Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

"Saribu Rumah Gadang", Pesona Peradaban Nenek Moyang

6 Maret 2018   16:04 Diperbarui: 9 April 2018   08:02 7005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jelang malam, temaramnya membuat foto di rumah gadang makin eksotis. Rumah gadang milik kaum Suku Malayu Buah Anau (Datuak Lelo Panjang) di Kawasan Saribu Rumah Gadang, Solsel. (Foto: Gapey Sandy)

Rumah Gadang Istano Daulad Yang Dipertuan Bagindo Sultan Besar Tuanku Rajo Disambah. (Foto: Gapey Sandy)
Rumah Gadang Istano Daulad Yang Dipertuan Bagindo Sultan Besar Tuanku Rajo Disambah. (Foto: Gapey Sandy)
Penulis di halaman depan Rumah Gadang Istano Daulad Yang Dipertuan Bagindo Sultan Besar Tuanku Rajo Disambah. (Foto: Gapey Sandy)
Penulis di halaman depan Rumah Gadang Istano Daulad Yang Dipertuan Bagindo Sultan Besar Tuanku Rajo Disambah. (Foto: Gapey Sandy)
Sebut saja misalnya, 2 rumah gadang yang sempat saya kunjungi, yakni:

Satu, Rumah Gadang Istano Daulad Yang Dipertuan Bagindo Sultan Besar Tuanku Rajo Disambah. Lokasinya ada di Pasir Talang, Sungai Pagu atau 5 km (10 menit menggunakan mobil) dari Kawasan SRG ke arah Selatan. 

Berdasarkan informasi yang terpampang di halaman depan - bersebelahan dengan 3 makam yang ada -, Istano Daulad dipimpin oleh Raja pertama yaitu Inyiak Syamsudin Sadewano Bagombak Putiah Bajangguik Merah. Istano ini membawahi Suku Kaum Malayu secara spesifik dan semua suku yang ada di Sungai Pagu secara umum. Berdirinya diperkirakan pada rentang tahun 1636 - 1642 Masehi.

Pada saat Gunung Krakatau meletus di tahun 1883, Istano Daulad ini sempat runtuh, untuk kemudian dibangun kembali. Tetapi, pada 1942 - ketika masa kepemimpinan Daulad yang ke-7 yakni Abdul Latief -, rumah gadang ini kembali runtuh akibat guncangan gempa bumi.

Selanjutnya, pada 1 Agustus 1956, Istano Daulad dipindahkan ke Pasir Talang dengan alasan keluarga Daulad di Kampung Malayu tidak berkembang alias punah. Ketika saya dipersilakan masuk ke rumah gadang ini oleh pewaris sekaligus penghuninya yaitu Puti Dewi Retna, ada banyak dijumpai peninggalan-peninggalan bersejarah mulai dari Inyiak Syamsudin Sadewano sampai Zulkarnaen. Diantaranya yang paling nampak jelas adalah alat-alat musik tradisional Minangkabau yang tersimpan apik dan rapi dalam almari kaca.

Puti Dewi Retna, pewaris dan pemilik Rumah Gadang Istano Daulad Yang Dipertuan Bagindo Sultan Besar Tuanku Rajo Disambah. (Foto: Gapey Sandy)
Puti Dewi Retna, pewaris dan pemilik Rumah Gadang Istano Daulad Yang Dipertuan Bagindo Sultan Besar Tuanku Rajo Disambah. (Foto: Gapey Sandy)
Harta pusaka peninggalan bersejarah di Rumah Gadang Istano Daulad Yang Dipertuan Bagindo Sultan Besar Tuanku Rajo Disambah. (Foto: Gapey Sandy)
Harta pusaka peninggalan bersejarah di Rumah Gadang Istano Daulad Yang Dipertuan Bagindo Sultan Besar Tuanku Rajo Disambah. (Foto: Gapey Sandy)
Selain, ada juga Payuang Sakaki dan Tombak Sabatang, Ikek Kuniang Mangkuto Daulad, Gendang Nobat, Gendang Puluik-Puluik, Gendang Duo Nan Salabuan dengan Pupuik Saruni, Aguang Gadang dengan Talempongnya, dan Tabuah Larangan bernama Tabuah Gagar Alam.

Oh ya, ketika saya sowan ke rumah gadang ini, salah satu yang membuat kagum adalah ukiran kayu yang menghias bagian luar sisi depan. Bukan saja ukiran kayunya yang detil dan berselera seni tinggi, tetapi juga warna-warninya yang padu padan dan masih sangat terpelihara. Kebanyakan warna yang dipakai adalah hitam, coklat tua, kuning keemasan, biru muda, hijau muda, juga putih.

Dalam buku "Ragam Rumah Adat Minangkabau : Falsafah, Pembangunan dan Kegunaan" karya Ir Hasmurdi Hasan, disebutkan tentang ragam ukiran. Bangunan rumah adat Minangkabau memiliki ukiran yang bamego-mego. Selain sebagai hiasan untuk menambah keindangan, ukiran juga menunjukkan status ekonomi si pemilik yang berasal dari golongan kaum berada. Akan tetapi tidak menggambarkan martabat sosial dalam strata pemerintahan adat Minangkabau.

Ukiran rumah adat Minangkabau kaya akan variasi bentuk dan merupakan seni ukir yang dinamis serta dapat mengikuti perkembangan zaman. Motif-motif ukiran banyak diadopsi dari bentuk-bentuk yang terdapat di alam berupa flora, fauna, peralatan sehari-hari dan makanan. Hal ini sesuai dengan falsafah hidup orang Minangkabau, yaitu Bintang di langik kapadoman, Alam takambang jadi guru.

Ukiran yang luar biasa mengagumkan di Rumah Gadang Istano Daulad Yang Dipertuan Bagindo Sultan Besar Tuanku Rajo Disambah. (Foto: Gapey Sandy)
Ukiran yang luar biasa mengagumkan di Rumah Gadang Istano Daulad Yang Dipertuan Bagindo Sultan Besar Tuanku Rajo Disambah. (Foto: Gapey Sandy)
Ukiran Itiak Pulang Patang di Rumah Gadang Istano Daulad Yang Dipertuan Bagindo Sultan Besar Tuanku Rajo Disambah. (Foto: Gapey Sandy)
Ukiran Itiak Pulang Patang di Rumah Gadang Istano Daulad Yang Dipertuan Bagindo Sultan Besar Tuanku Rajo Disambah. (Foto: Gapey Sandy)
Salah satu motif ukiran yang ada di Rumah Gadang Istano Daulad Yang Dipertuan Bagindo Sultan Besar Tuanku Rajo Disambah ini adalah Ukiran Itiak Pulang Patang, yang melambangkan kekompakan, seiring tak bertukar jalan.

Dua, Rumah Gadang Istano Rajo Daulat Yang Dipertuan Tuanku Rajo Bagindo Raja Adat Alam Surambi Sungai Pagu, Pucuk Pimpinan Kampai Nan Duo Puluah Ampek, Balun. Lokasinya ada di Jorong Balun, Kecamatan Koto Tarik Gadang. Atau, kalau dari Kawasan SRG Koto Baru sekitar 12 km (19 menit mengendarai mobil) ke arah Utara. Dahulunya, rumah gadang ini merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Alam Surambi Sungai Pagu dengan rajanya Tuanku Rajo Balun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun