"Likotuden ini dusun yang paling ujung Selatan dari Kabupaten Flores Timur. Bahkan di Google Maps saja nihil pencarian. Sinyal handphone juga tidak semua ada di setiap area. Meskipun pada beberapa spot, sinyal handphone cukup kuat," ujar Mama Tata menggambarkan betapa pelosoknya Desa Likotuden ini.
Dari hamparan lahan sorgum yang kami sambangi, Selat Solor di Laut Flores nampak membiru dengan ombak yang tenang. Sementara di seberang nampak Pulau Ile Mandiri, Pulau Adonara, Pulau Lembata, dan Pulau Solor yang kelihatan lebih memanjang.
Tak bisa bohong, Mama Tata langsung kepincut hati dan lidahnya dengan rasa sorgum yang mak nyus. Sejak itulah, ia bertekad mencari benih sorgum, sekaligus rela berpeluh-bermandi keringat serta berkalang tanah supaya bisa bercocok tanam sorgum di kebun miliknya.Â
Pencarian Mama Tata memperoleh benih sorgum akhirnya berhasil. Ia mendapatkan benih sorgum pertamanya di Desa Nobo, Kec Ilebura. Keseriusannya menanam sorgum baru dilakukan pada 2007, sesudah mencari dan menemukan beberapa varietas benih sorgum.
Selain bertani sorgum dan komoditas lainnya, Mama Tata saat ini menjadi semakin super sibuk karena banyak melakukan pendampingan penanaman sorgum kemana-mana. Istri dari Jeremias D. Letor dan ibu dari lima anak ini bahkan sudah punya puluhan kelompok tani yang tersebar di 8 kabupaten, seperti di Flores Timur, Ende, Sikka, Nagekeo, Manggarai Barat, Sumba Timur, Rote Ndao, dan Lembata. Luar biasa!
Berikut ini wawancara saya dengan Mama Tata alias Maria Loretha, sang "Mama Sorgum" di kediamannya di Dusun Likotudeng, Desa Kawalelo, Kec Demon Pagong, Kab Flores Timur, NTT, pada 30 Juni 2018 kemarin:
Ada berapa varietas sorgum di sini?
Untuk di Likotuden ada 6 varietas sorgum yang kita kembangkan, yaitu Kwali, Super-1 dan Okin. Ada juga Numbu, Wolo dan Waiotan, yang nampaknya kurang diminati oleh masyarakat sekitar. Karena, pohonnya tinggi sekali lebih dari 2,5 -- 7 meter. Terutama varietas Wolo yang merupakan benih sorgum lokal, umurnya sangat dalam, artinya baru bisa dipanen sekitar kurang lebih 6 bulan.Â
Adapun varietas yang lainnya, terutama Kwali, lebih disukai karena umur genjah, sekitar 3 bulan panen dan tinggi pohonnya hanya 1,2 -- 1,5 meter. Â