Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Jurus Selamat Tampil di "Kursi Panas" MataNajwa (2)

10 Februari 2018   18:52 Diperbarui: 10 Februari 2018   19:04 1712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ignasiun Jonan, Menteri Perhubungan di acara MataNajwa episode Jurus Jonan. (Foto: metrotvnews.com)


Di MataNajwa, bila Nana mulai menahan pandangan ke arah mata narasumber, seolah hal ini menunjukkan bahwa ia tengah fokus dan menanti jawaban. Padahal hati-hati aja, ini tidak sepenuhnya demikian. Nana itu sebenarnya sudah tahu (arah) jawaban narasumbernya. Nana justru malah sudah menyiapkan pertanyaan balon yang lebih tajam, juga rencana yang lebih komplit untuk membenturkan opini, menayangkan rekam jejak dan sebagainya.

Jadi, waspadalah kalau menatap mata Nana!

BroadcasterTheo Stokkink dalam buku Penyiar Radio Profesional menerangkan, kontak mata adalah juga sarana yang paling sering digunakan untuk mengendalikan waktu, memberi tanda akan ada pertanyaan berikutnya.

Lima, tanggung ya, jangan cuma mata deh, sekalian saja kenali body language Nana. Ada empat hal yang gampang dipelajari. Contoh:

  • Hati-hati, kalau Nana sudah menundukkan badan dan merendahkan kepala tapi wajahnya tetap mengarah ke Anda, artinya ia sedang serius dan siap mencecar Anda lebih tajam lagi. Menurut Dewi Eskawati, bahasa tubuh Nana yang seperti ini berarti gerakan yang tertarik terhadap sesuatu. Selain itu, mencondongkan diri ke arah lawan bicara berdampak pada persepsi merasa diperhatikan.
  • Kalau Nana sudah menaruh tangannya di dagu, bisa jadi itu pertanda Nana mulai bosan, sehingga sebenarnya narasumber keluar sebagai "pemenang" atau pengendali. Tapi, bisa jadi juga, itu menjadi perlambang bahwa Nana mengulur narasumber untuk terus menyampaikan jawabannya, untuk kemudian dicari "titik lemah" sehingga jadi celah mengajukan pertanyaan berikut yang lebih menohok.
  • Kalau Nana sudah seolah menunjukkan pulpennya ke arah narasumber, artinya ia tengah dalam kondisi (siap) melakukan agresi atau menyerang.
  • Tawa Nana, belum tentu sepenuhnya berarti ia senang dengan jawaban narasumber. Bisa juga malah menunjukkan Nana sedang nyinyir terhadap jawaban narasumber.

Kalau sudah merendahkan badannya dan menyorongkannya ke arah narasumber pertanda Najwa Shihab siap atau sedang menyerang. (Foto: metrotvnews.com)
Kalau sudah merendahkan badannya dan menyorongkannya ke arah narasumber pertanda Najwa Shihab siap atau sedang menyerang. (Foto: metrotvnews.com)
Enam, perlu juga melakukan negosiasi kepada Nana maupun tim MataNajwa. Apalagi misalnya, kalau narasumber bukan seorang pembuat kebijakan. Negosiasi ini misalnya, sebelum acara dimulai atau jauh-jauh hari, calon narasumber harus tegas berpesan agar Nana jangan mengajukan pertanyaan A, B, C, kalau memang narasumber emoh ditanya masalah A, B, C. Kalau pada saat talkshow Nana "ingkar janji" dan tetap mengajukan pertanyaan tentang A, B atau C, maka narasumber harus tegas menolak untuk menjawab dengan alasan yang kuat dan disampaikan kepada Nana juga.  

Tujuh, minta terlebih dahulu daftar pertanyaan yang akan diajukan oleh Nana. Meskipun jurnalis pemula sekalipun, pasti akan sudah diajarkan untuk jangan pernah sekali-kali memberikan seluruh kertas daftar pertanyaan kepada narasumbernya. Tapi narasumber punya hak untuk meminta daftar pertanyaan yang akan diajukan.

Najwa Shihab memaparkan lima jurus ngeles politisi. (Foto: Youtube Najwa Shihab)
Najwa Shihab memaparkan lima jurus ngeles politisi. (Foto: Youtube Najwa Shihab)
Delapan, praktikkan 5 jurus ngeles politisi ketika diwawancarai yang justru "disarankan" oleh Nana sendiri.

Lima jurus ngeles itu adalah:

  • Cuekin pertanyaan sama sekali. Mau ditanya apa, jawabannya suka-suka.
  • Acknowledge pertanyaan, tapi tidak menjawab pertanyaan.
  • Nyerang balik pertanyaannya.
  • Menolak menjawab dan mengalihkan perhatian.
  • Menjawab pertanyaan dengan menyerang lawan politik


Dalam konteks nomor 4 atau menolak menjawab dan mengalihkan perhatian, Nana pernah punya pengalaman dicuekin Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah.

Waktu itu, Nana bertanya: "Bang Fahri, argumen. Bagaimana bisa menjelaskan argumen bahwa hak angket ini justru mungkin akan bisa menguatkan KPK?"

Apa yang terjadi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun