Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menjelajah Bunker Masjid Al-Aqsa, Yerusalem (2)

14 April 2020   17:07 Diperbarui: 14 April 2020   17:06 2051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jamaah UTM di Masjid Al-Qadim sebelum shalat Maghrib dan Isya. (Foto: Indra Maysala/UTM)

Nabi Sulaiman as adalah putra termuda dari Nabi Dawud as. Terlahir di Yerusalem. Allah SWT memberkahinya dengan banyak mukjizat, termasuk kemampuan berbicara dengan hewan dan mengendalikan jin. Dari sinilah, tidak sedikit yang meyakini, bahwa pilar-pilar raksasa di bawah Masjid Al- Qibli/Masjid Jami’ Al-Aqsa - atau di ruang bawah tanah Masjid Al-Qadim - itu, merupakan petilasan pekerjaan yang dilakukan oleh para jin.

Dikerjakan para jin? Wowwww … tidak heran, ukuran dan bentuk pilarnya begitu mencengangkan!

Al Qur’an sebenarnya sudah mengisahkan hal tersebut. Tercantum dalam Surat Saba’ ayat 12 dan 13.

Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya pada waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya pada waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala. (QS. Saba' ayat 12)

Mereka (para jin itu) bekerja untuk Sulaiman sesuai dengan apa yang dikehendakinya di antaranya (membuat) gedung-gedung yang tinggi, patung-patung, piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk-periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah wahai keluarga Dawud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur. (QS. Saba' ayat 13).

Salah satu pilar raksasa di Masjid Al-Qadim. (Foto: Gapey Sandy)
Salah satu pilar raksasa di Masjid Al-Qadim. (Foto: Gapey Sandy)

Jamaah UTM di Masjid Al-Qadim. (Foto: Gapey Sandy)
Jamaah UTM di Masjid Al-Qadim. (Foto: Gapey Sandy)

Pada sisi kanan pilar raksasa, ada ruang perpustakaan. Sayangnya, pintu perpustakaan ditutup. Mungkin karena hari sudah sore jelang malam, sehingga perpustakaan pun tutup. Tapi, di pintu kayu perpustakaan ditempel secarik kertas. Isinya buat saya berharga! Karena dipaparkan sejarah kehadiran perpustakaan ini. Perpustakaan Khutanya, namanya.

Berdasarkan tulisan tersebut, saat tentara Perang Salib menguasai Quds, area Masjid Jami’ Al-Aqsa/Masjid Al-Qibli difungsikan untuk mendukung kegiatan militer. Mulai dari tempat tinggal para ksatria (Masjid Al-Qibli), gudang penyimpanan amunisi (Masjid Al-Qadim), dan kandang kuda (Masjid Al-Marwani).

Lalu, pada saat Shalahuddin Al-Ayyubi membebaskan Yerusalem dari tangan tentara salib, 1191 M, Masjid Al-Qadim digunakan sebagai pemondokan para sufi (Sufi Lodge) dibawah pengawasan Syekh Ahmad bin Mohamad Shashahi. Nama itu sesuai kampung halamannya, Kota Shash, yang sekarang dikenal sebagai Tashkent, ibu kota Uzbekistan.

Pada 1345 M di masa pemerintahan Mamluk Muslim (1250-1517 M) seorang musafir atau sejarawan, Ibn Fadel Allah Al Omari menyebutkan, bahwa pemondokan para sufi ini kemudian diberi nama Khutanya. Karena, syekh yang bertanggung jawab atasnya adalah Syekh Al Khoutany. Berasal dari satu kota di Cina barat yaitu Khutan. Sejak saat itu, bangunan ini (Masjid Al-Qadim) dikenal sebagai Khutanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun