Dikatakan Chavchay, pada saat pihak Dindikbud Pemprov Banten sudah menyatakan bahwa ini merupakan hadiah-hadiah yang sebetulnya sejak awal dikhususkan untuk kalangan internal dan sebagai hadiah hiburan karena memang lomba-lomba ini dianggap sebagai lomba-lomba hiburan, jadi ya tidak ada masalah.
Menurut Chavhay, yang bablas dalam kegiatan lomba baca puisi ini adalah masalah hiburan yang bablas menjadi acara semacam lomba prestasi dan bersifat terbuka untuk umum. “Dan hadiah pun, sebetulnya menjadi derajat dari penyelenggara. Taruhlah misalnya ini acara untuk internal, walaupun internal tapi karena dia menjadi lomba, menjadi sebuah ajang kompetisi, harusnya hadiah-hadiah ini dipikirkan secara baik, sehingga bisa merangsang potensi seni di kalangan birokrasi Dindikbud itu sendiri. Kalau misalnya acara untuk internal dan peserta internal tapi kemudian karena internal maka hadiahnya seenak-enaknya seperti serbet, bakul nasi, garpu, maka tidak akan ada rangsangan potensi seni budaya di kalangan internal. Padahal, staf-staf Dindikbud adalah bumper dari strategi pengembangan kesenian di kalangan masyarakat Banten,” prihatin Chavchay menutup wawancara by phone dengan penulis. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H