@Fadelrohman :Mbak Nana itu bukan motong omongan, dia ngelurusin konteks. Jawabannya muter terus.
o o o O o o o
Percayalah, seprofesional apapun pewawancara, pasti tak akan mampu memuaskan semua penontonnya. Apalagi, kondisi ini "diperburuk" dengan sosok narasumber yang memang punya lover sekaligus hater. Dengan kata lain, andai Nana melakukan tugasnya dengan baik sekalipun, pasti pro dan kontra, puas dan tidak puas, tetap akan muncul.
Pertama, Nana cukup menguasai 4 topik permasalahan yang dibahas, yaitu penataan Tanah Abang, rencana pelegalan becak, rumah DP Rp 0, dan penolakan reklamasi Pantura Jakarta.
Khusus untuk masalah sengakrut Tanah Abang, ingat lho, dua hari sebelum tayang, Nana dan Anies Baswedan menyambangi Tanah Abang secara barengan.
Bahkan jauh sebelum itu, Nana bersama Tim Buka Mata juga menayangkan video berjudul Uang Haram Trotoar Tanah Abang melalui YouTube. Dalam penelusuran investigatif tersebut, Nana bersama timnya menemukan fakta terang benderang. Yaitu, praktik jual beli trotoar ilegal untuk lapak PKL. Kamera Tim Buka Mata bahkan merekam aksi para preman di trotoar Tanah Abang.Â
Setiap satu meter persegi trotoar dijual seharga Rp 1 juta hingga 2 juta. Dari trotoar sepanjang 950 meter dari Jalan Raya Jatibaru hingga Jalan Kebon Jati ini, per bulan sekitar Rp 1,4 miliar mampu diraup dari jual beli ilegal trotoar. Rupiah yang dibayarkan ini, istilahnya untuk uang 'pemutihan', disetor setiap bulan.
Maka, wajar dan masuk akal kalau Nana mencecar begitu gigih dan agresif kepada Anies Baswedan terkait topik ini.