Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Heboh Serbet sebagai Hadiah Lomba Baca Puisi di Banten

4 Mei 2018   10:20 Diperbarui: 4 Mei 2018   13:36 3640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toto ST Radik, Ketua Majelis Pertimbangan Dewan Kesenian Banten. (Foto: Dokpri. Toto ST Radik)

Sebetulnya kemarin saya sudah dapat kabar dari teman-teman yang datang ke Dindikbud Provinsi Banten. Mereka sudah mendapat penjelasan bahwa kegiatan itu sebenarnya untuk kegiatan internal pegawai. Tetapi kemudian ada masyarakat, pelajar yang mendaftar, dan diterima pendaftarannya, mungkin itu kekeliruannya. Jadi untuk kegiatan internal tapi menerima pendaftaran peserta dari luar.

Menurut teman-teman pelaku seni di sini, pihak Sekretaris Dindikbud Pemprov Banten Joko Waluyo sudah menjelaskan bahwa, kegiatan tersebut awalnya ditujukan untuk kalangan internal, jadi hadiahnya pun sekadar hadiah-hadiah hiburan saja. Celakanya, panitia malah menerima pendaftaran, dan kebetulan, pemenang kedua adalah anak mahasiswa yang kemudian hadiahnya berupa serbet. Jadi ramelah. Jadi memang agak kurang pantas, kurang layak memberikan hadiah untuk lomba baca puisi berupa serbet.

Hari ini, saya juga baru baca, bahwa ternyata yang ikut kegiatan lomba nyanyi solo vokal hadiahnya bakul nasi.

Alibi Dindikbud Pemprov Banten, kegiatan ini memang untuk peserta dari kalangan internal, lalu ada kekeliruan pendaftaran, bagaimana menanggapinya?

Ya, kalau teman-teman di sini sih menilai, kalau memang kegiatan tersebut hanya untuk peserta kalangan internal, ya konsisten untuk kalangan internal saja, sehingga ketika juga menerima pendaftaran dari peserta luar, jelas merupakan suatu hal yang bisa dianggap keliru. Sehingga teman-teman pelaku seni menilai hal tersebut sebagai suatu hal yang tidak menghargai.

Sementara ini dari pihak Dindikbus Pemprov Banten sudah minta maaf. Teman-teman pelaku seni, kemarin siang itu juga sudah langsung pulang, tapi sebagian masih ramai juga di media sosial.

Toto ST Radik dalam ilustrasi foto. (Foto: dapurkata45.blogspot.com)
Toto ST Radik dalam ilustrasi foto. (Foto: dapurkata45.blogspot.com)
Jadi sebaiknya kasus apresiasi berupa serbet ini diselesaikan?

Karena pihak Dindikbud sudah mengajukan permintaan maaf, ya okelah itu diterima saja, tetapi jangan sampai diulangi lagi pada waktu-waktu mendatang. Ini menjadi perhatian juga bagi dinas-dinas yang lain, sehingga kalau menyelenggarakan lomba baca puisi atau lomba seni lainnya, hadiah-hadiahnya sekalipun hiburan harus diperhitungkan secara matang, jangan sampai membuat persoalan. Karena kalau serbet itu 'kan konotasinya menjadi bahagian dari barang-barang dapur, termasuk bakul nasi dan sebagainya. Hadiah-hadiah itu sebaiknya dipilih supaya hadiahnya lebih nyambung dengan kegiatan acara sehingga lebih elegan.

Juga mungkin sebaiknya hadiah-hadiah lomba itu diumumkan sejak awal sebelum pelaksanaan lomba?

Hahahaaa ... sebaiknya begitu. Ada atau tidak ada hadiah sebaiknya diumumkan di awal, misalnya hadiahnya trophy dan sebagainya, atau tidak ada hadiahnya sama sekali kecuali berupa buku dan sebagainya. Sebaiknya diumumkan di awal, sehingga publik yang mau mendaftar akan melakukan pertimbangan terlebih dahulu.

Aksi teatrikal seniman Banten bertema Zikir Serbet. (Foto: indolah.com)
Aksi teatrikal seniman Banten bertema Zikir Serbet. (Foto: indolah.com)
Meskipun alibinya adalah kegiatan tersebut dimaksudkan untuk internal, tapi melihat hadiah-hadiahnya berupa serbet, bakul nasi, bagaimana dikaitkan dengan apresiasi seni dan sastra, menurut Anda? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun