Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menjelajah Bunker Masjid Al-Aqsa, Yerusalem (2)

14 April 2020   17:07 Diperbarui: 14 April 2020   17:06 2051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni dan desain pahatan di langit-langit Masjid Al-Qadim. (Foto: Leo Kencono/UTM)

“Pasukan Nasrani memasuki Quds dengan buas. Penduduk Quds dibantai di jalanan-jalanan tanpa membedakan mana anak-anak dan mana orang dewasa, mana orang lemah dan mana orang sehat, mana lelaki dan mana perempuan”. (Hal. 144)

Selanjutnya: 

“Pasca pembantaian besar-besaran ini, kaum Nasrani mengubah Masjidil Aqsa menjadi beberapa bagian. Bagian utama mereka jadikan gereja, bagian lainnya mereka jadikan rumah untuk para ksatria (Ksatria Templar - pen), bagian lainnya mereka ubah menjadi gudang penyimpanan, dan lorong-lorong Aqsa mereka ubah menjadi kandang-kandang kuda, hingga Masjidil Aqsa dikenal sebagai kandang kuda Sulaiman.” (Hal. 145).

Lukisan Perang Salib. (Sumber: about-history.com)
Lukisan Perang Salib. (Sumber: about-history.com)

Lukisan Perang Salib. (Sumber: steemit.com)
Lukisan Perang Salib. (Sumber: steemit.com)

Bahkan, perlakuan mengubah fungsi bahagian Masjid Al-Aqsa sebagai kandang kuda para tentara Perang Salib ditulis juga dalam buku The Templar Legacy - Warisan Templar karya Steve Berry:

“Tetapi sembilan ksatria pendiri Ordo Templar itu menyibukkan diri dengan tugas yang lebih penting. Markas mereka berada di bawah kuil kuno, area yang dulu merupakan istal Raja Salomo, ruangan dengan kubah dan atas lengkung sangat panjang dan sangat besar, sehingga menurut cerita istal tersebut dulu menampung sekitar dua ribu kuda. Di sana, para ksatria itu menemukan lubang-lubang rahasia yang digali di antara bebatuan selama berabad-abad lalu, banyak dari lubang itu berisi gulungan naskah kuno, risalah, naskah seni dan sains, dan banyak hal tentang peninggalan ajaran Yudaisme.” (Hal. 229)

Semakin jelas, yang dijadikan kandang kuda itu tak lain adalah Masjid/Mushola Al-Marwani. Lokasinya juga ada di bawah tanah (mirip dengan Masjid Al-Qadim). Persisnya ada di sebelah timur Masjid Jami’ Al-Aqsa/Masjid Al-Qibli. Terdiri dari 16 koridor dengan luas 3.775 meter persegi dan memiliki dua pintu masuk dari sisi selatan dan lima pintu masuk dari utara.    

Bagaimana ksatria Templar ini mulai muncul dan “mengobrak-abrik” Masjid Al-Aqsha? 

Karen Armstrong di halaman 411 bukunya menjelaskan: “Awalnya tidak ada dana untuk merenovasi Masjid Al-Aqsha, yang rusak parah dan dijarah pada saat penaklukan. Baldwin - yang menjabat Patriark yang dimahkotai sebagai ‘Raja Bangsa Latin’ di Gereja Kelahiran di Betlehem, Kota Raja Daud - bahkan terpaksa menjual timah hitam yang melapisi atap. Kemudian, pada 1118, sekelompok kecil ksatria yang menyebut diri mereka Persaudaraan Prajurit Fakir Yesus Kristus (The Poor Fellow Soldiers of Jesus Christ) menghadap raja dan menawarkan pengabdian mereka. Mereka akan menjaga jalan-jalan Palestina dan melindungi para peziarah yang tak bersenjata dari orang-orang Badui dan bandit-bandit Muslim lainnya. Orang seperti merekalah yang sedang dibutuhkan kerajaan, dan Baldwin segera memberi mereka sebagian ruang Al-Aqsha menjadi markas mereka. Oleh karena letaknya dekat dengan Bait Tuhan (Temple of The Lord), para Prajurit Fakir kemudian dikenal sebagai Templar.”

Karen melanjutkan, “Ironisnya, para Ksatria Fakir ini segera kaya raya dan menjadi salah satu ordo terkuat dalam Gereja. Mereka mampu memperbaiki markas mereka di Al-Aqsha, yang menjadi sebuah perkampungan militer. Ruang-ruang bawah tanah Herodian menjadi istal mereka. Dikenal sebagai “Istal Salomo”, fasilitas itu mampu menampung lebih dari seribu ekor kuda bersama para tukang kuda. Tembok-tembok didirikan di dalam masjid untuk membuat ruang-ruang terpisah; gudang yang sarat senjata dan persediaan makanan, lumbung, pemandian, dan kamar kecil.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun