Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mampir ke Rumah Kelahiran Haji Agus Salim di Koto Gadang

9 April 2018   22:27 Diperbarui: 11 April 2018   03:46 5113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pintu kayu dan lubang angin pada tiap pintu di rumah kelahiran H Agus Salim di Koto Gadang. (Foto: Gapey Sandy)

Berkunjung ke rumah kelahiran H Agus Salim membawa kesan mendalam tersendiri bagi saya. Rumah kayu dengan cat berwarna biru telor asin ini memang kontras dengan lingkungannya. Di sekitar rumah tempat kelahiran H Agus Salim ini, suasananya masih menghijau banget. 

Banyak pepohonan rindang, sawah yang hijau menghampar berpadu dengan nuansa pebukitan yang memanjakan mata memandang. Sebelum sampai ke halaman depan rumah Menteri Luar Negeri RI pertama ini, saya melewati terlebih dahulu Rumah Bagonjong dengan dominasi cat warna merah bata. Rumah adat Minangkabau ini merupakan balai adat pertemuan warga.

Sore menjelang azan Maghrib di awal Maret 2018 kemarin, suasana sekitar rumah kelahiran H Agus Salim kelihatan sepi sekali. Tak kelihatan seorang pun warga sekitar. Langkah kaki saya di jalanan yang keras tapi berbatu kerikil ini langsung disambut gonggongan anjing piaraan milik warga. 

Sudah umum, warga memelihara anjing untuk keperluan menjaga rumah juga kebun. Langkah kaki saya terus melangkah dengan yakin. Saya berpikir positif, anjing penjaga ini tidak akan mengejar apalagi menggigit. Toh benar juga. Lama kelamaan gonggongan anjing berhenti.

Untuk sampai ke rumah kelahiran H Agus Salim di Nagari Koto Gadang, Bukittinggi, Sumatera Barat ini gampang sekali. Kebetulan waktu itu saya berangkat dari salah satu hotel yang ada di dekat Jam Gadang, Pasar Benteng Atas. Enggak sampai setengah jam perjalanan, sudah sampai di lokasi.

Pengunjung duduk di tangga masuk ke rumah kelahiran H Agus Salim. (Foto: Gapey Sandy)
Pengunjung duduk di tangga masuk ke rumah kelahiran H Agus Salim. (Foto: Gapey Sandy)
Perjalanan dari Jam Gadang ke Koto Gadang melewati Ngarai Sianok yang indah. (Foto: Gapey Sandy)
Perjalanan dari Jam Gadang ke Koto Gadang melewati Ngarai Sianok yang indah. (Foto: Gapey Sandy)
Pernah juga saya naik "ojol" alias ojek online dari hotel yang sama menuju ke Yayasan Amai Setia di Koto Gadang juga - yang jaraknya hanya kira-kira 1 km dari rumah kelahiran H Agus Salim. Tarif GoPay-nya cuma Rp 8.000. Rute perjalanan yang saya lewati, asli hebring banget! Karena melewati kawasan tembusan luar mulut Goa Jepang - yang lubang masuknya dari kawasan wisata "Panorama dan Lobang Jepang" di sebelah atas, serta jalanan yang menurun kemudian mendaki lagi lembah Ngarai Sianok.

[Rute: Dari Jam Gadang di Benteng Pasar Atas menuju ke rumah kelahiran H Agus Salim, lintasan rute yang saya lewati adalah: Jalan Istana - Jalan Panorama - Jalan Binuang (yang melintasi Ngarai Sianok, dan ketika di sebelah kanan ada rumah makan lesehan Purnama Indah, belok kiri, menanjak ke atas ngarai) - ikuti terus jalan menuju Jalan Moh Nazif sampai ketemu persimpangan jalan atau Masjid Tapi Nurul Iman, Koto Gadang - lalu ikuti Jalan H Agus Salim]  

Memang, pada saat melintasi bawah Ngarai Sianok suasana cukup ramai dengan keberadaan sejumlah restoran yang banyak menawarkan menu favorit Itiak Lado Mudo. Tapi, begitu perjalanan mulai lagi mendaki lembah Ngarai Sianok, suasananya sedikit mirip seperti sedang melintasi hutan lindung. Kiri kanan pepohonan lumayan besar dengan semak yang lebat.

Ngarai Sianok difoto dari kawasan wisata Panorama. (Foto: Gapey Sandy)
Ngarai Sianok difoto dari kawasan wisata Panorama. (Foto: Gapey Sandy)
Rute menuju rumah kelahiran H Agus Salim di Koto Gadang dari arah Jam Gadang di Benteng Pasar Atas dengan melintasi Jalan Binuang. (Sumber: Google Maps)
Rute menuju rumah kelahiran H Agus Salim di Koto Gadang dari arah Jam Gadang di Benteng Pasar Atas dengan melintasi Jalan Binuang. (Sumber: Google Maps)
Bukan cuma saya yang terpesona dengan alam sekitar Ngarai Sianok nan eksotis. Drs Mukayat dalam bukunya "Haji Agus Salim -- The Grand Old Man of Indonesia" (1985) pernah menulis:

Di Indonesia banyak tempat yang indah dan menarik. Salah satu diantaranya ialah keindahan alam Minangkabau, di wilayah ini terdapat sebuah lembah yang terkenal dengan nama Ngarai Sianok, yaitu sebuah ngarai yang indah dengan hawanya yang sejuk nyaman.

Sementara itu, dalam Seri Buku Saku TEMPO: Bapak Bangsa berjudul "Agus Salim -- Diplomat Jenaka Penopang Republik" yang diterbitkan atas kerja sama Majalah Tempo dengan Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) tertulis:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun