Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Warisan "Semangat Bandung" dan Isu Tabu pada KAA 1955

23 April 2018   20:59 Diperbarui: 24 April 2018   08:07 2698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Begitu ramai massa ketika menjelang pembukaan KAA 1955 di Bandung. (Foto: Arisp Nasional RI)

Akan tetapi, Roeslan mendapat kritik dari sebagian pers Indonesia karena mengorganisasi sebuah Hospitality Committee, komite keramah-tamahan menerima tamu. Komite tersebut menyediakan bagi anggota-anggota peserta fasilitas lady's escort, kumpulan wanita yang menemani delegasi di waktu santai dan istirahat. Menurut sejarawan Australia, John Legge, dalam bukunya Sukarno, atas dorongan Sukarno diadakan pilihan di kalangan mahasiswa perempuan, lalu dari mereka disediakan sejumlah hostess yang pintar.

Konon mereka diberi peran sebagai Mata Hari, spion Belanda yang sebagai istri perwira pernah hidup di Surabaya pada awal abad ke-20, kemudian jadi penari nightclub di Paris, selanjutnya jadi spion untuk Jerman dalam Perang Dunia I (1914-1918), untuk akhirnya ditembak mati oleh regu eksekusi Perancis. Benar tidaknya ada Mata Hari-Mata Hari di Konferensi AA, wallahu a'lam.    

Kritik pers Indonesia bertalian dengan adanya Hospitality Committee menurut Ide Anak Agung Gde Agung dalam bukunya , Twenty Years Indonesia Foreign Policy 1945-1965, istimewa datang dari "surat kabar" Jakarta yang dibaca luas dan populer Indonesia Raya yang editornya adalah wartawan masyhur Mochtar Lubis.

Arsip foto yang menunjukkan kesibukan pelayanan di kantor pos selama KAA berlangsung. (Foto: Museum KAA)
Arsip foto yang menunjukkan kesibukan pelayanan di kantor pos selama KAA berlangsung. (Foto: Museum KAA)
Rasa-rasanya, harus dibedakan antara lady's escort bentukan panitia yang ditugaskan untuk memberi kebutuhan informasi bagi para tamu delegasi bersantai, dengan isu tak sedap adanya "komite keramahan" lain yang menyediakan "kebutuhan khusus pria" di KAA 1955.

Sebab, bisa jadi apa yang menjadi ranah tugas lady's escort adalah seperti yang dikemukakan dan dijalani oleh Popong Otje Djundjunan. Baca wawancara saya dengan Ceu Popong, yang waktu menjadi relawan KAA 1955, baru berusia 18 tahun dan statusnya siswi kelas I SMAN 5 Bandung.

"Tugas Ceu Popong waktu itu adalah untuk menemani si delegasi-delegasi itu sambil menjelaskan makanan ini dibuat dari apa. Waktu itu kegiatannya di Hotel Homann. Malam (hari). Jadi peserta-peserta konferensi, semua kepala-kepala negara kumpul di sana. Untuk itu ada semacam silaturahmi dan diantaranya ada makanan-makanan tradisional, nah itu harus dijelaskan oleh kita. Bajigur misalnya, dibuatnya dari apa," tutur Ceu Popong, politisi Partai Golkar yang juga anggota dewan tertua, ketika saya wawancarai, Jumat, 13 April 2018.

Alat timbang kirim barang dan palu penanda tanggal yang pernah digunakan di kantor pos selama KAA 1955, masih tersimpan apik di Museum KAA, Bandung. (Foto: Gapey Sandy)
Alat timbang kirim barang dan palu penanda tanggal yang pernah digunakan di kantor pos selama KAA 1955, masih tersimpan apik di Museum KAA, Bandung. (Foto: Gapey Sandy)
Begitulah, dibalik hingar-bingar kesuksesan pelaksanaan KAA 1955, terselip rumor tak sedap dari sisi gelap. Namanya juga sisi gelap, ya pasti ... (auk ah) elap.

o o oOo o o

Baca juga tulisan sebelumnya:

Serba-serbi Konferensi Asia-Afrika Pertama, Mulai dari Kamera "Jadul" hingga Bajigur

Cerita Ceu Popong: Dari KAA 1955, Bohongi Presiden Mesir sampai Kekurangan Jokowi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun