Waktu itu dapat honor uang enggak Ceu Popong dari Panitia KAA 1955?
Oh, tidak. Tidak. Jadi artinya itu betul-betul kita mah bukan panitia yang digaji apa, henteu. Karena kita kan masih anak kecil atuh. Jadi tidak termasuk formal panitia. Tidak. Hanya untuk acara itu panitia memerlukan, pan meureun kudu gadis-gadis, atuh lucu kalau nenek-nenek mah. Tidak dilihat cantik atau tidaknya. Cantik oge ari bodoh mah keur naon meureunan. Jadi yang menguasai bahasa Inggris secara aktif - karena kalau kita menguasai secara aktif pasti secara pasif kita kuasai, dan yang sudah biasa berkain kebaya.
Kain kebaya disiapkan panitia atau bawa sendiri, Ceu?
Ehhh, ya tidak mau disiapin mah, atuh geuleuh lurut batur meureunan. Makanya yang sudah biasa berkain kebaya. Artinya yang sudah biasa, kita punya (sendiri). Pakai sanggul, pakai wiron, pakai kebaya. Tapi memang harus gadis. Jangan yang sudah punya suami yang kolot, ari mah teh lucu.
Ceu Popong waktu itu sekolah di SMA Negeri 5 Bandung, kelas I. Waktu itu kelas I, tahun 1955. Tahun 1954 pan lulus dari SMP. Lulus dari SMP, Bahasa Inggris nilainya 10. Jadi kan tentu meureunan jadi pilihan.
Ceu Popong kok bisa pintar Bahasa Inggris?            Â
Eh, atuh kan anak guru. Anak guru atuh saya mah. Dan memang Ceu Popong suka kepada (pelajaran) bahasa. Bener. Dari mulai SMP kelas I kan diajar bahasa Inggris, seneng memang seneng. Ayah Ceu Popong teh guru di SMP teh, guru bahasa Inggris. Kemudian setelah naik ke kelas II, guru bahasanya lain.
Waktu tugas di Hotel Savoy Homann itu sempat ketemu Presiden Soekarno enggak, Ceu?
Oh tidak. Tidak. Karena di Homann tidak ada Soekarno. Yang ada Soekarno adalah di Pakuan, di rumah dinas gubernur. Kita tidak diundang itu mah.