariah, digital marketing, future talent dengan future skill," ujar Gibran penuh semangat.

Adapun sejumlah program kerja lain yang sudah dibocorkan Gibran adalah, ketika ia menyampaikan pidato politik perdana sebagai bakal cawapres mendampingi Prabowo Subianto di hadapan ribuan relawan di Indonesia Arena, Senayan, Jakarta, Rabu, 25 Oktober 2023.

Kala itu, Gibran menyebut "tugas kita sekarang adalah melanjutkan dan menyempurnakan". Untuk itu, ia menyampaikan sejumlah program unggulan, yaitu Dana Abadi Pesantren. Ini adalah mandat dari Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren.

Sekarang sudah ada yang namanya KUR, Kredit Mekar, Wakaf Mikro, Kredit Ultra Mikro. Kini, kata Gibran, ia sudah mempersiapkan Kredit Start-Up Milenial. "Ini untuk bisnis-bisnis para milenial yang berbasis inovasi dan teknologi," ujarnya.

Sekarang sudah ada Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Program Keluarga Harapan (PKH), maka Gibran pun menambahkan lagi KIS Lansia, dan Kartu Anak Sehat untuk pencegahan stunting.

Gibran juga membocorkan program kerjanya yakni Hilirisasi Industri, dan penerapan Ekonomi Hijau dan Energi Hijau untuk keberlanjutan. "Keberlanjutan adalah modal kita untuk melompat lebih jauh," tukasnya.

Tentu masih banyak program kerja lainnya, janji lainnya, atau "kontra" lainnya. Sampaikan itu semua saat Debat Cawapres itu, Gibran. Publik ingin mendengarnya sekaligus "meneken kontrak" untuk semua yang disampaikan.

Tapi Gibran --- dan juga Cak Imin dan Prof Mahfud ---, harap diingat. Sekali lagi, janji jangan asal janji. Klaim juga jangan asal klaim. Karena saat debat dilangsungkan ada kalangan sipil yang mencermati semua fakta yang disampaikan peserta debat. Mereka berasal dari Koalisi Cek Fakta yang antara lain terdiri dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Masyarakat Antifitnah Indonesia (MAFINDO), dan 19 media yang tergabung dan menggelar "live fact checking" Debat Capres dan Cawapres.

Jadi Gibran, tampil jujur, apa adanya, dan sampaikan janji demi janji yang realistis dan bisa diwujudkan. Problem komunikasi enyahkan dengan semua itu. Separuh perdebatan pasti bisa dijalani.

Ingat apa yang disampaikan host talkshow Larry King dengan Bill Gilbert dalam bukunya yang kesohor "Seni Berbicara Kepada Sapa Saja, Kapan Saja, Di Mana Saja: Rahasia-rahasia Komunikasi yang Baik" (Gramedia, 2005). Yaitu, bagaimanapun kemampuan Anda sebagai pembicara, ingatlah bahwa: Pertama, jika Anda merasa tidak ahli berbicara, yakinlah Anda dapat melakukannya. Kedua, jika Anda merasa pandai berbicara, Anda dapat melakukannya dengan lebih baik. Teruslah berbicara!

Gibran, sampaikan janji-janji kampanye lainnya. Ditunggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun