Seperti dimuat gaikindo.or.id, regulasi tersebut diharapkan mampu menciptakan pasar yang terintegrasi sekaligus mengurangi hambatan teknis untuk perdagangan di sektor otomotif melalui harmonisasi persyaratan teknis. Selain itu, untuk memfasilitasi negosiasi dalam perjanjian bersama antara anggota ASEAN dengan negara-negara lain demi mendapatkan pengakuan atas hasil penilaian kesesuaian.
Kerjasama kawasan ini jelas strategis, karena mengutip data ASEAN Automotive Federation (AAF), selama Januari - Juni 2017, total produksi mobil se-ASEAN mencapai 1,97 juta unit. Sedangkan, total penjualan mobil sepanjang semester I 2017 mencapai 1,61 juta unit. Jumlah ini meningkat sekitar 5,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 1,53 juta unit.
Dukungan dari Pelaku Industri Otomotif
Dukungan terhadap langkah Pemerintah untuk memberlakukan penerapan standar emisi Euro4 pada 2018 datang dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). "BBM dengan kualitas di bawah Euro4 akan membuat mobil rusak dan sulit diperbaiki. Jadi jangan sampai ada orang nakal menggunakan bahan bakar tak sesuai spesifiaksi. Selain merusak mobil, BBM di bawah Euro4 juga menciptakan polusi yang merusak kesehatan manusia," kata Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara.
Akan tetapi, Gaikindo mengingatkan, bahwa regulasi tadi sekaligus mendorong beberapa pemangku kepentingan (stakeholder)untuk memastikan ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) dengan spesifikasi yang memenuhi standar emisi Euro4 - Research Octane Number (RON) 92 ke atas untuk jenis bensin, dan kandungan belerang (sulfur) di bawah 50 par per million (ppm). Penyediaan BBM dengan kualitas standar emisi Euro4 begitu urgent mengingat dampaknya secara teknis sangat sensitif.
Menjawab harapan tentang kepastian penyediaan BBM dengan spesifikasi standar emisi Euro4, Pertamina sendiri sadar bahwa, membangun kilang membutuhkan biaya investasi besar, teknologi tinggi, dan yang pasti tidak seperti membangun candi dalam dongeng yang semalam saja pun bisa rampung. Tidak!
Dalam kaitan menunaikan dua tugasnya itulah, Pertamina kini terus mempersiapkan lima kilangnya untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan bahan bakar berkualitas tinggi. Kilang-kilang tersebut adalah:
Refinery Development Masterplan Program(RDMP) Balikpapan tahap 1 dan 2, yang akan menghasilkan kualitas bahan bakar Euro5. Target penyelesaiannya untuk tahap 1 pada 2021, dan tahap 2 pada 2025 mendatang.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!