Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Macao, Surga Wisata Paduan Timur dan Barat yang "Intagrammable"

24 Desember 2017   15:39 Diperbarui: 24 Desember 2017   16:27 1158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Senado Square di Macao pada siang hari. (Foto: jrrny.com)

Destinasi wisata yang kurang aksesibel bagi pelancong untuk mengunggah dan membagikan foto-fotonya melalui media sosial, utamanya Instagram, jangan harap banyak raup devisa. Mengapa? Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, sebanyak 70% pelaku wisata, saat ini gemar search and share menggunakan media digital yang 4 kali lebih efektif dibanding media konvensional.

"Pariwisata harus differentiating menjadi destinasi digital. Pelaku wisata semakin kreatif sehingga destinasi wisata harus instagrammable. Pikirkan obyek gambar sehingga pelancong nyaman berfoto dan mengunggah ke media sosialnya untuk banyak dapat like, comment, repost dan share," ujar Arief Yahya sambil menyerukan Go Digital.

Nah, salah satu destinasi wisata yang instagrammable di dunia adalah Macao.

Ruins of St. Pauls, sisa fasad dari gereja yang terbakar hebat menjadi destinasi wisata favorit di Macao. (Foto: thousandwonders.net).
Ruins of St. Pauls, sisa fasad dari gereja yang terbakar hebat menjadi destinasi wisata favorit di Macao. (Foto: thousandwonders.net).
Salah satu sudut Ruins of St. Pauls, sisa fasad gereja yang terbakar hebat menjadi destinasi wisata favorit di Macao bahkan termasuk Daftar Warisan Heritage Dunia. (Foto: panduanwisata.id)
Salah satu sudut Ruins of St. Pauls, sisa fasad gereja yang terbakar hebat menjadi destinasi wisata favorit di Macao bahkan termasuk Daftar Warisan Heritage Dunia. (Foto: panduanwisata.id)
Ada di Asia Timur, Macao hanya berjarak 60 km dari HongKong, 145 km dari Guangzhou dan China daratan. Terbagi menjadi 4 wilayah: Macao Peninsula, Cotai Strip, Taipa dan Coloane. Dalam sejarahnya, Macao pernah dijajah Portugis pada 1557. Ketika itulah banyak didirikan benteng-benteng pertahanan, bangunan bergaya Eropa klasik juga gereja Katholik. Sisa-sisa arsitektur dan kejayaan Portugis inilah yang bukan cuma jadi destinasi favorit, tapi juga instagrammable banget.

Selain menampilkan sebagian wajah Eropa, Macao - yang dikembalikan kepada RRC pada 1999  dan menjadi Special Administrative Region (SAR) - tetap menjadi bagian dari Tiongkok sehingga seni dan budaya Asia pun begitu full of harmony dengan wajah Eropa tadi. Perpaduan East dan West ini jadi keunikan Macao sehingga membuat daya pikat wisatanya untuk difoto, di-posting dan di-share ke media sosial termasuk Instagram.

Macao dan industri pariwisatanya juga sudah mumpuni untuk bidang teknologi digital. Jadi, kalau Menteri Pariwisata Arief Yahya menyerukan Go Digital dalam bentuk differentiating supaya jadi destinasi digital, maka Macao adalah contoh suksesnya. Antara lain dengan aplikasi mobile online yang bisa diunduh seperti "What's On Macao", "Step Out Macao" dan "Experience Macao". Aplikasi ini memudahkan pelancong mengenal atraksi baru, highlight terkini dari banyak event, festival, show hingga pergelaran khusus.

WIsata di Macao itu Instagrammable, ini buktinya. (Foto: visit.macau)
WIsata di Macao itu Instagrammable, ini buktinya. (Foto: visit.macau)
Uuups ... sebentar deh, waktu saya buka situs Macao Government Tourism Office - Indonesia, tercantum suhu udara di Macao 21 derajat Celsius dengan kelembaban 56%. Artinya, suhu udara ini sedikit lebih hangat dibandingkan dengan suhu di Puncak Pass, Bogor, Jawa Barat yang pada saat bersamaan adalah 20 derajat Celsius. Sedangkan dari sisi waktu, penyesuaian juga mudah dilakukan karena tinggal memutar jarum arloji menjadi dua jam lebih cepat dari Waktu Indonesia Barat.

Informasi suhu udara di Macao so pasti bermanfaat. Karena, bagi kita di Indonesia yang berjarak 4 - 5 jam perjalanan terbang, pasti akan cukup mudah beradaptasi dengan iklim. Yaiyalah, Macao itu kan juga masih kawasan Asia? Oh bukan begitu, Macao punya 4 musim yang harus diantisipasi para pelancong. Pada Juni sampai Agustus misalnya, Macao mengalami musim panas. Lalu September - November (musim gugur), dan saat ini pada Desember - Februari (musim dingin). Sedangkan Maret - Mei adalah musim semi.

Macao itu tidak terlalu luas, cuma 115.3 km2. Atau, lebih kecil dibandingkan Kota Tangerang Selatan yang 147.2 km2. Tapi, jangan pernah berpikir bahwa pelancong akan bisa menikmati seluruh destinasi Macao dalam satu hari satu malam misalnya. Tidak bisa sama sekali. Mengapa? Ya, karena ada begitu banyak tempat tamasya yang ada di pulau dengan dua bahasa, Mandarin dan Inggris ini.

WIsata di Macao itu Instagrammable, ini buktinya. (Foto: visit.macau)
WIsata di Macao itu Instagrammable, ini buktinya. (Foto: visit.macau)
Untuk bisa mengunjungi setiap destinasi wisata di Macao, jalan kaki memang lebih enjoy. Jangan khawatir, antar destinasi wisata berdekatan kok. "Macao terkenal sebagai walk in tour, makanya pilih sepatu yang ternyaman di kaki. Inilah enaknya Macao, antar destinasi wisata saling berdekatan sehingga mudah eksplorasinya. Infrastruktur telekomunikasi sangat mendukung bagi wisatawan," ujar Devi Sari dari Macao Government Tourism Office - Indonesia dalam acara Kompasiana Nangkring bertajuk Wonderful Macao Express Your Own Style, 9 Desember di Jakarta.

Minimal, ada 8 opsi wisata di Macao:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun