Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Jurus Selamat Tampil di "Kursi Panas" MataNajwa (2)

10 Februari 2018   18:52 Diperbarui: 10 Februari 2018   19:04 1712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para penggemar logika sering menyinggung istilah "premis" dan "kesimpulan". Premis adalah fakta yang menjadi landasan bagi penarikan kesimpulan secara logis. Contohnya kalimat: "Saya menyukai film-film laga, maka tidak heran jika saya menyukai film-film James Bond."

Dalam pernyataan ini, premisnya adalah "saya menyukai film-film laga" dan kesimpulan logisnya adalah "saya menyukai film-film James Bond".

Argumentasi yang baik bukanlah sekadar menuangkan isi pikiran, melainkan juga memberikan serangkaian alasan untuk mendukungnya. Argumentasi yang buruk adalah perbincangan dengan hanya mengulang-ulang pendapat yang sama. (hal. 2-3)

Anies Baswedan ketika tampil di MataNajwa episode 100 Hari Anies-Sandi. (Foto: Youtube Najwa Shihab)
Anies Baswedan ketika tampil di MataNajwa episode 100 Hari Anies-Sandi. (Foto: Youtube Najwa Shihab)
Anies Baswedan melakukan hal ini. Cermati saja contoh kalimat jawabannya kepada Nana ketika ditanya soal bagaimana cara ampuh mengatur becak supaya tidak melanggar aturan:

Nana:"Pak Gubernur, adakah cara-cara yang lebih ampuh untuk mengatasi prediksi pelanggaran yang akan timbul seperti tadi yang disebutkan oleh Bang Yos?"

Anies:"Pertama, jangan kita ini pandangannya seperti priyayi dan ningrat. Seakan-akan yang punya naluri melanggar cuma rakyat kecil. Yang membuat Jakarta masuk New York Times, jadi perhatian dunia karena tanahnya turun. Kenapa? Karena gedung-gedung besar menyedot air dari dalam tanah. Mereka bukan miskin. Mereka amat kaya. Artinya, yang memiliki naluri melanggar itu banyak sekali. Karenanya perlu diatur, dan itu ..." (Dipotong Nana)

Nana: "Pertanyaannya kemudian, adakah cara yang lebih ampuh untuk mengatur itu, Mas Anies?"

Anies:"Kenapa kita perlu menata? Pertama, saya ingin ingatkan, kita hidup di tahun 2018. Di tahun 2018 ini, malah kalau ditanya, apa sih kendaraan yang paling banyak dipakai, ojek. Baik itu ojek pangkalan maupun ojek online. Jadi ketika kemudian kita masih melihat masalah becak dulu, yaitu di tahun itu belum ada kendaraan, kalau misalnya kita di Pramuka mau ke Thamrin, masih bisa naik becak. Hari ini, ya naik ojek." (Nana menyela lagi)

Begitulah gaya Anies melakukan "premis" dan "kesimpulan". Bikin Nana geregetan dan semakin agresif menyerang. Makanya, perlu keteguhan sikap dan penampilan yang tenang manakala duduk di kursi panas MataNajwa dan narasumber hendak mempraktikkan jawaban menggunakan metode "premis" dan "kesimpulan" kepada Nana.  


Empat, jangan terus-terussan menatap balik kedua mata Najwa, tapi lihatlah saja misalnya ujung rambut atasnya, dahinya, meja tempat dialog, atau gelas yang tersedia di atas meja dialog. Ini dipraktikkan Ignasiun Jonan dalam MataNajwa episode Jurus Jonan. Hasilnya? Ketika Nana menyorongkan tubuh ke depan pertanda ingin berusaha mengorek jawaban maupun keterangan, Jonan tetap tenang menjawab dengan sesekali hanya jawaban pendek, bahkan sempat dua kali Jonan "mengajarkan" Nana soal pertanyaan-pertanyaan yang seharusnya lebih tepat untuk dilontarkan. [Lucu ya, Nana "diajari" menentukan pilihan pertanyaan oleh Jonan. Pewawancara 'kok malah balik diwawancarai jadinya, heheheheee ...]

Tatapan mata, seperti dituturkan Dewi Eskawati dalam bukunya 2 Menit Membaca Bahasa Tubuh Orang Lain, menunjukkan adanya ketertarikan seseorang. Apabila seseorang sedang tertarik, maka tatapannya akan tertahan untuk waktu yang lebih lama dari biasanya ke arah sesuatu yang membuatnya tertarik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun