Kepada penulis, siswi kelas III SMPN Cikancung di Cicalengka, Kabupaten Bandung ini sebelumnya mengatakan, harus menjalani kontrol berobat ke dokter, setiap dua minggu sekali. "Saya menderita Lupus sudah sejak empat tahun lalu. Sekarang, kesehatan saya alhamdulillah baik. Meskipun, tiap dua minggu sekali, saya harus kontrol ke dokter di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung," ujarnya melalui sambungan telepon.
Menurut ibunda Devi yakni Dede (38), putri sulungnya ini sudah menjalani proses kemoterapi sebanyak empat kali. "Devi sudah menjalani proses kemoterapi yang keempat kali. Mulai pertama kali kemoterapi pada Desember 2017. Kemoterapi ini dijamin BPJS Kesehatan," ujarnya.
Meski demikian, Dede mengungkapkan, ada vitamin dan suplemen yang dibutuhkan Devi, tapi tidak dijamin BPJS Kesehatan. Padahal, vitamin dan suplemen ini harganya mahal, dan penting untuk Devi lantaran Lupus yang menggerogoti tubuh Devi sudah menyerang ginjal juga mengakibatkan pengeroposan tulang. "Harganya mahal, dan enggak masuk BPJS (Kesehatan). Jadi, kita suka beli di luar. Kalau obat-obatannya yang murah mah masuk BPJS (Kesehatan)," kata Dede.
Adapun vitamin yang dimaksud, menurut Dede lagi, adalah vitamin untuk tulang yang harganya lebih dari Rp 200 ribu per 30 tablet. "Devi minum vitamin ini, satu tablet sehari."
Sedangkan suplemen yang dimaksud, kata Dede, harus dibeli juga dengan harga sekitar Rp 65 ribu per 60 tablet. "Suplemen ini diminum Devi, dua tablet sehari."
Peserta Program JKN Lebih Dari 196 Juta Jiwa
 Sedangkan jumlah Fasilitas Kesehatan JKN per 1 Mei 2018 mencapai 27.140.
o o o O o o o
Baca juga tulisan sebelumnya terkait Lupus:
Dian Syarief dan "Kupu-kupu" Penderita Lupus