"Jadi kalau ada penenun yang masih menggunakan bahan kimia, saya berharap untuk bisa berusaha mempengaruhi mereka supaya bahan kimia tidak usaha dipakai lagi. Karena kalau memakai pewarna bahan alam terbukti lebih menguntungkan, dan juga lebih sehat bagi diri kita para penenun," seru Mama Gardis.
Lestarikan Tradisi Leluhur, Jangan Sampai Kendur
Sementara itu, Daniel David mengatakan, tenun ikat sudah menjadi bahagian terpenting dalam adat istiadat masyarakat (Kabupaten) Sikka. Sama seperti musik dan tari.
"Ketiga hal ini menjadi elemen terpenting. Bahkan, ada juga musik dan tari yang dikhususkan untuk mengantar jenazah ke liang lahat. Tariannya dinamakan Jojuk Ole. Masyarakat adat Sikka percaya, ritual pengantaran jenazah dimaksudkan agar arwah pergi atau pindah ke dunia lain. Mereka percaya, kematian bukan akhir dari segala-galanya tapi hanya perjalanan pindah ke dunia lain," jelas pria yang berasal dari Maumere ini.
"Lantas, mengapa tenun ikat menjadi bagian hidup? Karena digunakan ketika melakukan ritual adat mulai dari kelahiran, pernikahan, kematian, syukuran, membangun rumah adat dan masih banyak lagi," sambung David.
Ketika itu, pemakaian pewarna bahan kimia digencarkan dengan iming-iming bahwa bahan pewarna kimia ini sangat cepat daya kerjanya, hanya dalam tempo lima menit maka penenun sudah akan bisa memperoleh warna yang diinginkan.
"Selain itu, disebut-sebut juga bahwa kalau menggunakan pewarna bahan alam akan menghasilkan warna kain tenun ikat yang jreng, cerah, sehingga banyak orang di seluruh dunia pasti akan suka. Karena proses pewarnaannya cepat, proses kerjanya cepat, dan hasil karya tenun ikatnya juga jreng, maka harga jual tenun ikatnya juga bisa relatif lebih murah," keluh Daniel.
"Dampaknya sangat luar biasa sekali karena seluruh Sikka hampir melupakan kearifan untuk menggunakan pewarnaan bahan alam. Bayangkan saja, kalau untuk penggunaan satu kain tenun ikat menghabiskan air yang sudah dicampurkan pewarna bahan kimia sebanyak 20 liter, lalu dalam satu hari ada seribu ibu-ibu yang menenun, maka sudah terjadi pencemaran lingkungan akibat sebanyak 20.000 liter air berbahan kimia," ucapnya.