Salah seorang yang terlibat sekaligus saksi sejarah KAA 1955, Popong Otje Djundjunan (80) juga menceritakan hal serupa. Ketika saya wawancara melalui telepon pada Jumat, 20 April 2018 kemarin, politisi Partai Golkar yang menjadi anggota Komisi X DPR ini mengaku, tidak banyak melihat ada banyak keramaian atau kesibukan wartawan di Hotel Savoy Homann. 'Gini jawaban perempuan kelahiran Bandung, 30 Desember 1938 ini:
"Wartawan tidak terlalu ramai di sana (Hotel Savoy Homann - red) mah. Enggak tahu kenapa. Apakah memang tidak diperbolehkan, atau hanya terbatas. Kurang tahu. Tapi Ceu Popong tidak ngobrol sama wartawan waktu itu. Tidak. Tidak ada yang nanya dari pihak wartawan. Tidak ramai. Tidak ngagunduk (berkumpul, berkerumun - red). Enggak ada kok, sepertinya biasa-biasa aja gitu. Apa mungkin karena Ceu Popong tidak memperhatikan. Tapi kalo ngagunduk kan pasti kelihatan kan. Tidak ada yang ngagunduk."
"Tugas Ceu Popong waktu itu adalah untuk menemani si delegasi-delegasi itu sambil menjelaskan makanan ini dibuat dari apa. Waktu itu kegiatannya di Hotel Homann. Malam (hari). Jadi peserta-peserta konferensi, semua kepala-kepala negara kumpul di sana. Untuk itu ada semacam silaturahmi dan diantaranya ada makanan-makanan tradisional, nah itu harus dijelaskan oleh kita. Bajigur misalnya, dibuatnya dari apa."
Memaknai semangat perhelatan KAA 1955, menurut Ceu Popong, adalah hikmah dan berkah yang teramat besar bagi dunia karena membawa spirit bagi bangsa-bangsa untuk merdeka dan melepaskan diri dari kolonialisme, penjajahan. Ini jawaban Eceu yang sudah empat masa periode menjadi anggota DPR:
"Kita harus bangga, tapi tidak boleh sombong, dengan adanya peristiwa KAA (1955), berapa puluh negara yang merdeka. Itu aja yang penting mah. Setelah peristiwa KAA, kan termotivasi itu orang-orang untuk merdeka. Kemudian yang menjajahnya juga kan jadi malu sendiri atuh. Akhirnya berapa negara yang jadi merdeka, apalagi di Afrika. Mangga."
"Kita harus bisa bangga, bahwa dengan adanya KAA yang notabene adalah - nah Ceu Popong rek sombong ieu - di kota kelahiran Ceu Popong. Ya pan, Ceu Popong mah kelahiran Bandung. Dari mulai dilahirkan sampai melahirkan atuh di Bandung. Jadi ada kebanggaan tersendiri.
Ceu Popong sebagai anggota DPR tugas keliling kemana-mana, kalau dalam memperkenalkan diri, kan harus memperkenalkan diri sebagai anggota delegasi, namanya siapa, partai apa, fraksi apa dan Dapilnya mana. Nah, Ceu Popong kan selalu mengatakan Dapil Bandung. Mereka bilang: "Waahhh .., Bandung." Kan itu satu kebanggaan. Jadi karena, Bandung sudah merupakan kota yang sangat dikenal di seluruh dunia terutama setelah KAA, gitu. Nah ini harus jadi kebanggaan atuh untuk orang Indonesia teh. Tapi dengan catatan, buktikan bahwa Indonesia itu ada dan baik."