Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dokter Rita dan Hari Bakti Dokter Indonesia

19 Mei 2018   10:09 Diperbarui: 19 Mei 2018   10:47 1443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketika Baksos Operasi Katarak di RS Puri Cinere, Jakarta Selatan. (Foto: Dokpri. Rita Polana Yasni)

Ketika Baksos Operasi Katarak, biasanya menggunakan teknik apa?

Semua tindakan medis yang kita lakukan hanya operasi katarak, dengan menggunakan teknik Phaco-emulsification. Biasa disebut Phaco saja (baca: fe-ko). Jenis teknik operasi ini lebih canggih tapi belum tentu lebih mudah. Salah satu keunggulan teknik fe-ko adalah kecepatan untuk pulih sesudah operasi. Karena memang hanya dibutuhkan lebar insisi dan jumlah jahitan yang jauh lebih sedikit dibandingkan operasi dengan teknik Extra Capsular Cataract Extraction (ECCE).

Pelaksanaan Operasi Katarak. (Foto: YouTube Rezaldi Pratama MD)
Pelaksanaan Operasi Katarak. (Foto: YouTube Rezaldi Pratama MD)
Bagaimana Anda mencermati perkembangan mata katarak di Indonesia?

Secara nasional, prevalensi mata katarak di Indonesia pada 2015 mengalami peningkatan jadi 3% dari 1,5%. Untuk DKI Jakarta saja mencapai 1,9% untuk usia 50 tahun ke atas. Prevalensi ini mengalami kenaikan, selain juga karena pencatatan kita yang lebih baik. Atau juga, karena matahari kita yang lapisan ozonnya sudah mulai menipis.

Kalau saya pergi Baksos Operasi Katarak ke pelosok-pelosok, untuk Katarak di Indonesia memang sangat banyak dan enggak akan habis-habis. Kalau kita melakukan Baksos di daerah, minimal ada 100 mata yang harus dilakukan operasi katarak, baru kita bisa berangkat, karena 'kan biayanya juga cukup mahal. Dan kita berharap, semakin banyak mata yang akan ditangani operasi katarak justru semakin baik.

Hasil pengamatan kami selama Baksos ke pelosok daerah, untuk Kawasan Timur Indonesia (KTI) yang terbanyak kataraknya adalah warna coklat. Pada 7-10 Maret 2018, kami melakukan Baksos Operasi Katarak di Pulau Ternate, dengan mengoperasi 317 mata. Kemudian, kami juga melakukan Baksos Operasi Katarak ke Pulau Morotai, pada 1--4 April 2018, dengan mengoperasi sekitar 200 mata.

Nah, di KTI, kebanyakan yang saya jumpai adalah katarak berwarna kuning kecoklatan baik coklat tua sampai hitam. Mungkin hal ini disebabkan karena penderita diabetesnya di sana juga lebih tinggi. Sehingga trennya menunjukkan Diabetic Cataract atau Katarak karena Diabetes.

Tapi, kalau saya pergi Baksos ke daerah dengan geografis lautan maka trennya justru katarak warna putih. Mengapa demikian, ya sejauh ini belum ada penelitian, tapi saya menduga hal ini dipicu karena kebiasaan mengonsumsi makanan, semisal seafood.

[Info: Perdami punya program Vision 2020: Right to Sight. Ini merupakan inisiatif global yang bertujuan untuk mengurangi kebutaan pada tahun 2020. Diluncurkan pada 18 Februari 1999 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersama dengan lebih dari 20 organisasi non-pemerintah internasional yang terlibat dalam perawatan mata dan pencegahan dan manajemen kebutaan yang terdiri dari Badan Internasional untuk Pencegahan Kebutaan (IAPB). Ada tiga indikator perencanaan aksi global, yakni prevalensi/penyebab gangguan penglihatan, jumlah mata yang mengalami gangguan dan prosentase operasi katarak, usaha dari unit kesehatan mata dalam mempertahankan dan mengembalikan kesehatan mata.]

Dr Rita Polana Yasni SpM ketika Baksos Operasi Katarak di Muara Teweh. (Foto: Dokpri. Rita Polana Yasni)
Dr Rita Polana Yasni SpM ketika Baksos Operasi Katarak di Muara Teweh. (Foto: Dokpri. Rita Polana Yasni)
Perdami punya program 'Vision 2020: Right to Sight', bagaimana menjelaskannya?

Jadi diharapkan tahun 2020, Indonesia sudah bisa bebas untuk pemberantasan buta katarak. Tapi ya memang sulit, karena Indonesia ini peringkat satu se-Asia Tenggara. Susah (untuk mewujudkannya), kalau menurut saya. Tapi kita berusaha terus untuk melakukan Baksos Operasi Katarak, karena memang ya cukup mahal untuk di daerah-daerah itu. Dan, dokter-dokter mata kita walaupun sudah tersebar tapi tetap saja (masih belum bisa menurunkan prevalensi katarak). Perlu diingat, peralatan-peralatan untuk melakukan operasi mata itu sangat mahal, sehingga ada keterbatasan juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun