Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kolaborasi, Kunci Ekosistem Dirgantara Indonesia "Terbang Lebih Tinggi" (1)

21 Desember 2022   05:33 Diperbarui: 21 Desember 2022   10:51 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PTDI tengah mengembangkan N219 tipe Amfibi. (Foto: Screenshot Youtube Bappenas RI)

Di tahun 2021, katanya lagi, dukungan program NIA telah diperluas. Tidak hanya pesawat terbang saja, namun mencakup seluruh alat transportasi yang meliputi Perkapalan, Perkeretaapian, Kedirgantaraan, Alat Transportasi Khusus, Komponen Alat Transportasi, dan atau Pendukung Alat Transportasi. Dengan program NIA, diharapkan industri alat transportasi akan semakin berkembang serta menciptakan potensi ekspor jangka panjang.

Produk Unggulan. Pesawat N219 buatan PT Dirgantara Indonesia. (Sumber: indonesian-aerospace.com)
Produk Unggulan. Pesawat N219 buatan PT Dirgantara Indonesia. (Sumber: indonesian-aerospace.com)

Dukungan terhadap industri kedirgantaraan tidak hanya dapat dilakukan oleh pemerintah pusat tapi juga melibatkan peran dari Pemerintah Daerah. Untuk mendukung sektor transportasi dan logistik di tingkat lokal, penggunaan produk PTDI dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah, utamanya yang memiliki wilayah geografis yang luas dan sulit dijangkau.

Pemerintah Daerah dapat menggunakan berbagai alternatif sumber pembiayaan pembangunan, infrastruktur serta alat transportasi kedirgantaraan, dengan tetap mengutamakan prinsip akuntabilitas dan tata kelola yang baik.

Selanjutnya untuk mewujudkan ekosistem industri nasional yang kokoh perlu ada sinergi dari sisi perencanaan serta pelaksanaan program antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat.

Pengembangan industri kedirgantaraan, kata Heri lagi, harus selaras dengan komitmen Pemerintah menangani perubahan iklim, yang menargetkan penurunan emisi pada tahun 2030 sebesar 31,89 persen dengan usaha sendiri, dan 43,20 persen dengan dukungan internasional.

"Hal tersebut mengingat data Air Transport Action Group menunjukkan bahwa penerbangan di seluruh dunia menghasilkan 915 juta ton CO2 pada tahun 2019, atau 2,1 persen dari total seluruh emisi CO2 sebesar 43 miliar ton. Jadi, marilah kita tingkatkan sinergi yang baik antara berbagai pihak dalam rangka menyiapkan ekosistem industri kedirgantaraan Indonesia, guna mempercepat pemulihan dan pertumbuhan ekonomi nasional," tutup Heri.

Solusi Transformasi Ekonomi untuk Pengembangan Wilayah

Satu-satunya industri pesawat terbang sekaligus yang pertama di Indonesia dan di Asia Tenggara adalah PTDI. Menurut Direktur Produksi PTDI, Batara Silaban, sejak keberadaannya 46 silam, PTDI telah mengirim ratusan pesawat kepada puluhan pelanggan di dalam dan luar negeri.

“PTDI sejak keberadaannya pada 1976, sudah men-delivered 466 pesawat, kepada lebih dari 50 customer baik di dalam maupun luar negeri. Kami saat ini memiliki 3.700 karyawan dimana 700 diantaranya adalah insinyur. PTDI juga memiliki dua anak perusahaan di Indonesia dan di Amerika Serikat. Kami memiliki empat lini bisnis yaitu Aircraft Design and Production, Aerostructure, Aircraft and Engine Services, dan tak kalah penting adalah Engineering Services and Weapon System. Tentunya, kompetensi dan kemampuan yang sudah ada sejak 46 tahun silam ini merupakan aset bangsa bersama stakeholders yang lain, sehingga bisa menjadi tulang punggung industri kedirgantaraan Indonesia,” urainya.

Fitur dan keunggulan N219 buatan PT Dirgantara Indonesia. (Foto: Screenshot Youtube Bappenas RI)
Fitur dan keunggulan N219 buatan PT Dirgantara Indonesia. (Foto: Screenshot Youtube Bappenas RI)

Khusus mengenai produk unggulan N219, Batara menyebut, peran pesawat yang satu ini berpotensi menjadi salah satu solusi konektivitas, dan solusi mendukung transformasi ekonomi untuk pengembangan wilayah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun