Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Batik Jambi, Akulturasi Budaya Ciptakan Motif Kaya

2 Oktober 2021   20:44 Diperbarui: 4 Oktober 2021   07:15 2683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memakai Batik Jambi, seorang perempuan pergi bertani membawa Keranjang Ambung. (Foto: FB Anak Melayu Jambi)

Buku berwarna sampul dominan hijau tosca ini benar-benar bisa merepresentasikan keinginan tiga penyusunnya, yang sama-sama alumni SMA Negeri 1 Jambi. Apa itu? 

Membukukan Sejarah Batik Jambi. Terdiri dari enam bab, buku ini diawali dengan mengulas Latar Sejarah Batik Jambi. Hebatnya, buku ini mampu mendokumentasikan Sejarah tersebut, mulai sejak Pra hingga Pasca-Kemerdekaan.

Batik Jambi Motif Batik Angso Dua. (Foto: koranjambi.com)
Batik Jambi Motif Batik Angso Dua. (Foto: koranjambi.com)

Aktivitas masyarakat Jambi dalam hal membatik sudah dimulai sejak masa kerajaan (Melayu Kuno) pada abad ketujuh di Desa Kampung Tengah (Jambi Seberang) dan daerah sekitarnya. (hal. 3)

Pada masa kolonial Belanda, informasi tentang Batik Jambi marak kembali dengan munculnya berbagai artikel karya penulis berkebangsaan Belanda. Salah satunya B.M. Gosligs yang dalam artikelnya mengatakan bahwa atas persetujuan Prof. Vam Eerde dia meminta residen Jambi Tuan H.E.K. Ezermenn untuk meneliti Batik Jambi. 

Sekitar Oktober 1928 datang tanggapan dari Ezernann, bahwa di dusun Tengah pada waktu itu memang sesungguhnya ada perajin batik dan menghasilkan karya-karya seni batik nan indah. (B.M Goslings halaman 1411)

Tulisan itu mengartikan, hasil kerajinan tangan Batik Jambi sudah berkembang sejak zaman nenek moyang dahulu. Secara turun temurun tradisinya kemudian diwariskan kepada generasi penerus. 

Hal ini terutama berlangsung di kalangan penduduk Kampung Tengah atau kampung yang berdekatan dan terletak di Seberang sungai Kota Jambi.

Meski begitu, sama seperti Batik-batik Nusantara lainnya, Batik Jambi juga dipengaruhi proses akulturasi budaya. Terutama, Jawa dan Arab. Tak heran, selain didominasi motif flora dan fauna sebagai representasi kekayaan hayati Jambi, muncul pula corak kaligrafi bernuansa Islami. 

Bukti bahwa pelabuhan dagang Jambi benar-benar memainkan peran sentralnya dalam lalu-lintas orang dan barang, hingga terjadi pula percampuran budaya.

Pada 1875, ahli batik asal Jawa Tengah yaitu Haji Mahibat beserta keluarganya menetap di Jambi. Mereka mengerjakan pembatikan dengan menggunakan pewarna alami dari tetumbuhan. Motif yang ditampilkan antara lain ukiran yang biasa ada di rumah adat dan busana pengantin Jambi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun