Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Rusa Timor Dukung Pamor Wisata Mandalika

6 Desember 2021   12:42 Diperbarui: 10 Desember 2021   20:33 989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompasianer Muslifa Aseani mengenakan Hanbok di Pondok Wisata TWA Gunung Tunak. (Foto: Haryadi Yansyah)

KEEMPAT: PESONA PANTAI. Ada beberapa pantai yang siap memanjakan wisatawan di TWA Gunung Tunak ini. Pasir putihnya bakal "menyilaukan" mata. Ombak dan desir anginnya sangat melenakan hati. Eksotis? Sudah pasti!

Sebut saja misalnya Pantai Teluk Ujung. Di sini, para Kompasianer berkesempatan melepas puluhan tukik (anak penyu) ke perairan laut lepas. Lokasi pantai ini ada di sisi Barat Laut TWA Gunung Tunak. Hamparan pasirnya memutih kontras dengan air laut yang membiru. Selain melepasliarkan tukik, aktivitas wisata bisa dilakukan di sini seperti jalan sehat di pantai, photo hunting, swimming, dan sun bathing.

Pantai Terasak di TWA Gunung Tunak, Lombok Tengah. (Foto: TWA Gunung Tunak)
Pantai Terasak di TWA Gunung Tunak, Lombok Tengah. (Foto: TWA Gunung Tunak)

Sari Goang di TWA Gunung Tunak. (Foto: BKSDA NTB)
Sari Goang di TWA Gunung Tunak. (Foto: BKSDA NTB)

Pantai Terasak di sebelah Barat TWA Gunung Tunak. Di sini, wisatawan bisa snorkeling, diving, dan berenang. Di pantai dengan pasirnya yang putih, setiap tahun pada bulan tertentu -- pelaksanaannya sesuai hasil musyawarah Tokoh Adat -- masyarakat Lombok menggelar ritual tradisi "Bau Nyale".

Bau Nyale adalah budaya unik masyarakat Lombok, yang berasal dari Legenda Putri Mandalika. Bau Nyale berasal dari bahasa Sasak "Bau" yang berarti menangkap, dan "Nyale" itu cacing laut yang berwarna-warni. Bukan semata menangkap cacing laut, tapi budaya menangkap "Nyale" ini punya makna yang begitu mendalam. Budaya yang berharga warisan Putri Mandalika, seorang Putri yang begitu cantik dan berani mengorbankan dirinya untuk kedamaian negaranya. Keberanian inilah yang harus selalu menjadi teladan bagi warga masyarakat Lombok, dan menjadikan hal ini sebagai budaya berharga. Hingga kini, masyarakat Lombok masih meyakini siapa saja yang bisa menangkap Nyale akan memperoleh keberuntungan.

Nyale atau cacing laut. (Foto: genpilomboksumbawa.com)
Nyale atau cacing laut. (Foto: genpilomboksumbawa.com)

Suasana Bau Nyale di Pantai Seger Kuta Lombok Tengah. (Foto: SuaraNTB/kir)
Suasana Bau Nyale di Pantai Seger Kuta Lombok Tengah. (Foto: SuaraNTB/kir)

Pantai Bila Sayak ini menjanjikan panorama pantai dan tebing batu. Ombaknya bergulung-gulung dan berhenti di pasir jingga disapu sinar matahari. Istimewanya, tempat ini diyakini membawa kedamaian hati sekaligus pasir pantai di Bila Sayak ini dipercaya bisa mengurangi penyakit rematik dan anti-stroke. Bila naik sedikit ke arah Timur, wisatawan bisa memanjakan mata dengan panorama pantai dan tebing batu dari atas Bukit Tanjung Bungkulan, sambil menanti sunrise dan sunset.

Pantai Bila Sayak di TWA Gunung Tunak. (Foto: Tagar/Harianto Nukman)
Pantai Bila Sayak di TWA Gunung Tunak. (Foto: Tagar/Harianto Nukman)

Sunset di Pondok Wisata TWA Gunung Tunak. (Foto: BKSDA NTB)
Sunset di Pondok Wisata TWA Gunung Tunak. (Foto: BKSDA NTB)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun