Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Warisan "Semangat Bandung" dan Isu Tabu pada KAA 1955

23 April 2018   20:59 Diperbarui: 24 April 2018   08:07 2698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ali Sasroamidjojo (kiri) dan Sir John Kotelawala (tengah). (Foto: asianafricanmuseum.org)

Perdebatan lain yang terjadi adalah format pernyataan tentang kolonialisme. Juga soal ancaman militer yang mengemuka dalam diskusi mengenai pakta pertahanan karena ada beberapa negara yang menandatangani pakta pertahanan seperti The Southeast Asia Treaty Organization (SEATO), dan The Central Treaty Organization (CENTO). 

Jadi ada beberapa negara yang merasa bahwa pakta-pakta pertahanan seperti itu penting apalagi terjadi di masa Perang Dingin yang sangat rentan terjadi perang secara militer. Artinya, pakta-pakta pertahanan itu mempertahankan wilayah kedaulatan negara-negara yang menandatangani. Tetapi, alasan ini justru ditentang oleh India, Burma dan negara-negara lain yang punya pandangan non blok dengan alasan, bahwa pakta-pakta pertahanan tersebut justru memperkeruh dan memicu terjadinya perang.

[Di bukunya, Wildan minimal menyebut empat perdebatan dalam konferensi, yaitu: Mengutuk "Kolonialisme Baru"; Hak Asasi Manusia dan Penentuan Nasib Sendiri; Meledaknya Kotelawala; serta, Koeksistensi dan Perdamaian Dunia]

Ali Sasroamidjojo (kiri) dan Sir John Kotelawala (tengah). (Foto: asianafricanmuseum.org)
Ali Sasroamidjojo (kiri) dan Sir John Kotelawala (tengah). (Foto: asianafricanmuseum.org)
Semangat KAA 1955 di Zaman Now apa masih relevan?

Semangat KAA 1955, menurut perspektif saya pribadi, adalah semangat melawan ketidakadilan di dunia. Melawan ketidakadilan sistem yang diciptakan oleh kekuatan-kekuatan besar di dunia yang merepresi negara-negara yang lebih lemah di zaman itu. Memang sistemnya sekarang sudah berbeda pasca 1991, sudah tidak ada blok Barat dan Timur lagi. 

Pertarungan juga sekarang bukan bersifat bipolar lagi antara blok Barat dengan Timur, tetapi lebih multipolar dengan banyak blok-blok yang lain. Ada blok-blok baru seperti Cina, Rusia dan lain-lain. Tetapi saya menggarisbawahi semangat KAA 1955 yaitu semangat untuk menyuarakan ketidakadilan didalam politik dunia. Itu masih relevan. Karena misalnya sekarang ini, di Timur Tengah baru-baru ini di Suriah, Presiden AS Donald Trump dengan beberapa negara Barat mengintervensi atau menyerang Suriah. 

Ini menurut saya seperti di masa tahun 1950-an, ketika AS dan negara-negara Barat - termasuk Prancis -- melakukan intervensi terhadap Vietnam. Kalau dilihat, pola-polanya seperti berulang.

Sebenarnya sekarang formatnya bukan negara-negara Asia Afrika lagi, karena pasca KAA 1955 sendiri Amerika Latin juga bersatu menjadi negara-negara yang disebut sebagai negara-negara Selatan (Global South). Seharusnya Global South ini juga bisa berkumpul, menyuarakan keprihatinan mereka terhadap masih adanya intervensi dari negara-negara atau kekuatan-kekuatan besar terhadap negara-negara yang lebih lemah. 

Apakah pasca intervensi militer AS bersama negara-negara lain di Timur Tengah lalu negara-negara yang lebih lemah itu menjadi lebih baik? Jawabannya, tidak. 

Kenyataannya Irak masih hancur dan ternyata tidak ditemukan senjata pemusnah massal seperti yang dituduhkan dan menjadi dasar AS di masa Presiden George Bush untuk menyerang Irak. Hal yang sama terjadi juga di Afghanistan, juga Suriah. Jadi, perang bukan merupakan solusi jangka panjang. Kalau bagi AS, perang mungkin adalah solusi jangka pendek untuk melenyapkan musuh-musuh yang mereka anggap tidak demokratis.

Menurut saya, relevansi KAA 1955 masih sangat relevan di zaman now, terutama spiritnya untuk melawan ketidakadilan yang diakibatkan oleh negara-negara yang lebih kuat. Spirit KAA 1955 untuk zaman now masih kuat, meskipun negara-negaranya sekarang geloranya sudah berbeda dibandingkan pada masa tahun 1950-an. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun